Memoar Peraih Nobel Sastra
Hernadi Tanzil Book Blogger & Book Reveiwer
Berbagai kisah mengenai Istanbul membuat kita memahami sejarah dan kultur 
Istanbul modern pada 1950-1970-an, yang menyiratkan kemurungan wajah Turki. 
Juga terbelahnya kultur masyarakat Turki antara Islam dan sekularisasi, modern 
dan tradisional, Timur dan Barat, yang ternyata masih bisa dirasakan hingga 
kini.
ISTANBUL adalah memoar dari peraih Hadiah Nobeldalam Bidang Sastra 2006asal 
Turki, Orhan Pamuk.Berbeda dengan memoar-memoar lain yang lebih mengutamakan 
kisah hidup si penulis, dalam memoarnya ini Pamuk tak hanya berkisah mengenai 
sejarah hidupnya. Dengan cara bertutur seperti dalam novel-novelnya, Pamuk 
mencatat penggalan memori kehidupan masa lalu dikaitkan dengan memori kolektif 
Istanbul, kota kelahirannya yang begitu ia cintai. Jadi, bisa disimpulkan bahwa 
buku ini merupakan serpihan memoar dan esai panjang Pamuk tentang dirinya dan 
Istanbul. 
Bagi Pamuk, yang begitu lekat dengan kota kelahirannya, takdir Istanbul ialah 
takdir dirinya. Sebab, Istanbullah yang membuat dia menjadi seperti sekarang.
Istanbul adalah mata air yang terus menerus memberi inspirasi. Tidak 
mengherankan jika sebagian besar novel-novelnya berlatar Istanbul, kota warisan 
kesultanan Usmani yang tak henti bergumul dengan identitas Barat dan Timur. 
Begitu pun dalam memoarnya ini, di mata Pamuk, Istanbul dimetaforakan sebagai 
makhluk yang berwajah murung, atau istilah dalam bahasa Arabnya huzun.
Kemurungan Setelah Kesultanan Usmani ambruk, dunia nyaris lupa bahwa Istanbul 
ada. Kota tempat saya dilahirkan ini lebih miskin, kumuh, dan lebih terasing 
ketimbang sebelumnya selama sejarahnya sepanjang dua ribu tahun. Bagi saya, 
Istanbul selalu merupakan kota penuh reruntuhan dan kemurungan masa akhir 
kesultanan. Saya menghabiskan hidup memerangi kemurungan ini atau (seperti 
semua penduduk Istanbul) menjadikannya kemurungan saya (hal 7).
Istanbul modern dalam kacamata Pamuk memang telah mengalami kemunduran sejak 
jatuhnya Kesultanan dan berdirinya pemerintahan Republik dengan reformasi yang 
dipimpin Mustafa Kemal Ataturk (pendiri Turki dan presiden pertama Turki). Bagi 
Ataturk, satu-satunya jalan untuk melangkah maju dengan cara mengembangkan 
konsep baru mengenai ke-Turkian yang modern. Sayangnya, konsep itu dilakukan 
dengan cara melupakan masa lalu sehingga kultur, seperti bahasa dan pakaian 
tradisional, dilupakan.
Bahkan literatur tradisional pun dilupakan.
Kemurungan Istanbullah yang menjadi benang merah seluruh kisah dalam memoarnya 
ini. Karena itu, jangan harap kita akan disuguhi panorama keindahan Istanbul. 
Dalam memoarnya ini, wajah Istanbul modern yang kini semakin karut-marut 
dikisahkan secara paralel dengan kehidupan masa lalu. Pamuk yang dilahirkan 
dari keluarga kelas menengah dan hidup dalam budaya sekuler Barat. Dengan 
begitu, hidup Pamuk menceritakan tentang dirinya dan keluarganya, 
apartemen-apartemen yang pernah didiami, jalan-jalan yang sering dilalui, 
peristiwa yang pernah dialami, kisah cinta pertama yang kandas, serta 
keinginannya yang besar untuk menjadi pelukis sebelum ia banting setir dan 
akhirnya memutuskan untuk Judul Buku Istanbul, Kenangan Sebuah Kota Penulis 
Orhan Pamuk Penerjemah Rahmani Astuti Penerbit Serambi Ilmu Semesta, Februari 
2009 Tebal 363 halaman menjadi penulis.
Karena, setiap jejak langkah Pamuk senantiasa dikaitkan dengan memori kolektif 
Istanbul, daya pikat memoar ini bukan hanya terletak pengalaman pribadi 
penulis, melainkan identifikasi puitisnya dengan Istanbul.
Hasilnya semacam esai berisi sejarah dan kehidupan sosial masyarakat Istanbul, 
baik dari apa yang diperolehnya dari pengalaman maupun risetnya sendiri. Pun 
dari catatan orangorang yang pernah menulis sejarah Istanbul, seperti Yahya 
Kemal, seorang penyair, Resat Ekrem Kocu, seorang sejarawan, Tampinar, seorang 
novelis, dan Abdulhak Sinasi Hisar, seorang kronologis. Sementara itu, untuk 
penulis Barat terwakili oleh Gerard du Nerval, Teophile Gautier, dan Gustave 
Flaubert. Foto Untuk lebih menghidupkan memoarnya, Pamuk juga menampilkan 
ratusan foto hitam putih, baik yang berasal dari koleksi keluarga Pamuk maupun 
foto-foto Istanbul karya fotografer lokal, Ara Guller.
Tak kalah menariknya, fotofoto lukisan engraving AntoineIgnace Melling, pelukis 
Jerman yang merekam Istanbul di abad ke-18.
Jika foto-foto karya Ara Guller didominasi wajah Istanbul modern yang muram, 
pada karya Mellinglah keindahan masa lalu Istanbul terungkap.
Sebagai seorang novelis terkemuka, Pamuk menyajikan memoarnya ini dengan begitu 
menarik dan hidup sehingga membaca ke-37 bab kisahnya tak membuat kita bosan, 
kendati dia terkadang menceritakan hal-hal yang sederhana yang pernah 
dialaminya. Hal-hal sederhana itu ia hubungkan dengan lukisan, buku-buku, 
lanskap, bangunan kuno, legenda, sejarah, politik, dan lain-lain sehingga 
potret dirinya dan Istanbul terekam dengan menarik.
Sayangnya, memoar Pamuk terhenti di era 70-an ketika dia memutuskan mengubah 
jalan hidup dari seorang pelukis menjadi penulis. Jadi, dalam memoar setebal 
363 halaman ini kita tak akan menemukan jejak Pamuk dan Istanbul ketika ia 
meniti kariernya sebagai penulis.
Semenjak kecil hingga menjadi seorang mahasiswa arsitektur, tampaknya tak ada 
tanda-tanda Pamuk yang kelak akan menjadi seorang penulis terkenal, kecuali 
kesenangannya membaca.
Akhir kata, novel ini memang sangat-sangat menarik. Kisah kehidupan Pamuk, 
pergumulan batin, serta responsnya atas lingkungan yang membesarkannya membawa 
pembaca pada sebuah perenungan dalam.
Berbagai kisah mengenai Istanbul membuat kita memahami sejarah dan kultur 
Istanbul modern di 1950-1970-an yang menyiratkan kemurungan wajah Turki. Juga 
terbelahnya kultur antara Islam dan sekularisasi, modern dan tradisional, Timur 
dan Barat, yang ternyata masih bisa dirasakan hingga kini.
Seperti ditulis Irish Times sebagai pujian, memoar Pamuk ini layak disejajarkan 
dengan karyakarya terbaik Pamuk dan bukubuku terbaik yang pernah ditulis 
mengenai Istanbul. (M-1
 
http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2009/04/25/ArticleHtmls/25_04_2009_019_002.shtml?Mode=0#





      Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com. 
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke