Anehnya, yang (merasa sudah) menang paling" hanya bilang, sudahlah terima saja (kekalahan itu).. Padahal makin hari makin banyak keanehan/kecurangan(?) yang terungkap.. dan ada juga yang tidak mau mengakui bahwa ada cacat dalam pemilu kali ini..
CMIIW.. -- Wassalam, Irwan.K "Better team works could lead us to better results" http://irwank.blogspot.com Pada 16 April 2009 13:12, izzuddin al qassam <wanitaacehtang...@yahoo.com>menulis: > > > hmm...luar biasa ya.....calegnya bisa dijadikan calon presiden untuk pemilu > yang akan datang > wah wah....ada apa dengan KPU kali ini???? > > :putri > > --- On Wed, 4/15/09, Sunny <am...@tele2.se <ambon%40tele2.se>> wrote: > > From: Sunny <am...@tele2.se <ambon%40tele2.se>> > Subject: [wanita-muslimah] TEKNOLOGI INFORMASI: Tabulasi Kacau, Caleg > Demokrat Raih 111 Juta Suara > To: undisclosed-recipi...@yahoo.com <Undisclosed-Recipient%40yahoo.com> > Date: Wednesday, April 15, 2009, 10:56 PM > > > Refleksi : Kacau bukan aneh bin ajaib menlainkan kebiasaan yang berlaku. > > http://www.lampungp ost.com/cetak/ berita.php? id=2009041606242 612 > > Kamis, 16 April 2009 > > TEKNOLOGI INFORMASI: Tabulasi Kacau, Caleg Demokrat Raih 111 Juta Suara > > PERKETAT PENGAMANAN. Petugas bersiaga di depan Gedung KPU yang telah > dipagari kawat berduri di Jakarta, Rabu (15-4). Pemasangan kawat berduri > tersebut mengantisipasi gangguan dan ancaman setelah pelaksanaan Pemilu > Legislatif 9 April lalu. > > (LAMPUNG POST/SUSANTO) > > JAKARTA (Lampost): Tabulasi Nasional Pemilu (TNP) secara elekronik makin > kacau menampilkan hasil pemungutan suara 9 April. Calon legislator dari > Partai Demokrat (PD) nomor urut satu daerah pemilihan Sulawesi Selatan II > Mohammad Jafar Hafsah memperoleh suara 111.226.214. Padahal, saat itu suara > yang masuk baru mencapai 7,88 juta suara. > > "Saya tak percaya tabulasi ini. Apa iya ada caleg mendapat suara 111 juta, > jumlah pemilih yang memberikan suara saja mungkin tak sampai segitu," kata > Ketua Komisi II DPR membidangi pemerintahan E.E. Mangindaan yang datang > bersama sejumlah anggota Komisi Pemerintahan DPR untuk memantau pelaksanaan > tabulasi nasional, kemarin. > > Mangindaan menilai terjadi kesalahan dalam tabulasi nasional. Ia meminta > Komisi Pemilihan segera memperbaiki kesalahan tersebut untuk menjaga > kepercayaan masyarakat terhadap tabulasi nasional. > > Pakar teknologi informasi dari Institut Teknologi Bandung Dedi Syafwan > menilai sistem intelligent character recognition (ICR) yang digunakan KPU > rawan manipulasi. Menurut Syafwan, desain sistem pengolahan data suara yang > berbasis kabupaten/kota juga menyebabkan kelambanan. Formulir C1 IT yang > diadakan KPU harus disampaikan dari kelompok penyelenggara pemungutan suara > (KPPS) atau tingkat tempat pemungutan suara ke panitia pemilihan kecamatan > (PPK) kemudian ke KPU kabupaten/kota. Akibatnya, terjadi penumpukan > pemindaian formulir C1 IT. Kelambanan ini juga diakui KPU akibat pemindai > (scanner) yang tidak terintegrasi dengan peranti lunak ICR. Sejatinya, > peranti lunak ICR memang berfungsi mengonversi tulisan tangan yang tertera > pada formulir C1-IT menjadi data digital. Namun, ternyata tidak semua > pemindai yang digunakan terintegrasi dengan peranti lunak ICR. Akibatnya, > waktu yang dibutuhkan ICR untuk membaca data menjadi lebih lama. Ditambah > lagi proses > validasi yang dilakukan operator untuk membetulkan data yang salah terbaca. > > Selain peranti lunak yang tidak standar, KPU juga mendapati penggunaan > kertas formulir C1-IT dengan massa kurang dari 70 gram. Akibatnya, pembacaan > data yang tertera pada formulir dengan ICR menjadi terganggu. Padahal, > spesifikasi kertas formulir C1-IT telah ditetapkan bermassa 70 gram. > > Pemungutan Suara Ulang > > Di tempat terpisah, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) merekomendasikan > pemungutan suara ulang di 254 daerah pemilihan. Itu terkait masalah surat > suara tertukar yang sempat digunakan kelompok penyelenggara pemungutan suara > (KPPS) pada pemungutan suara pada 9 April lalu. "Ada 254 daerah yang surat > suaranya tertukar," kata anggota Bawaslu Agustiani Tio Friedelina Sitorus di > Jakarta, kemarin. > > Di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, surat suara tertukar di sejumlah tempat > pemungutan suara (TPS) di tiga kecamatan. "Jika pemilu ulang tidak > dilakukan, banyak warga yang kehilangan hak politik," ujar Ketua Panwaslu > Kabupaten Bandung Enjang Surachman. Panwaslu setempat telah melayangkan > surat kepada KPU setempat untuk menggelar pemungutan suara ulang. > > Demikian pula di Jawa Tengah, caleg dapil I Sumatera Utara (Sumut) dari > PDI-P Panda Nababan, bisa unggul telak di sebuah TPS di Banyumas, Jawa > Tengah. Hal ini terjadi akibat tertukarnya surat suara saat hari > pencontengan. n MI/U-2 > [Non-text portions of this message have been removed]