Mungkin maunya si. Guru, jadi great teacher onizuka.  Sayangnya kebablasan gak 
karu karuan.

*batasannya di mana yah ?*


salam,



-----Original Message-----
From: "Dwi Soegardi" <soega...@gmail.com>

Date: Fri, 26 Dec 2008 20:27:17 
To: <keluarga-sejaht...@yahoogroups.com>; <majelism...@yahoogroups.com>; 
<wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Subject: [wanita-muslimah] Hukuman Fisik, Masihkah Perlu?


http://www.republika.co.id/berita/22340.html

Keluarga ยป Parenting
Hukuman Fisik, Masihkah Perlu?
By Republika Newsroom
Rabu, 24 Desember 2008 pukul 12:25:00


DISIPLIN: Kata disiplin berasal dari bahasa latin yang artinya
memberikan pengertian dalam hidup. Sebaiknya penerapannya tidak
menggunakan kekerasan.

JAKARTA-- Melihat anak berbuat salah, seringkali membuat orangtua dan
guru di sekolah gemas untuk memberikan hukuman si anak. Tak jarang
hukuman fisik menjadi pilihan dalam bertindak.

Di Mesir, seorang guru bernama Haitham Nabil Abdul Hamid diajukan ke
pengadilan di kota Iskandariah setelah dituduh memukuli muridnya yang
berumur 11 tahun sampai mati.

Situs BBC dalam laporannya mengatakan, siswa berusia 11 tahun bernama
Islam Amr Badr meninggal ketika sedang mengikuti pelajaran.

Hakim di pengadilan pidana Iskandariah mendengar kesaksian dari teman
- teman Islam Amr Badr, yang menggambarkan bagaimana dia oleh gurunya
dalam pelajaran matematika. Mereka mengatakan, dia dihukum karena
tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR).

Akibat pukulan gurunya, dua rusuk Islam Amr Badr patah. Perutnya juga
mengalami cedera yang membuat tekanan darahnya jatuh dan akhirnya
menyebabkan gagal jantung.

Pak Guru yang baru berusia 23 tahun itu mengaku cuma berniat
menanamkan disiplin dan tidak bermaksud melukai siapa-siapa.

Jika hal itu terjadi di Mesir, bagaimana dengan hukuman fisik di
Indonesia? Kembali kepada sistem pendidikan di Indonesia pada tahun
1960-an atau 1970-an, masih banyak guru yang memberlakukan hukuman
seperti memukul tangan murid dengan penggaris kayu.

Atau, orangtua yang berusaha mendidik anak di rumah dengan sabetan
sapu lidi, karena anak malas mengerjakan PR. Salah satu persamaan
alasan hukuman tersebut, anak bakal jera melakukan kesalahan yang
sama.

Di sekolah, tak jarang masih terlihat dilakukannya hukuman badan.
Banyak guru atau para pendidik berpendapat, ketakutan murid pada
hukuman fisik akan menambah kekuatan atau kewibawaan guru sehingga
murid akan lebih mudah dikendalikan.

Kini hukuman badan sering digugat efektivitasnya oleh kalangan orang
tua, para pendidik, maupun psikolog. Hukuman badan ada kalanya memang
berdampak positif. Namun, terbuka pula peluang untuk melahirkan dampak
negatif.

Menurut Pengamat pendidikan anak dari Kinderfield
Pre-school/Kindergarten, Yustitia, kini sebagian besar sekolah tidak
lagi menggunakan istilah hukuman sebagai balasan atas perbuatan siswa
yang dianggap tidak baik. Sebagian pendidik menyebut tindakannya
sebagai konsekuensi.

"Setiap sekolah pasti memiliki program kedisiplinan dan konsekuensi
belajar. Dari situ maka akan dibuat aturan-aturan yang diterapkan di
kelas. Salah satu aturan umum misalnya anak harus duduk rapi ketika
guru menjelaskan," ujar Yusti, sapaan akrab Yustitia.

Jika suatu waktu salah seorang siswa melanggar aturan, dengan bertanya
bukan pada saatnya atau membuat ricuh, maka wajar saja jika guru
memberikan konsekuensi.

"Setiap guru pasti punya aturan masing-masing di kelas. Yang penting,
anak harus diberitahu mengenai aturan itu sejak awal sehingga dia
mengerti telah berbuat salah," terang Yusti.

Hal itu membuat, kebijakan dari masing-masing sekolah berbeda.
Toleransi dari tindakan anak-anak pun berbeda dari setiap sekolah.
Utamanya, anak harus diinformasikan mengenai peraturan-peraturan yang
berlaku disekolahnya.

Penulis Kids Are Worth It, Barbara Coloroso menuturkan anak bisa saja
belajar dari kesalahannya dan mengubah prilakunya tanpa hukuman.
Justru semakin meningkatkan hukuman, tidak akan mengajarkan anak
mengenai sesuatu yang membangun.

"Disisi lain, kata disiplin sesuai dengan artinya dalam bahasa latin
yaitu memberikan anak pengertian dalam hidup. Menjalankan disiplin
memiliki empat kelebihan dibandingkan sekedar menghukum," terang
Barbara.

Dia menuturkan, disiplin akan menunjukkan anak perbuatan salah yang
dilakukannya, membuat anak memahami kesalahannya dan memberikan anak
jalan untuk penyelesaian.

"Yang paling penting adalah disiplin akan menjaga harga diri anak.
Berbeda dengan hukuman yang akan menjatuhkannya," terang Barbara.

Selain itu, para orangtua dan guru juga seringkali memberikan nasihat
yang terkesan menggurui anak. "Kalimat yang biasa dikatakan orangtua
seperti, jika kamu belajar, kamu tidak akan gagal atau jika kamu tidak
memukul adikmu maka kamu tidak akan dihukum berada di kamar. Saya
pikir anak-anak tidak membutuhkan informasi demikian, yang sudah
diketahuinya," jelasnya.

Dia menambahkan, dengan menghindari hukuman dan kalimat menggurui maka
anak-anak akan belajar bagaimana menyelesaikan masalah yang
dilakukannya.

Salah satu hal yang dikhawatirkan Yusti ketika anak dihukum fisik
ialah pesan hukuman yang tidak sesuai. Misalnya, anak dipukul oleh
ibunya karena ia kedapatan mencubit adiknya terlebih dahulu tanpa
sebab.

"Jika ibunya melakukan itu yang saya khawatirkan pesan yang anak
terima ialah jika ia disakiti maka harus balas menyakiti. Padahal,
pesan yang ingin ibu sampaikan sebenarnya ialah jangan menyakiti orang
lain karena rasanya pasti tidak enak. Tapi, pemikiran anak kan masih
terbatas," pungkasnya.

Jika orangtua dan guru mampu menyelami pemikiran dan mengukur
kemampuan anak, sedianya tidak perlu mendisiplinkan anak dilakukan
dengan hukuman fisik yang notabene dekat dengan kekerasan. (ri)



[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
....Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke