Paulo freire dapat ilham dari mbak Marx, mbahnya komunis. Jadi homeschooling terilhami oleh Karl Marx.. huhuhu Apa kata papa yah Put.. :D
salim, :D On Mar 10, 2009, at 5:17 PM, Ari Condro wrote: > Roem topattimasang ambil filsafat belajar ala paulo freire yah ? > Itukan gerakan kiri di amerika latin .... > > Komunis, komunis, kafir ..... > Put put jangan dengarkan :)) > > > salam, > > > > -----Original Message----- > From: donnie damana <donnie.dam...@gmail.com> > > Date: Tue, 10 Mar 2009 11:09:46 > To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> > Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Alasan Homeschooling > > > Kalo gitu sekolah agama jadi candunya candu dong.. :p > > :D > On Mar 10, 2009, at 11:02 AM, eyang_mbelgedes wrote: > > > Kalau Karl Marx itu ngomongin 'agama'. Teman saya ini ngomongin > > pendidikan: > > > > Sekolah Adalah Candu > > > > Sekolah Itu Candu /Roem Topatimasang /INSISTPress, Yogyakarta /I, > > Juli 2007, 13x19cm, xx+178 hln /Rp. 27.500,- > > > > Sekolah Adalah Candu* > > > > Melalui karyanya yang terkenal Sekolah Itu Candu, Roem Topatimasang > > mengatakan bahwa sekolah__sebagaimana keberadaannya selama ini, > > tidak lagi berguna. Sekolah hanya meracuni anak didik. > > > > Asumsi ini berangkat dari kemandulan sekolah berhadapan dengan > > realitas dalam melahirkan solusi alternatif terhadap setiap problem > > sosial kehidupan yang muncul. Tesis ini kemudian mendapatkan > > legitimasinya pada kenyataan tingkat pengangguran yang sangat > tinggi. > > > > Pengangguran yang sampai detik ini menjadi persoalan yang tidak > > mampu dicarikan solusinya oleh pemerintah akan terus berlanjut. > > Selama sekolah didefinisikan secara kaku. Sekolah hanya > > didefinisikan sebagai proses belajar dalam sebuah lembaga pendidikan > > yang formal dengan seperangkat aturan yang ketat dan kaku. > > > > Padahal, menurut Moh Asy'ari Muthhar, aktifis Pondok Budaya IKON > > Surabaya, sekolah sebenarnya bisa dimaknai secara lebih luas sebagai > > suatu proses belajar dalam kehidupan semesta ini. Sekolah adalah > > seluas kehidupan itu sendiri. > > > > Lembaga pendidikan yang telanjur dianggap sebagai wahana terbaik > > bagi pewarisan pelestarian nilai, akhirnya sekadar menjadi alat > > untuk mewariskan dan melestarikan nilai-nilai 'resmi' yang sedang > > berlaku dan direstui, tentu saja, oleh siapa yang berkuasa > > menentukan apa nilai-nilai resmi yang mesti berlaku dan direstui. > > > > Dibungkus dengan slogan-slogan indah tapi membius, misalnya nation > > and character building, nilai-nilai resmi itu wajib diajarkan di > > semua lembaga pendidikan dengan satu penafsiran resmi yang seragam. > > > > Dari sinilah, selain indoktrinasi, muncul juga berbagai peraturan, > > dan penyeragaman-penyeragaman, juga kultur semimiliter, seperti > > baris berbaris, budaya komando, dan seterusnya. Di sisi lain, > > lembaga pendidikan formal mayoritas juga telah menjadi kapitalistik. > > > > Di sini, ada proses elitisasi, komersialisasi, dan kapitalisasi > > lembaga pendidikan. Ini sudah sangat lazim dalam lembaga pendidikan > > di tanah air. Pendidikan menjadi lembaga komersial, mewah, dan > > mengeluarkan banyak biaya, akan tetapi hanya melahirkan generasi- > > generasi yang gamang dan gagap. > > > > Oleh: Rosi Sugiarto (Pondok TK Al Firdaus BSB Mijen Jatisari > Semarang) > > > > Sumber: > > http://suarapembaca.detik.com/read/2008/11/24/091825/1041694/471/sekolah-adalah-candu > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > [Non-text portions of this message have been removed]