dunia yang minta mundur g digubris..

giliran tante Condoleeza yang nyuruh pulang kampung, israel manggut-manggut aja
ya iyalah..
mamanya yang nyuruh pulang kok
hahahahaha......

putri

--- On Sun, 1/18/09, Ari Condro <masar...@gmail.com> wrote:
From: Ari Condro <masar...@gmail.com>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Hamas Tolak Gencatan Senjata
To: "Milis wm" <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Date: Sunday, January 18, 2009, 5:14 PM

Kalau baca di sini, hamas dan palestina harus berterima kasih pada mbak
condoleeza rice.  Karena dialah yang berhasil melobi israel untuk mundur. 
(Israel juga bokek sih buat biaya perang terus terusan .....  :)).  )

Condoleeza, wah, ingat anak ht yang rasis yg bilang condi wanita jelmaan setan,
kulit hitam kerak neraka jahanam, budak iblis amerika katanya.  Haha...
hàhàhà... :)) ...  



salam,



-----Original Message-----
From: "Sunny" <am...@tele2.se>

Date: Mon, 19 Jan 2009 15:49:20 
To: <Undisclosed-Recipient:;><Invalid address>
Subject: [wanita-muslimah] Hamas Tolak Gencatan Senjata


Jawa Pos
 Minggu, 18 Januari 2009 ] 


Hamas Tolak Gencatan Senjata 
Hanya Taktik Licik Israel Kuasai Gaza 


JERUSALEM - Babak baru konflik di Gaza dimulai Sabtu (17/1) malam waktu
setempat. Kabinet keamanan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert pada pertemuan
tadi malam mendukung usul gencatan senjata sepihak bahwa Israel akan
menghentikan penembakan setelah ofensif tiga pekan meski tanpa kesepakatan
timbal balik dari Hamas. 

Dalam ketentuan-ketentuan yang disepakati secara bulat itu, pasukan Israel akan
tetap berada di wilayah Gaza selama kurun waktu yang tidak dijelaskan.
''Kabinet Israel memberikan suara yang mendukung gencatan senjata
sepihak setelah penandatanganan memorandum di Washington dan kemajuan berarti
yang dicapai di Kairo,'' kata seorang pejabat Israel yang tidak bersedia
disebutkan namanya kepada AFP tadi malam. ''Pasukan Israel akan tetap
berada di Gaza setelah gencatan senjata sepihak diberlakukan,''
lanjutnya. 

Terobosan itu dicapai setelah Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni
menandatangani sebuah perjanjian di Washington dengan Menlu AS Condoleezza Rice
pada Jumat (16/1). Dalam perjanjian itu, AS setuju meningkatkan pengawasan untuk
mencegah penyelundupan senjata ke Gaza. Menlu Tzipi Livni mengatakan, Israel
akan mengabaikan gencatan senjata jika Hamas terus menembakkan roket. Sedangkan
Menlu AS Condoleezaa Rice mengatakan, dirinya berharap agar langkah itu bisa
membuat Gaza ''tidak lagi digunakan sebagai landasan
penembakan'' untuk menyerang Israel. 

Juru Bicara Pemerintah Israel Mark Regev kepada BBC mengatakan bahwa,
tampaknya, ada dasar untuk mengumumkan gencatan senjata. ''Israel sudah
mencapai tujuan yang diinginkan sehingga gencatan senjata bisa
diterapkan,'' ujarnya. 

Namun, keputusan kabinet Israel itu tidak menjamin konflik di Gaza berakhir.
Pejabat Hamas Usama Hemdan mengatakan bahwa pihaknya akan melawan jika Israel
meminta gencatan senjata unilateral di Gaza.''Gencatan senjata
unilateral ini tidak bisa memberikan kepastian kapan Israel menarik pasukannya.
Sepanjang Israel masih berada di Gaza, kami (Hamas, Red) akan melawan dan
melakukan konfrontasi,'' tegasnya. Hemdan mengatakan, proposal Israel
soal gencatan senjata unilateral hanya akal-akalan negara Zionis itu untuk
mementahkan proposal Mesir dan menduduki Gaza.

Salah satu pemimpin Hamas Khaled Meshaal mengatakan, kelompoknya tidak akan
menerima persyaratan Israel untuk menciptakan gencatan senjata. 

''Meski Gaza dihancurkan, saya tegaskan, kami tidak akan menerima
syarat apa pun dari Israel untuk gencatan senjata,'' ujarnya di Doha,
Qatar, kemarin. 

Sementara itu, para pemimpin Hamas telah kembali ke Kairo untuk melakukan
perundingan lanjutan. Mereka berkeras, kesepakatan gencatan senjata harus
dibentuk jika pasukan Israel ditarik dari Gaza dalam waktu seminggu dan blokade
ke Jalur Gaza dihentikan. Para diplomat negara Barat mengatakan, traktat yang
mengarah ke perdamaian bisa ditandatangani di Kairo akhir minggu ini oleh
Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas,
dan Presiden Mesir Hosni Mubarak. 

Sementara itu, pesawat tempur Israel menghujani wilayah Gaza Selatan dengan bom
sebelum subuh kemarin. Pada saat yang sama, tank-tank Israel memuntahkan
tembakan mortir dan menewaskan enam warga Palestina di satu sekolah milik
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Jalur Gaza Utara Sabtu siang.

Para petugas medis mengatakan, seorang wanita dan seorang anak tewas ketika
mortir pertama menghantam sekolah yang dikelola Badan Pekerja dan Bantuan PBB,
yang menjadi tempat bagi 4.500 warga Gaza berlindung dari pertempuran.

Dua Negara Bekukan Hubungan dengan Israel 

Dua lagi negara membekukan hubungan dengan Israel sebagai protes atas serangan
di Jalur Gaza. Kedua negara tersebut adalah Qatar dan Mauritania.

Perdana Menteri Qatar Sheik Hamad bin Jassem Al Thani menyatakan, Qatar memang
tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, namun menjalin hubungan di
tingkat lebih rendah. Sehingga misi dagang Israel diizinkan beroperasi di Qatar.
Qatar juga menerima para pemimpin Israel dalam konferensi-konferensi.

Dikatakan Hamad, misi dagang Israel di Qatar punya waktu sekitar sepekan untuk
pergi dari negara tersebut. "Kami akan memberitahu kantor misi dagang
Israel bahwa keberadaan mereka di sini tidak diinginkan sampai situasi membaik
dan ada peluang lebih baik untuk perdamaian," kata Hamad yang juga Menteri
Luar Negeri Qatar kepada wartawan di Doha, Qatar, kemarin.

Mauritania juga mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Israel. Hal
itu disampaikan Mauritania dalam pertemuan Liga Arab yang berlangsung di Doha.
"Republik Islam Mauritania memutuskan menarik duta besarnya mulai Senin
(19/1)," pernyataan resmi pemerintah Mauritania.

SBY: Lampaui Batas 

Dari tanah air dilaporkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai
bahwa dunia internasional tidak dapat lagi membiarkan kekejaman Israel di Jalur
Gaza yang telah menewaskan lebih dari 1.000 warga Palestina berlanjut.
''Saat ini sedang terjadi tragedi kemanusiaan yang tidak pernah
terbayangkan, ... sudah melampaui batas, sebuah tragedi yang tidak mungkin umat
sedunia membiarkan,'' kata Presiden SBY di Hotel Bidakara, Jakarta,
kemarin, menanggapi agresi yang berlangsung sejak 27 Desember 2008 tersebut.

Lebih lanjut, presiden mengungkapkan kekecewaannya terhadap lambatnya Dewan
Keamanan PBB dalam mengeluarkan Resolusi No 1860 dan pengabaian resolusi itu
oleh Israel. 

Sidang Darurat Majelis Umum PBB kemarin hampir secara bulat memberikan suara
untuk mendesak ''penghormatan penuh'' Resolusi Dewan Keamanan No
1860 yang menyerukan suatu gencatan senjata segera, bertahan lama, dan
sepenuhnya dipatuhi. Terutama penarikan seluruh pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Resolusi lembaga tertinggi PBB yang beranggota 190 negara itu diadopsi melalui
perdebatan berjam-jam dengan suara 142 menerima, enam menolak, dan sisanya
abstein. 

Pemerintah Indonesia secara mengejutkan bersikap abstain dalam pemungutan suara
proses adopsi resolusi kemarin. "Indonesia memilih abstain karena posisi
prinsip Indonesia bahwa resolusi itu tidak cukup keras mengecam Israel atas
serangan kejinya ke Gaza," jelas Juru bicara Departemen Luar Negeri Teuku
Faizasyah di Jakarta, mengenai posisi Indonesia tersebut.(Rtr/BBC/kim)

[Non-text portions of this message have been removed]




[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
....Yahoo! Groups Links






      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke