Desain Kejiwaan Yang Sempurna

By: Prof. Dr. Achmad Mubarok MA

Dari al Qur’an surat as Syams dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki desain 
kejiwaan yang sempurna, memiliki potensi untuk memahami kebaikan dan kejahatan, 
bisa ditingkatkan kualitasnya menjadi suci dan dapat tercemar sehingga menjadi 
kotor.

artinya : dan (demi) jiwa serta penyempurnaan (ciptaan Nya), maka Allah 
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.Sesungguhnya 
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang 
yang mengotorinya. (Q/91:7-10).

Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Tuhan menciptakan jiwa manusia sebagai 
sesuatu yang sempurna. Kata wa pada wa nafsin adalah bentuk qasam . Dalam al 
Qur’an, kata yang dijadikan sumpah Tuhan (yang didahului wawu qasam), seperti 
was syamsi, wad dluha, wal `ashri menunjuk pada sesuatu yang mengandung arti 
dahsyat, hebat atau rumit. Kalimat wa nafsin menunjuk bahwa nafs itu sesuatu 
yang memiliki kualitas hebat, dahsyat, rumit dan sempurna. Apalagi kalimat 
berikutnya, yakni wama sawwaha secara tegas menyebut kesempurnaan dari jiwa itu.

Wujud kesempurnaan jiwa itu antara lain diberinya potensi (ilham) untuk 
memahami perilaku (nilai-nilai) buruk dan membedakannya dengan perilaku takwa 
atau perilaku baik. Semua manusia pada desain awalnya dipersiapkan untuk mampu 
membedakan yang buruk dari yang baik, tetapi apakah potensi itu akan menjadi 
aktual atau tidak masih bergantung pada proses berikutnya. Dalam hadis Nabi 
disebutkan bahwa setiap bayi yang lahir, ia lahir dalam keadaan fitrah (jiwanya 
dalam keadaan memiliki potensi universal, dan bersih dari dosa warisan), kedua 
orang tuanya (lingkungan hidup)lah yang selanjutnya akan berperan mengaktualkan 
potensi fitrah itu menjadi Yahudi, Nasrani, Majusi atau yang lainnya.

Jika seekor kuda dilahirkan langsung bisa berdiri dan sebentar kemudian sudah 
bisa berlari, maka potensi fitrah manusia baru bisa beraktual jika 
fungsi-fungsi kejiwaan yang lain dan fisiknya mencapai kesempurnaan. Bayi 
manusia secara berangsur-angsur dari bisa menangis dan menyusu ke bisa ngoceh, 
merangkak, duduk, berdiri, berlari, berbicara, menghitung, berimajinasi, 
berfikir logis, merenung, berfilsafat dan seterusnya, dalam waktu yang relatip 
panjang. Jika potensi anak kuda berhenti pada kemampuan lari kencang, maka 
aktualisasi potensi kejiwaan manusia berkembanag sangat luas seakan hampir tak 
berbatas.


Dalam ayat 9 surat as Syams tersebut diatas disebutkan bahwa secara fitri Allah 
mengilhamkan kepada jiwa manusia pengetahuan tentang keburukan (fujur) dan 
kebaikan (taqwa). Mengapa dalam ayat tersebut keburukan (fujur) disebutkan 
lebih dahulu, baru kebaikan (taqwa), bukanlah sekedar penyebutan, tetapi 
mengandung makna bahwa jiwa manusia lebih mudah mengenali keburukan dibanding 
kebaikan. Secara fitri, manusia akan langsung mempersepsi keburukan sebagai 
keburukan, karena keburukan berseberangan dengan fitrah dasar manusia sebagai 
makhluk yang baik. Manurut al Qur’an manusia juga secara psikologis lebih mudah 
mengerjakan kebaikan, karena sesuai dengan desain fitrahnya (laha ma kasabat), 
sedangkan untuk berbuat jahat manusia harus “berjuang” melawan suara hatinya, 
suara nuraninya, sehingga terasa berat (wa `alaiha ma iktasabat). Kalimat 
kasabat dan iktasabat dalam bahasa Arab mengandung arti dasar yang sama, tetapi 
kasabat mengandung arti mudah
 mengerjakanya dan iktasabat mengandung arti susah mengerjakannya (Q/2:286).

Dalam al Qur’an terdapat term al khair dan fahisyah. Al Khair mengandung arti 
kebaikan normatip yang datangnya dari Tuhan dan bersifat universal, seperti 
keadilan, kejujuran, berbakti kepada orang tua, menolong yang lemah dan 
sebagainya. Pandangan ini secara fitri dimiliki oleh semua manusia sepanjang 
zaman, bahkan pada masyarakat primitip yang belum mengenal pendidikan. 
Sedangkan bagaimana cara menegakkan keadilan dan kejujuran, atau bagaimana 
caranya berbakti kepada orang tua atau bagaimana caranya membela orang lemah, 
tidak lagi masuk kategori al khoir, tetapi masuk apa yang dalam al Qur’an 
disebut al ma`ruf, ya’muruna bi al ma`ruf.(Q/3:104). Ma`ruf adalah sesuatu yang 
secara sosial dipandang memiliki kepantasan. Secara lughawi , al ma`ruf artinya 
sesuatu yang diketahui, tetapi kemudian diartikan sebagai kebaikan, mengandung 
makna bahwa pada dasarnya secara fitri manusia mengetahui nilai-nilai 
kepantasan, nilai-nilai kepatutan, yang secara
 sosial dipandang sebagai kebaikan.

Sedangkan fahisyah mengandung arti sesuatu yang secara universal dipandang 
sebagai kekejian. Dalam al Qur’an (Q/4:15) fahisyah sering digunakan untuk 
menyebut perbuatan zina. Artinya secara fitri, semua manusia sepanjang sejarah 
kemanusiaan pada dasarnya mengerti bahwa hubungan seks di luar nikah (zina) 
adalah perbuatan keji. Para pezina professionalpun tersinggung jika isterinya 
dizinahi orang lain karena secara fitri zina adalah fahisyah, sesuatu yang 
jelas kekejiannya. Berbeda dengan fahisyah adalah munkar. Term munkar disebut 
al Qur’an (wa yanhauna `an al munkar) untuk menyebut perbuatan jahat yang 
diperdebatkan. Perbuatan munkar adalah kejahatan yang dilakukan sebagai wujud 
dari kecerdasan seseorang, sehingga kejahatannya bisa disembunyikan atau 
dilapis dengan logika, seakan perbuatan itu tidak jahat. Munkar adalah prestasi 
negatip dari kecerdikan. Mark up atau komisi adalah contoh perbuatan munkar, 
tidak nampak nyata kejahatannya, terhindar
 dari pasal-pasal hukum meskipun berdampak sangat buruk bagi kehidupan 
masyarakat.

sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

Wassalam,
agussyafii


      

[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
....Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke