Soalnya Jalur Gaza yg lagi perang itu kan dekat Mesir - Rafah.
Jadi semua bala bantuan kemanusiaan lewat sana semua dan tertahan.
Mesir tadinya ndak mau buka Rafah yg menuju jalur gaza.
Kalo Mesir dah di ancam sama Israel, situ buka Rafah di bom juga Rafah.
Memangnya enak gitu, nggak ikutan perang jadi kena sasaran juga.

Mungkin negara2 Arab itu juga gak bantuin Hamas/Palestina karena takut juga di 
bom Israel :-)
Terutama yg negaranya berbatasan dengan Israel.

Israel itu memang kagak ada matinye :-)
Salam
l.meilany
  ----- Original Message ----- 
  From: Ari Condro 
  To: Milis wm 
  Sent: Saturday, January 10, 2009 3:28 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Hari Ke-14: Serangan Israel Makin Membabibuta


  Yah ane heran, demo di pretoria, afrika selatan, yang di demo kok kedutaan 
mesir yah.

  Apa kagak salah sasaran tuh demonya ?  :))


  salam,



  -----Original Message-----
  From: izzuddin al qassam <wanitaacehtang...@yahoo.com>

  Date: Sat, 10 Jan 2009 00:10:54 
  To: wanita muslimah<wanita-muslimah@yahoogroups.com>
  Subject: [wanita-muslimah] Hari Ke-14: Serangan Israel Makin Membabibuta



         
                Sabtu, 10/01/2009 14:03 WIB
  Cetak | 
  Kirim | 
  RSS

  Israel
  terus melakukan serangan brutalnya dari darat dan udara.
  Pasukan-pasukan Zionis itu makin menunjukkan kebiadabannya karena
  dengan sengaja menembaki warga sipil bahkan wartawan yang sedang
  melakukan tugasnya di Jalur Gaza.
  Israel sudah mengisyaratkan untuk melanjutkan perang setelah rezim
  zionis itu menolak resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB hari
  Jumat kemarin.
  Sampai hari ke-14, jumlah warga Palestina yang gugur syahid mencapai
  800 orang dan yang luka-luka mencapai 3.125 orang. Dan sampai detik
  ini, pihak Mesir sebagai negara terdekat dengan wilayah Gaza masih
  tidak mau membuka perbatasan Rafah agar bantuan bisa masuk dan warga
  Gaza terutama anak-anak dan perempuan bisa keluar dari zona perang di
  Gaza. Presiden Mesir Husni Mubarak masih menunjukkan sikapnya yang
  telah mempermalukan umat Islam sedunia, karena menolak membuka
  perbatasan untuk membantu saudara-saudara Muslimnya di Jalur Gaza.
  Biarkan Kami Masuk  

  Mohammed al-Khaledy, seorang dokter bedah saraf dari Yordania terpaksa
  harus bersitegang dengan penjaga perbatasan Mesir karena tidak
  diperkenankan masuk ke Gaza.
  Ia datang jauh-jauh ke Palestina untuk membantu warga Gaza yang
  luka-luka, tapi aparat Mesir menghentikan langkahnya di perbatasan
  padahal ia sudah menunggu selama tiga hari di perbatasan Mesir untuk
  diijinkan masuk ke Gaza. 
  "Biarkan saya masuk, saya seorang dokter. Saya akan masuk Gaza atas
  tanggung jawab saya sendiri," kata dokter Khaledy meminta kebijaksanaan
  penjaga perbatasan.Tapi ia tetap tidak dibolehkan masuk ke Gaza. 
  Selain Khaledy, ada ratusan dokter dari berbagai negara antara lain
  dari Malaysia, Indonesia, Turki dan Yunani yang juga sudah berhari-hari
  tertahan di perbatasan Mesir. Mereka tetap menunggu ijin masuk ke Gaza
  dari pemerintahan Husni Mubarak. 
  Sikap Mesir membuat mereka geram dan gemas, karena mereka sebenarnya
  sudah tinggal beberapa kilometer lagi dari ribuan warga Gaza yang
  luka-luka dan sangat membutuhkan bantuan para dokter itu. "Dokter tidak
  bisa diam saja melihat kekejian Israel.Biar bagaimanapun kami harus
  bisa masuk Gaza," tukas Khaledy.
  Tragedi Zeitun
  Kekejian
  pasukan Zionis sudah tidak terbantahkan lagi. PBB menerima laporan
  pembantaian yang dengan sengaja dilakukan pasukan Zionis Israel di desa
  Zeitun yang menyebabkan 30 warga sipil kehilangan nyawa.
  Laporan PBB mengutip pengakuan dari korban yang selamat menyebutkan,
  pada tanggal 4 Januari pasukan Zionis mengumpulkan sekitar 110 warga
  Gaza ke dalam sebuah rumah di desa Zeitun dan menyuruh mereka untuk
  diam di dalam rumah. Tapi sehari kemudian, tepatnya hari Senin
  kemarin,pasukan Zionis menembaki rumah itu berulangkali sehingga 30
  orang di rumah tersebut gugur syahid.
  Seorang petugas PBB menyebut tragedi pembantaian ini sebagai tragedi
  paling mengerikan sejak militer Zionis melancarkan serangannya ke Jalur
  Gaza dua pekan yang lalu. "Mereka yang selamat, berjalan sepanjang dua
  kilometer ke jalan Salahudin sebelum akhirnya dievakuasi ke rumah
  sakit. Tiga anak-anak, salah satunya bayi berusia lima bulan meninggal
  ketika tiba di rumah sakit," kata pejabat PBB itu.
  Meysa Fawzi al-Samouni, perempuan Palestina berusia 19 tahun yang
  selamat dari tragedi pada organisasi HAM Israel B'Tselem membenarkan
  bahwa tentara-tentara Zionis menempatkan sejumlah warga Gaza ke dalam
  sebuah bangunan sebelum mereka semua ditembaki.
  Ia mengatakan, warga yang gugur maupun luka-luka masih berada di
  lokasi di bangunan itu, di bawah reruntuhannya akibat tembakan
  misil-misil Israel.
  Korban selamat lainnya, Ibrahim Samouni, 13, mengalami luka di
  bagian dada dan kakinya. Ibrahim mengungkapkan, ia mencoba
  menyelamatkan tiga adik-adiknya dan berusaha menolong satu orang dewasa
  yang luka-luka dan tergeletak diantara jenazah. Sementara ibu Ibrahim
  sendiri syahid dalam insiden tersebut.
  Israel Blokade Tim Evakuasi

  Tim evakuasi dan bantuan darurat dari Palang Merah Internasional (ICRC)
  dan Bulan Sabit Merah Palestina mengeluhkan tentara-tentara Israel yang
  tidak memberi mereka jalan untuk mengevakuasi para korban yang masih
  belum terjangkau bantuan.
  Mereka mengatakan, saat memanfaatkan waktu tiga jam yang diberikan
  Israel untuk bantuan kemanusiaan, para pekerja kemanusiaan menemukan
  anak-anak Gaza dalam kondisi lemas karena kelaparan.
  "Mereka bahkan tak mampu berdiri karena tubuhnya sudah demikian
  lemah. Sementara di sekitar mereka terdapat 12 jenazah yang tergeletak
  di sebuah matras," kata ICRC mengungkapkan situasi memilukan yang
  mereka jumpai di Gaza.
  Pierre Wettach, pimpinan ICRC untuk wilayah Israel dan wilayah
  pendudukan Palestina mengungkapkan, militer Israel sebenarnya tahu
  situasi kemanusiaan yang terjadi di Gaza tapi militer Zionis itu tetap
  tidak memberikan peluang bagi petugas kemanusiaan untuk menolong para
  korban.
  Kantor Media Diroket, Wartawan Syahid
  Pasukan
  Zionis memang makin membabibuta dalam melakukan serangannya ke Jalur
  Gaza. Wartawan dan kantor media pun menjadi target serangan mereka.
  Hari Jumat kemarin, tentara Zionis menembakkan roketnya ke flat Ihab
  al-Wahidi, 34, seorang wartawan foto Palestina. Akibat serangan roket
  itu, al-Wahidi dan ibu mertuanya gugur syahid sedangkan istri dan
  anak-anaknya luka-luka.
  Pada hari yang sama, tentara-tentara Zionis juga menembakkan roket
  ke Menara al-Jawhara, tempat sejumlah media massa berkantor dan di atas
  atap gedung itu ada banyak wartawan yang sedang melaporkan situasi di
  Gaza. Dalam serangan tersebut,seorang wartawan luka-luka.
  Forum of Palestinian Media Workers (FPMW) memprotes militer Israel
  yang menjadikan wartawan dan kantor media sebagai target serangan.
  Dalam pernyataannya, organisasi itu menuntut agar dilakukan
  penyelidikan atas serangan-serangan tersebut.
  Menurut FPMW, hari Rabu kemarin, juru kamera stasiun televisi Abu
  Dhabi juga mengalami luka-luka di Rafah, akibat serangan tentara
  Zionis. Dua wartawan stasiun televisi al-Alam-stasiun televisi
  berbahasa Arab milik Iran-ditangkap oleh tentara Zionis hari Selasa dan
  sekarang masih ditahan di pos polisi Israel di Petah Tikva.
  Selain menangkap wartawannya, tentara Zionis juga menyerang kantor 
  al-Alam dan kantor Press TV-stasiun televisi berbahasa Inggris milik
  Iran. Akibat serangan itu, dua orang di kantor Press TV luka-luka.
  Menurut koresponden Press TV Hamoudi Gharib, Israel tetap menjadikan
  gedung kantor mereka sebagai target serangan meski sudah gedung itu
  sudah dipasangi petunjuk berupa sinar proyektor yang menyala selama 24
  jam. Pihak Press TV mengatakan, yang menjadi target serangan adalah
  para pekerja dan wartawan di gedung itu, karena Israel tidak
  mengeluarkan peringatan bahwa gedung itu akan dijadikan target
  serangan. Akibat serangan tersebut, sejumlah peralatan dan tranmisi
  satelit rusak.
  Israel sengaja menyerang wartawan dan kantor media untuk mencegah
  kejahatannya terlihat oleh mata masyarakat dunia. Sebelum melakukan
  agresinya ke Jalur Gaza pun, Israel melarang wartawan masuk ke Gaza
  untuk memberitakan situasi Gaza di bawah blokade rezim Zionis Israel.
  (ln/berbagai sumber) 


        

  [Non-text portions of this message have been removed]




  [Non-text portions of this message have been removed]


  ------------------------------------

  =======================
  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

  This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
....Yahoo! Groups Links






[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke