Mas Abdul M :

"Padahal kalau kita menyimak asma'aul husna wajah Tuhan itu

lebih banyak sejuknya ketimbang ke..........nya."

--

ko_jano:
Maaf Mas, kalau kita membaca Asma-ul-Husna kita tidak akan menemukan "sebutan" 
atau Asma Allah seperti yang anda kemukakan tersebut, jadi sebaiknya anda 
klarifikasi.
Terimakasih.

-o0o-





--- On Tue, 24/3/09, Abdul Mu'iz <qual...@posindonesia.co.id> wrote:

From: Abdul Mu'iz <qual...@posindonesia.co.id>
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: [Telah Terbit] Buku True Story Seorang      
Gay
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Tuesday, 24 March, 2009, 9:14 AM











    
            Apa kabar mbak Dinda ??

teruslah menulis tentang fakta dan realita, semoga tulisan mbak Dinda

bersama mas Toyo dapat memberikan kontribusi positif bagi para pembaca

dalam melihat fenomena kaum homo.



Sebenarnya Islam itu cukup fair dan adil dalam melihat fenomena homo,

karena sebenarnya kisah kaum Nabi Luth yang mempraktekkan aksi "liwath"

(homosexuil) yang kemudian diazab hingga punah itu adalah rangkaian kisah

yang tidak lepas dari aksi angkara murka (mufsidiin/fasiqin) kaum tsb,

kaum homo pada zaman Nabi Luth itu tidak semata-mata berbeda dalam hal

orientasi sexnya, tetapi aksi lanjutannya itu yang kelewat batas seperti :

1) menolak ajakan beriman, tetap menyembah berhala,

2) meminta bukti / mukjizat, tetapi setelah ditunjukkan tetap ingkar

3) Aksi pemaksaan untuk melampiaskan syahwatnya disertai ancaman dan

penyiksaan pada sang partner ini tidak hanya menimpa kaum pendatang tetapi

tamu Nabi Luth juga dituntut untuk diserahkan demi memuaskan hasrat

sexualnya.

4) Bersikap takabur dan resisten dengan dakwah Nabi, bahkan menantang

diturunkan azab / bencana.



Tentang Wajah Tuhan yang berkesan bengis terhadap paparan qur'an mengenai

kisah kaum pembangkang para nabi yang senantiasa diazab hingga punah

tidaklah mengherankan akan dapat berpotensi menimbulkan persepsi negatif

bagi umat-Nya. Padahal kalau kita menyimak asma'aul husna wajah Tuhan itu

lebih banyak sejuknya ketimbang kebengisannya. Wajah sejuk terlihat dalam

berbagai sifat Tuhan seperti : Rahman (pengasih), Rahiim (penyayang), Rauf

(mencintai), Waduud (belas kasih), Razaq (pemberi rizqi), Wahab (pemberi

karunia), Tawwab (penerma Taubat), Ghaffar (pengampun), afwu (pemaaf),

Haliim (penyantun), Lathiif (lembut) dsb. Satu-satunya sifat Tuhan yang

menggambarkan kekerasan adalah Muntaqiimun itupun dalam bentuk jamak yang

bermakna bahwa Tuhan tidak bekerja sendiri dalam menurunkan azab melainkan

melibatkan pihak lain yang notabene adalah makhluq-Nya sendiri seperti

Angin, Air, Gempa, Api dsb.



Kalau saja saya boleh beranda-andai, sekiranya kaum Nabi Luth ada yang

seperti Mas Toyo yang tidak berusaha berbuat angkara murka, tidak merusak

dan merugikan lingkungannya, bahkan berusaha berprestasi layaknya kaum

hetero, tentulah bukanlah azab yang akan turun di muka bumi, melainkan ada

resep lain yang ditawarkan. Karena di qur'an gak ada kisah kaum homo yang

tidak angkara murka, maka tugas bagi para penganut-Nya untuk mencari resep

yang cocok untuk meresponse fenomena kaum homo.



Wassalam

Abdul Mu'iz



>

> Penulisan buku true story gay yg aku tulis bersama mas Toyo ini bukanlah

> mau mengajak org2 untuk menjadi gay atau membenarkan 'ke-gay-an'

> seseorang. Apalagi cuma sekedar mengikuti trend. Anda salah besar kl

> berpikir demikian. Sama sekali tidak.

>

> Kami hanya ingin masyarakat luas mengetahui bahwa ada seorang manusia yg

> bernama mas Toyo adalah seorang gay. Dia dianugerahi cinta sesama jenis

> sejak dia kecil. Tidak ada riwayat trauma. Misalnya disodomi ketika kecil.

> Semua dilakukannya adalah dgn sadar.

>

> Jadi terbitnya buku ini sama sekali bukan karena mas Toyo minta

> dikasihani, atau hanya mencari simpati apalagi mau main sinetron, aduh

> jauh sekali tujuan itu. Kenapa sih koq pendek bgt cara berpikirnya? Mas

> Toyo tidak butuh populeritas tersebut. Buku itu fokus kepada bagaimana

> negara memperlakukan dan justru menyiksa warga negaranya sendiri krn

> pilihan orientasi seksualnya.

>

> Kl ada diantara anda yg berpendapat hal itu wajar (mas Toyo disiksa) krn

> pilihan orientasi seksualnya. Maka aku hanya bisa katakan kasihan sekali

> anda telah kehilangan hati nurani terhadap sesama manusia.

>

> Dibuku itu juga dikisahkan bgmn mas Toyo seorang anak dusun di Binjai,

> Sumut berusaha agar dapat kuliah di Unsyiah, Aceh. Ini juga kami bermaksud

> memotret fenomena bahwa betapa sulitnya seorang anak dusun menjadi seorang

> sarjana. Ini adalah soal penyadaran ke masyarakat ttg pentingnya

> pendidikan. Faktanya memang hanya ada 2 org dari desanya di Binjai yg bisa

> menjadi sarjana. Bahkan mas Toyo adalah satu2nya anak dlm keluarga yg bisa

> mjd sarjana. Seluruh kakak dan adiknya pendidikan hanya sampai SD dan SMP

> aja.

>

> Mengenai setuju atau tidaknya para pembaca ttg isi buku itu kami serahkan

> kepada pembaca, yg jelas kami hanya memaparkan fakta. Bahwa di negara kita

> ternyata sangat biadab dimana seseorg dapat dianiaya hanya krn memilih

> menjadi gay.

>

> Selain itu menuliskan penderitaan adalah salah satu metode healing

> (penyembuhan) secara psikologis bagi mas Toyo yg pernah menjadi korban

> penganiayaan oleh polisi. Berat lho menghilangkan trauma psikis akibat

> penyiksaan.

>

> Diskusi mengenai bagaimana pandangan agama terhadap homoseksualitas

> rencananya akan kami adakan di kantor PBNU bulan depan (setelah pemilu).

>

> Teman2 bisa datang, nanti kupostingkan undangannya. Rencananya akan bicara

> berbagai rohaniawan dari berbagai agama. Insya Allah nanti akan ada

> keynote speaker nya Gus Dur atau Ibu Sinta Nuriyah. Yang mengadakan

> diskusi ini adalah anak2 dari IPNU (Ikatan Pelajar Nathatul Ulama). Nanti

> tmn2 yg biasa berdebat di milis ini sebaiknya datang ke diskusi itu. Dan

> silahkan berdebat dgn para alim ulama tersebut.

>

> Kan di milis ini rame tuh perdebatannya, makanya sebaiknya teman2 datang

> dan berdiskusi dengan para alim ulama tersebut. Krluarkan seluruh argumen

> yg teman anggap benar itu. Biar para alim ulama yg akan menjawabnya.

>

> Ok terima kasih atas pembahasan dan diskusi panjangnya di milis ini.

>

> Salam hangat,

>

> Dinda

> ====

> Kunjungi blogku di:

> http://titiana- adinda.blogspot. com

> http://buku- buku-dinda. blogspot. com

>

> ============ ========= ========= ========= ========= ========= ==

>

> Re: [Telah Terbit] Buku True Story Seorang Gay

> Posted by: "L.Meilany" wpamu...@centrin. net.id

> Mon Mar 23, 2009 1:22 am (PDT)

>

>

> Kabar baik Hernidear, semoga Herni juga demikian, trims ya.

>

> Ok jadi saya menyimpulkan lagi banyak pendapat dan bikin pendapat pribadi

> lagi :

>

> 1. Gini, kan sekarang lagi trendnya bikin buku, semua orang bikin buku.

> Nggak bisa nulis bayar orang lain untuk bikin bukunya.

> Kalo dah kalimat ' true story' dari yg saya alami; pastinya si pelaku

> menceritakan

> kondisi, riwayatnya yg mengharu biru.

> Yg jelas kondisinya berbeda dengan mayoritas, berbeda dengan norma yg

> berlaku dan kemudian

> ia merasa terzalimi - krisis identitas-bingung- atau dimanfaatkan oleh

> pihak lain.

> Kenapa gitu gak ada true story tentang : orang miskin sekali;

> pengangguran- tukang becak yg punya istri 5?

>

> Kesimpulannya : kalo misalnya musti bikin resensi buku yg nylekit dan

> obyektif;menurut saya

> si gay ini ndak PD, malu, rasa rendah dirinya sudah sampai tubir yg gelap,

> mungkin mengidap depresi berat.

> Dipikir dengan bikin atau dibikinkan buku dia akan dikasihani, dikasih

> simpati, jadi ngetop main sinetron :-)

> Bagi saya noway. Saya simpati, suka pada kisah2/buku2 yg PD dan

> inspiratif.

>

>

>

>

>

>




 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        


      Get your new Email address!
Grab the Email name you&#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke