Hari perempuan Internasional dan Clara Zetkin

Hari perempuan Internasional setiap tahunnya, tanggal 8 maret telah di kenal 
sebagai hari-aksi bagi gerakan perempuan. Bahkan sejak tahun 1978 Internasional 
Organisasi “United Nations” (PBB) mengakui serta memberlakukan 8 Maret sebagai 
hari Perempuan Internasional. Jadi di setiap tanggal 8 Maret inilah 
berkesempatan bagi semua umat manusia untuk memiliki rasa solidaritas terhadap 
perjuangan kaum perempuan di manca negara, yang sampai saát ini posisi kaum 
perempuan, baik di negara maju maupun di berbagai negara sedang berkembang 
masih menyentuh pada banyak persoalan ketidak adilan dalam posisinya di 
kehidupan sosial-ekonomi, misalnya menghadapi kasus diskriminasi dan kekerasan 
kaum prempuan di sektor kerja. Juga, posisi perempuan banyak mengalami 
persoalan kekerasan dan pemerkosaan di
 kehidupan berkeluarga. Bahkan di banyak negara berkembang, kaum prempuan tetap 
menghadapi kondisi kehidupan paling terberat karena faktor kemiskinan.

Lalu bagaimana asal-muasalnya 8 Maret dijadikan Hari perempuan Internasional? 
Dan, kenapa ini dipakai oleh masyarakat di eropa sebagai acuan hari aksi bagi 
gerakan perempuan? Banyak orang beranggapan bahwa pengakuan hari perempuan 
internasional ini asal-muasalnya dari pencerminan aksi massal kaum perempuan 
Amerika di tekstil/pakaian industri tanggal 8 Maret tahun 1908. 

Clara Zetkin (1857 – 1933)  pada tahun 1889 sebagai wakil perempuan sosialis - 
Berlin telah memulai memperjuangkan hak-hak  pekerja perempuan dan pekerja 
anak-anak di pertemuan Kongres internasional ke II di Paris. Dalam Kongres 
tersebut, Clara Zetkin mengajukan persoalan pekerja perempuan dan pekerja 
anak-anak, untuk dimasukan dalam program perjuangan gerakan buruh. Dalam 
pertemuan kongres tersebut, Clara
 memasukkan program tuntutan, antara lain tentang pelarangan mempekerjakan 
anak-anak dibawah usia 14 tahun, membolehkan anak-anak bekerja max 6 jam 
per-hari pada antara usia 14-18 tahun, menuntut penghapusan dinas malam bagi 
pekerja perempuan dan anak-anak di bawah usia 18 tahun. Di dalam kongres 
tersebut ia juga menolak agenda tuntutan, yang di serukan kaum sosialiste 
lainnya, untuk penghapusan undang-undang pekerja perempuan, dengan alasan bahwa 
perempuan berhak menuntut persamaan hak dalam posisi sosial-ekonomi. 

Clara Zetkin, lahir tanggal 5 juli 1857,  berasal dari keluarga guru di 
lingkungan kampung konservatip-Saksen di Jerman. Selama menjalani pendidikan 
guru di kota Leipzig, ia bernama lengkapnya Clara Eissner, banyak berkenalan 
serta melakukan kontak sosialnya dengan para pendatang dari Rusia. Dalam 
lingkungan barunya inilah, Clara Zetkin berkenalan serta mendalami pula ide-ide 
sosialis. Yang kemudian ia banyak bergaul dengan kaum
 marxist, antara lain seorang revolusioner bernama Ossip Zetkin. Tahun 1880 
Clara terpaksa hijra ke Austria, Zürich dan Parijs, hidup menjadi pelarian 
politik dan bekerja sebagai guru. Selama hidupnya sebagai aktivis perempuan dan 
sebagai nomaden di pengasingan itulah ia menikah dengan Ossip Zetkin kemudian 
dikaruniai 2 anak.

Clara Zetkin selalu ingin mendekatkan antar gerakan perempuan solialis dari 
berbagai negara, melalui seperti yang dilakukan oleh keberhasilan pertemuan 
konferensi Internasional pertama, untuk bisa mencapai tujuannya demi 
memperjuangkan kesamaan hak dan keadilan sosial kaum perempuan. Dalam 
kesempatan pertemuan konferensi Internasional ke 2 pada tahun 1907 itulah, 
Clara berhasil mendapat dukungan mayoritas untuk meneruskan pertemuan 
konferensi Internasional Perempuan Sosisialis di stuttgart pada tanggal 17 
Agustus 1907. Dalam pertemuan tersebut, dihasilkan kesepakatan bersama dalam 
bentuk resolusi dengan tuntutan hak memilih
 dan hak untuk dipilih bagi kaum perempuan dewasa.

Setahun kemudian, di kota New York pada tanggal 8 Maret 1908 ribuan pekerja 
perempuan dari tekstil/pakaian industri mengadakan demonstrasi dengan tuntutan 
menentang kerja seharian penuh, salary rendah dan kondisi kerja buruk. 

Pada tahun 1910 Clara Zetkin berinisiatip untuk ke dua kalinya mengadakan 
konferensi Internasional kaum perempuan di kopenhagen. Dalam konferensi 
tersebut, dihadiri oleh 100 kaum lelaki maupun kaum perempuan wakil dari 17 
negara, khususnya membahas tema aksi massal kaum perempuan Amerika di tekstil 
dan pakaian industri tahun 1908. Pada pertemuannya dicapai kesepakatan bersama 
untuk tercapainya tuntutan pemberlakuan Undang-Undang standart 8 jam kerja per 
hari, perbaikan kondisi kerja dan tuntutan hak untuk memilih/dipilih bagi kaum 
perempuan.  Juga, dicapai kesepakatan bersama untuk setiap tahunnya melakukan 
protes aksi atau demonstrasi massal di setiap negara
 masing-masing demi tercapainya tuntutan-tuntutan hak keadilan bagi kaum 
perempuan.

Pada tahun 1911 untuk pertama kali peringatan Hari Perempuan Internasional 
mulai dilakukan di Jerman, Denmark, Zwiserland dan di Amerika dengan melakukan 
demonstrasi massal kaum pekerja perempuan.

Dan, sejak saat itu tradisi kebangkitan kaum perempuan semakin marak di daratan 
Eropa dalam perjuangannya melaui protes aksi atau demonstrasi massal, seperti 
misalnya: 
Hari Perempuan Internasional pertama kali di Belanda dilakukan pada tanggal 12 
Mei 1912. Tahun 1914 puluhan ribu massal berdemonstrasi di jerman untuk anti 
perang dan menuntut pembebasan arestasi Rosa Luxemburg. 
Pada tanggal 8 maret tahun 1917 di St. Petersburg, Alexandra Kollontai memimpin 
pemogokan massal di tektilpabrik dengan tuntutan  untuk perbaikan kondisi 
kerja, Juga, semakin massal kaum perempuan melakukan demonstrasi dan pemogokan 
di berbagai sektor pabrik untuk anti perang dan
 kekurangan pangan, yang dalam prosenya sampai berhasil mengadakan nasional 
aksi pemogokan. 
Tentunya ini telah menjadi catatan sejarah sebagai proses pergerakan feminisme 
sampai pada periode berakhirnya perang dunia ke I.
Tentunya ini semua melalui proses sejarah perjuangan pergerakan perempuan di 
dalam negerinya, yang tidaklah lepas dari cerminan nyata kondisi pergolakan 
sosial politik yang terjadi di masyarakatnya. 

Tahun 1921, Sekretariat Perempuan Internasional dari kongres komintern ke 3 
dalam pertemuannya untuk  peringatan peristiwa tahun 1917 di st. Petersburg, 
menetapkan tanggal 8 Maret sebagai hari Perempuan Internasional.  

Sejak tahun 1922 sampai sebelum perang dunia ke 2, hari perempuan Internasional 
selalu diperingati sebagai hari aksi bagi kaum perempuan sosialis/komunis di 
daratan europa.

Setelah perang dunia ke 2 sampai tahun 70an, organisasi kaum perempuan 
sosialis/komunis berhasil merangkul golongan
 tengah maupun golongan kanan untuk turut memarakan hari perempuan 
Internasional sebagai hari aksi.

Sejarah pergerakan Perempuan se Dunia ini,  pada akhirnya mendapat pengakuan 
dari PBB pada tahun 1978.

La Luta Continua!

8 Maret 2009

***
Sumber:
http://www.iiav.nl/nl/databases/dossiers/dossiers_8maart.html
http://www.vrouwendag.nl/VDNL/Waarom_Vrouwendag/
http://nl.wikipedia.org/wiki/Clara_Zetkin
http://redactie-tng.opzij.nl/opzij/show/id=19801

 


Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke