Kalo israel belajar dari nabi musa. 

Kan david dulu sukses ngalahin goliath yg orang palestina.  Sebelumnya orang 
israel juga sudah berlatih bersama musa membasmi suku bagsa lain dalam 
perjalanan ke kanaan.

Learn from the best lah ....

Nabi di madinah juga sukses menosongkan kota itu dari puak yahudi, kan ?  Kalau 
reason buat perang kan bisa dicarikan alasannya.

Malah dihabisin semua kan satu suku tanpa tersisah.  palestina jalur gaza malah 
masih tersisah 1.5 juta orang.  Kalau misalnya pakai gaya jaman nabi, hamas 
sudah melanggar perjanjian genjatan senjata dengan mengirimkan rudal, bisa aja 
kan gaza strip langsung dikasih kiriman bom nuklir.  Sapu bersih.

Ntar alibinya yah yurisprudensi hukum dalam case banu quraidzah itu.  Hmmmm 
.....



salam,



-----Original Message-----
From: "Lina Dahlan" <linadah...@yahoo.com>

Date: Wed, 21 Jan 2009 01:37:48 
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Subject: [wanita-muslimah] Re: Dari sidang umum pbb - resolusi palestina


Emangnya gak panas ngeliat bayi, anak kecil, perempuan ortu dibantai 
abis kayak gitu karena kelakuan Hamas dan mainannya? 

Israel belajar dari sejarah Amrik dan Australia tentang pemusnahan 
satu ras (orig) bahwa: satu ras itu dapat dimusnahkan dan diduduki 
tanahnya utk menjadi sebuah negara (spesial Yahudi) ?

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ari Condro" <masar...@...> 
wrote:
>
> Cieh, ada yang panas nih.  Makan makan yuk biar tambah semangat, 
tambah energi !  :p
> 
> 
> salam,
> 
> 
> 
> -----Original Message-----
> From: "Lina Dahlan" <linadah...@...>
> 
> Date: Tue, 20 Jan 2009 10:31:49 
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Dari sidang umum pbb - resolusi 
palestina
> 
> 
> Sayapun menangis untuk menomorduakan HAM oleh negara-negara yang 
> mengelu-elu kan HAM. HAM dipakai untuk kepentingan tertentu saja. 
> Untuk mengatasnamakan perlawanan terhadap teroris. 
> 
> Bubarkan lembaga2 internasional. Biarkan Hukum Rimba yang berlaku, 
> biarkan yang kuat yang berkuasa. Biarkan keadilanNYA kan datang...
> 
> Dunia telah di per"bisnis"kan atas nama agama, demokrasi, 
> kebebasan,libralisasi, dan HAM. Mana yang kita mau pakai yang 
sesuai 
> kebutuhan saat ini. Politik = bisnis.
> 
> Mungkin benar adanya sinyaleman usaha untuk meliberalkan Islam, 
> mendemokrasikan Islam, memperbaharui Islam. Bila sudah berhasil 
akan 
> sangat dengan mudah untuk di-obok2. Jika ada orang yang berusaha 
> untuk istiqomah dan melawan , dikatakan sebagai fundamentalis 
> radikalis, or teroris.
> 
> wassalam.
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ari Condro" <masarcon@> 
> wrote:
> >
> > http://www.facebook.com/note.php?note_id=68423827672
> > 
> > Selama 3 minggu terakhir ini saya sibuk mengacuhkan diri. Saya 
> berusaha mengabaikan tiap undangan kaukus di facebook, dengan 
sabar 
> menghapus beratus-ratus email, pesan pendek, atau sekedar menghela 
> nafas membaca berbagai reaksi, pendapat, dan pemberitaan mengenai 
> Palestina. Bukan karena tidak peduli. Saya hanya berharap bisa 
tetap 
> fokus dan menjaga kemurnian semangat saya dalam persidangan yang 
> panjang dan melelahkan mengenai the so called "The Palestinian 
> Question" di PBB.
> > 
> > Saya bersyukur karena bisa mengalami sendiri (meski tidak 
terlalu 
> aktif terlibat) perundingan-perundingan Palestina di forum PBB. 
> Terkadang saya merasa jengah dengan manuver kata-kata di dalam 
tiap 
> pernyataan para delegasi, proses perundingan yang berlarut-larut, 
> maupun lobi-lobi licik di dalam dan di luar perundingan. Karena 
> itulah saya berusaha menutup diri dari pengaruh subjektifitas 
> informasi dari luar persidangan dan mencoba memahami perkembangan 
> permasalahan di dalam ruang sidang secara inklusif.
> > 
> > Ya, betul. Saya katakan lobi-lobi licik. Licik karena 
kepentingan 
> kemanusiaan seolah-olah dinomorduakan untuk berbagai kepentingan-
> kepentingan politik pihak tertentu. Silahkan menilai 
sendiri.Kemarin 
> malam Majelis Umum PBB baru saja mengadakan Sidang Khusus Darurat 
> mengenai situasi di Gaza. Selama 2 hari, sidang yang diusulkan 
oleh 
> Indonesia, Malaysia, Ekuador, dan Iran ini mendapat tanggapan 
> positif dari 192 negara. Tidak kurang dari 88 delegasi 
menyampaikan 
> kutukannya terhadap Israel. Sebuah reaksi yang wajar, mengingat DK 
> PBB dianggap terlalu lemah dan kurang mampu menangani isu ini. 
Meski 
> DK telah mengeluarkan resolusi no 1860-nya.
> > 
> > Menanggapi perkembangan positif sejak awal persidangan, Presiden 
> Majelis Umum berinisiatif mengajukan sebuah rancangan resolusi. 
> Sebagai inisiator perundingan, Indonesia menganggap tuntutan yang 
> diajukan Majelis Umum dalam rancangan resolusi tersebut sedikit 
> lebih lemah dari yang diharapkan. Namun mengingat kepentingan 
> kemanusiaan, penistaan aksi militer Israel dan penyelamatan warga 
> Gaza sudah cukup terakomodasi dalam rancangan tersebut, Indonesia 
> dan sebagian besar negara peserta dapat menerima.Pada menit-menit 
> terakhir perundingan, Uni Eropa dan Mesir mengajukan penolakan 
> terhadap rancangan resolusi tersebut. Mereka kemudian mengajukan 
> sebuah rancangan resolusi baru. Resolusi yang diajukan Uni Eropa 
dan 
> Mesir ini lebih lemah dari yang sebelumnya dirancang Presiden 
> Majelis Umum. Rancangan resolusi tersebut secara tersirat hanya 
> mengacu pada resolusi DK 1860 sebelumnya. Yang paling buruk, 
posisi 
> Israel dan Palestina dalam hal ini disejajarkan. Tidak ada 
pembedaan 
> antara korban dan pelaku. Tidak tersurat peluang penghentian 
> pembantaian Israel terhadap bangsa Palestina.Banyak negara protes. 
> Uni Eropa dan Mesir sedikit terpojok karena kalah suara. Sidang 
> beberapa kali ditunda. Indonesia berharap masih tersisa harapan 
> untuk warga Gaza malam itu.
> > 
> > Dan muncullah lobi licik.Pada sesi selanjutnya, delegasi 
Palestina 
> (secara mengejutkan) menyatakan ambil bagian dalam rancangan 
> resolusi versi Uni Eropa-Mesir tersebut. Semua terhenyak. Selama 
> hampir 2 hari negara-negara peserta mati-matian mendukung 
Palestina 
> dan menghakimi Israel. Namun ketika seluruh peserta siap mengambil 
> keputusan untuk menyelamatkan Gaza, delegasi Palestina malah 
> melemahkan proses itu sendiri.
> > 
> > Merujuk pada pernyataan yang disampaikan delegasi Palestina 
> tersebut, mayoritas peserta sidang akhirnya mengabulkan rancangan 
> resolusi yang "diinginkan" oleh kedua pihak yang bertikai.Dalam 
> dilema semalam, Indonesia akhirnya bersikap abstain. Indonesia 
tidak 
> bisa mendukung resolusi tersebut, karena secara moral kepentingan 
> kemanusiaan warga Gaza tidak terwakili dalam naskah. Namun 
Indonesia 
> juga tidak kuasa menolak resolusi tersebut, karena delegasi 
> Palestina itu sendiri mendukungnya.Sidang Khusus Darurat Majelis 
> Umum PBB akhirnya menghasilkan sebuah resolusi yang sepertinya 
tidak 
> akan memberikan banyak perubahan berarti bagi warga Gaza saat ini. 
> Bukan hanya karena secara yuridis sebuah resolusi Majelis Umum PBB 
> bersifat tidak mengikat. Juga bukan hanya karena sikap DK PBB yang 
> lamban dan terkesan enggan. Namun juga karena, maaf, sikap apatis 
> dari delegasi Palestinanya sendiri.
> > 
> > Saya belum hilang harapan dengan kalian Palestina. Namun untuk 
> saat ini, semoga Tuhan (masih) mendukungmu.
> > salam,
> >
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>





[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke