Berarti:
Deru = paku
kugi = mencungul
wa = harus
utareru = dipalu

hmm.. belajar bahasa jepang nih..


Pada tanggal 13/01/09, Sunny <am...@tele2.se> menulis:
>
>   Pepatah tsb dalam bahasa Jepang berbunyi : "Deru kugi wa utareru".
>
> ----- Original Message -----
> From: werkuwer
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>
> Sent: Monday, January 12, 2009 3:58 AM
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Ahmadiyah Korban Kekerasan Agama Terbesar
>
> pepatah jepang, "paku yang mecungul harus dipalu" itu berlaku di
> seluruh dunia. siapapun yang mencolok akan menemui tantangan.
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>,
> "L.Meilany" <wpamu...@...>
> wrote:
> >
> > Padahal yg dinyatakan sesat/menyimpang/dicurigai menyimpang oleh
> MUI ada 17.
> > Selain Ahmadiyah, ada Al Zaytun, LDII, Darul Arqam/Rufaqa,
> Salamullah-Lia Eden, Baha'i dll.
> >
> > Kenapa cuma Ahamdiyah yg jadi korban terbesar, karena Ahamdiyah
> terlalu mencolok kali juga eksklusif.
> > Misalnya saja masjidnya yg dekat Parungkuda sana sebelum dibakar
> lumayan bagus, lantai keramik kinclong, bersih.
> > Airnya mengalir lancar, peturasan bersih, ada yg ngurus pastinya
> ada honornya.
> >
> > Sedangkan masjid yg pada umumnya- kotor, lantainya semen yg gak
> diaci, sajadahnya tikar butut.
> > Air untuk wudu musti ditimba [ sapa coba yg nimba, kalopun ada
> kali sambil ngedumel], beli pompa air gak punya duit, WC nya bau.
> > Kotak sodaqoh saja suka dicolong.
> >
> > Jadi kesimpulannya : kecemburuan.
> >
> > salam,
> > l.meilany
> > ----- Original Message -----
> > From: Sunny
> > To: Undisclosed-Recipient:;
> > Sent: Thursday, January 08, 2009 4:50 AM
> > Subject: [wanita-muslimah] Ahmadiyah Korban Kekerasan Agama
> Terbesar
> >
> >
> > http://www.suarapembaruan.com/index.php?
> modul=news&detail=true&id=3204
> >
> > 2009-01-06
> > Ahmadiyah Korban Kekerasan Agama Terbesar
> >
> > [JAKARTA] Kehidupan relasi keagamaan di Indonesia pada tahun
> 2008 banyak diwarnai praktik kekerasan. Jemaat Ahmadiyah Indonesia
> (JAI) adalah korban kekerasan keagamaan terbesar. Sedikitnya
> terdapat 20 peristiwa kekerasan, mulai dari pengrusakan dan
> penyegelan secara ilegal terhadap tempat ibadah dan aset milik JAI
> yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah ini belum termasuk
> ancaman pembunuhan. Diperkirakan kekerasan riil terhadap Ahmadiyah
> lebih dari jumlah tersebut.
> >
> > Kekerasan terhadap kelompok Ahmadiyah itu terungkap dalam
> Laporan Tahunan Kehidupan Beragama di Indonesia Tahun 2008 oleh
> Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) Universitas
> Gadjah Mada (UGM) di, Jakarta, Senin (5/1). "Sebagian besar konflik
> kekerasan berbasis perbedaan pandangan keagamaan yang terjadi malah
> antar kelompok dalam internal suatu agama," ujar Zainal Abidin Bagir
> dari CRCS saat membacakan laporan tahunan tersebut.
> >
> > Beberapa kekerasan keagamaan yang dialami JAI seperti, peristiwa
> pembakaran Masjid al-Furqon dan Madrasah di Sukabumi, pembongkaran
> Masjid Ahmadiyah di Cibungbulang Bogor, penyegelan Masjid An Nusrat
> dan Sekretariat PW Ahmadiyah Sulawesi, penyegelan 6 masjid di
> Cianjur, Jawa Barat, penyegelan Masjid Baitul Qoyyum di Ciputat,
> Tangerang, Banteng, serta penghancuran Masjid Mahoto di Tanjung
> Medan, Riau. Pelaku kekerasan ini umumnya berasal dari forum atau
> organisasi keagamaan yang sama.
> >
> > Bahkan, lanjut Zainal, meskipun pemerintah telah mengeluarkan
> SKB tentang Ahmadiyah, yang salah satunya larangan kepada siapa pun
> untuk melakukan tindakan melawan hukum terhadap kelompok Ahmadiyah,
> tindakan kekerasan tetap saja berlangsung.
> >
> > Terlepas dari debat teologis yang terjadi tentang Ahmadiyah,
> kata Zainal, seharusnya negara melindungi warganya dari setiap
> tindak kekerasan. Pada kenyataannya, negara justru tidak tegas dan
> terkesan membiarkannya, bahkan seperti kalah dengan pelaku kekerasan
> yang jumlahnya tidak seberapa. Seperti pembongkaran Masjid Ahmadiyah
> di Ciaruteun Udik, Bogor yang ironisnya disaksikan oleh aparat
> Polres Bogor. "Masih banyak masalah yang belum diselesaikan negara,
> dan ini kapan saja bisa kembali terjadi kalau masih ada kecurigaan
> dan hasutan," tambahnya.
> >
> > Dalam kesempatan yang sama, Romo Franz Magnis Suseno dari STF
> Driyarkara mengatakan, dalam banyak hal kehidupan beragam di
> Indonesia sudah cukup baik. Semisal, pluralisme agama masih diakui
> negara dan masing-masing agama tersebut bebas melakukan aktivitas
> keagamaannya.
> >
> > "Tapi masih banyak yang kurang. Contohnya, pemerintah mengambil
> akidah agama tertentu untuk membatasi hak asasi warga untuk
> menjalani kepercayaan dan keyakinan yang dianggapnya benar,"
> katanya. [DMF/L-8]
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
> >
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke