Beberapa waktu lalu, ada perkampungan pemulung di sebelah komplek
perumahan menengah keatas.
Kemudian ada seorang pemulung yg meninggal, jasadnya dibiarin karena gak punya
kain kafan.
Boro2 beli kain kafan, pakaian saja dikasih.
Seorang kerabat pemulung yg jadi pekerja rumahtangga mengadu ke majikannya.

Kemudian majikan itu bersama teman2nya membelikan jasad itu kain kafan, 
dan mengurus penguburannya ke pemakaman.
Lihat juga pernah ada peristiwa seorang pemulung  di Stasiun Cikini yg membawa 
anaknya yg sudah mati
yg tidak tahu kemana hendak dikuburkan, karena semuanya kan harus pake uang.
Boro2 mikirin kain kafan segala.

Yg dapat dipetik dari peristiwa diatas :
Bahwa ternyata tausyiah di masjid, ceramah2, majlis taklim sama sekali tidak 
pernah menyentuh
kaum duafa yg bahkan tinggal disekelilingnya.
Mungkin kita ini egois.
Tapi , nanti kalo orang miskin itu diurus oleh non islam atas dasar 
kemanusiaan, kita nyap2 katanya kristenisasi

l.meilany
  ----- Original Message ----- 
  From: Djoko Prabowo - AD2 
  Sent: Monday, March 02, 2009 10:02 AM




  Hari ini ada ribuan gulung kain, diperjual-belikan di pasar-pasar di
  kota
  ini,
  Hari ini ada sedemikian banyak kain putih, yang sedang dibeli, diukur
  dan
  dipotong,
  Hari ini ada sedemikian banyak kain putih yang siap digunakan sebagai
  kain
  kafan,
  Hari ini ada sedemikian banyak kain kafan yang seolah bertanya untuk
  siapa
  ia akan
  dibeli.

  Esok hari, siapa gerangan pembeli berikutnya,
  Bisa jadi kain putih itu akan dibeli orang yang tidak kita kenal,
  Bisa jadi kain putih itu kita sendiri yang membelinya untuk tetangga
  atau
  keluarga
  terdekat kita,
  Bisa jadi seseorang sedang membelikannya untuk jenazah kita yang sedang
  menunggu
  dikubur,

  Engkau boleh saja tertawa, tapi bisa jadi kain kafanmu ada di truk
  pengirim barang
  yang sedang diparkir di pinggir toko kain itu,
  Engkau boleh saja berencana, tapi bisa jadi kain kafanmu sedang dipesan
  si
  pemilik
  toko,
  Engkau boleh saja tidur nyenyak, tapi bisa jadi seorang penenun sedang
  memintal kain
  kafanmu.
  Engkau boleh saja menikmati keindahan alam pertanian, tapi boleh jadi
  seorang petani
  sedang memanen kapas bahan kain kafanmu.

  Kita tidak tahu kapan hidup kita berakhir,
  Kita juga tidak tahu kain kafan mana yang akan menemani kita di kuburan,
  Tapi yang jelas kain itu ada di suatu tempat,

  Kain putih itu sendiri tidak pernah tahu kepada siapa ia akan digunakan,
  Seandainya ia bisa berbicara, tentu ia akan meminta agar digunakan pada
  orang soleh
  yang selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan berikutnya.

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke