Jangan Marah
Shuhba / Ceramah Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS
Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia, Jakarta 9 Agustus 2008

 
Bismillahir Rohmaanir Rohim

Keistimewaan Bulan Syakban, Keistimewaan Masjid Baitul Ihsan, Nasihat Nabi SAW: 
"Jangan Marah!"

Malam ini adalah malam yang suci, bulan ini adalah bulannya Nabi SAW, 
sebagaimana sabda beliau, "Rajabun Syahrullah wa Sya'bana Syahri wa Ramadana 
syahru ummati." "Rajab adalah bulannya Allah SWT, dan Syakban adalah bulanku 
dan Ramadan adalah bulan umatku." Bulan ini adalah Syakban dan merupakan 
bulannya Nabi SAW. Sesungguhnya setiap malam dan siang di bulan ini merupakan 
malam yang suci dan hari yang suci.

"Di bulan ini, kami datang padamu ya Sayyidi, ya Rasulallah SAW..." meminta 
kepada beliau agar kita dibawa ke Hadirat Allah SWT; mengucapkan istighfar atas 
nama kita; memintakan ampunan bagi kita, karena kita adalah para pendosa. 
Jangan katakan bahwa kita adalah Syekh, ulama, atau wali... setiap orang adalah 
pendosa! "Kami datang kepadamu ya Rasulallah SAW!" "Kami memohon kepadamu, kami 
mengemis kepadamu agar kami bisa bersamamu di dunia dan akhirat." Al-Quran 
mengatakan bahwa, "Jika mereka menganiaya diri mereka sendiri lalu datang 
kepadamu agar memohonkan ampunan, tentulah mereka menjumpai bahwa Allah SWT 
adalah Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang." [QS 4:64]

Ketika seseorang melakukan suatu kesalahan, mereka menangis, air mata keluar 
dari matanya dan mereka menyesal, memohon ampun. Kita harus menangis. "Ya 
Rasulallah SAW, kau hadir di sini!" Kita adalah pecundang, kita adalah para 
pendosa... menangislah! Menangislah, agar Nabi SAW melihat kita, agar 
Rasulullah SAW memohon ampunan bagi kita. Menangislah! Ini adalah saat 
pengampunan, dan tak datang setiap saat. "Ampunilah kami, ya Sayyidi, ya 
Rasulallah SAW, ya Rahmatan lil 'Aalamiin."

Grandsyekh Abdullah QS memberi nasihat kepada Syekh Nazim QS bahwa, "Satu tetes 
air mata dari orang yang sungguh-sungguh memohon ampunan dapat memadamkan api 
neraka." Maka sesalilah dosa kita.

Suatu saat, seorang Badui mendatangi Nabi SAW. Ia adalah orang yang sangat 
miskin, tidak mempunyai apa-apa; tidak mempunyai rumah, lantainya tanah, 
atapnya langit dan bantalnya batu. Ia datang kepada Nabi SAW dan berkata, "Ya 
Rasulallah SAW, berikanlah aku sebuah nasihat." Lihatlah--seseorang yang tidak 
mempunyai apa-apa datang kepada Rasulullah SAW untuk meminta nasihat. Allahu 
akbar! Ash-shalaatu was-salaamu 'alayka ya Rasulallah, ya Habiballah, ya 
Syafi'il Muslimiin!" Hadirkan Rasulullah SAW di dalam diri kita, panggil 
namanya dan mintalah ampunan.

Masjid ini tidak seperti masjid lainnya. Ada sesuatu yang istimewa di sini. 
Sebelumnya saya telah mendatangi beberapa masjid, tetapi saya tidak menemui 
nuansa rohani seperti di sini. Pasti ada sesuatu di sini dan malam ini kita 
mendapat kabar dari kalbu Mawlana Syekh Nazim QS. Beliau memberitahu saya bahwa 
dulu banyak orang yang tinggal di sini. Ini adalah makam atau kuburan mereka. 
Mereka adalah para awliya Allah, yang tinggal di masjid ini. Sejak dulu mereka 
beribadah, salat dan berzikir secara berjamaah di sini, dan ketika mereka telah 
meninggal dunia, Allah SWT memberi izin bagi mereka untuk terus beribadah di 
sini.

Mereka baru saja memberi tahu saya bahwa setiap orang yang melakukan salat 
sendirian di sini, para awliya Allah menjadi makmum bagi orang itu, sehingga 
salatnya menjadi salat berjamaah. dan kepada orang yang membangun masjid ini, 
mereka mengilhami hati mereka untuk menamakan masjid ini "Baitul Ihsan", "Rumah 
Ihsan", dan apakah ihsan itu? Sebuah hadis mengatakan bahwa Jibril AS 
mendatangi Nabi SAW dan bertanya tentang Islam, lalu Iman dan Ihsan. Ihsan 
adalah maqam tertinggi dalam agama Islam. Hanya awliya Allah yang dapat 
mencapainya. Tidak hanya itu, Mawlana Syekh Nazim QS juga mengatakan bahwa 
orang-orang yang melakukan ibadah di sini, ketika pulang, keluar dari masjid 
ini--mereka akan diselimuti dengan keberkahan para awliya Allah tadi.

Wahai Muslim, berbahagialah! Kalian adalah al-Haqq! Kalian berada di jalur yang 
benar. "Katakan kepada mereka, jika kalian sungguh mencintai Allah SWT, 
ikutilah Muhammad SAW." "Ya Rasulallah SAW, kami ingin mengikutimu, tetapi kami 
sangat lemah, tolonglah kami."

Setiap orang di antara kita berusaha untuk membangung gedung-gedung tinggi, 
berusaha untuk memperoleh uang yang banyak, berusaha untuk mempunyai banyak 
mobil, berusaha untuk mendapatkan segala sesuatu yang menyenangkan bagi mereka 
dan anak-anaknya. Itulah definisi kebahagiaan bagi mereka. Orang Badui tadi, 
dia tidak mempunyai apa-apa, tetapi dia sangat bahagia. Apa gunanya rumah, apa 
manfaatnya kekayaan kalian, bila kalian tidak bahagia. Gunakanlah uang kalian 
untuk mendukung Islam, untuk mendukung umat Muslim, untuk mendukung fakir 
miskin. Jika kalian menggunakan uang kalian untuk ke disko, mengirim anak 
kalian ke negri yang kehidupannya menjauhi Islam, semoga Allah SWT melenyapkan 
uang kalian.

Apa gunanya uang kalian bila anak-anak tidak menghormati kalian, bila anak-anak 
berlaku tidak sopan pada kalian. Padahal Allah SWT mengatakan dalam Al-Qur'an 
yang suci, "Bahkan kalian jangan mengatakan 'uf' kepada orang tua kalian." 
Mereka membesarkan kalian, Allah SWT merawat kita, Sayyidina Muhammad SAW 
merawat kita. Wahai Muslim, jangan katakan "uf" kepada apa pun dan jangan 
marah. Ini adalah nasihat Rasulullah SAW kepada orang Badui tadi. Orang Badui 
itu tidak mempunyai apa-apa, dia tidur di tanah, atapnya langit, bantalnya 
batu. "Jangan marah, la taghdhab!" Nasihat beliau sangat sederhana. Nasihat 
Nabi SAW kepada Badui itu hanya, "Jangan marah!"

Di zaman sekarang ini, anak 1 tahun atau kakek 100 tahun, apakah mereka tidak 
pernah marah? Atau mereka marah? Satu nasihat dari Nabi SAW untuk seluruh umat 
adalah, "Jangan marah, la taghdhab!" Anak 1 tahun akan marah bila keinginannya 
tidak terpenuhi. Jangan marah, sebab kemarahan adalah induk dari semua karakter 
buruk. Jika kalian marah, kalian kehilangan iman kalian. Setiap orang sangat 
mudah untuk marah. Padahal umat terbaik adalah umat yang mendoakan agar para 
pemimpinnya menjadi saleh, dan tidak marah satu sama lain. Sekarang banyak 
pemimpin yang mudah marah, begitu pula masyarakat. Kita juga sulit untuk 
menerima nasihat. Seandainya para pemimpin dan rakyatnya tidak marah dan saling 
mendoakan, tentu negri ini akan damai.

Apakah kalian senang bila anak kalian dibunuh? Bila cucu kita dibunuh? Jika 
seseorang membunuh cucu kalian, apa yang kalian lakukan? Kalian akan marah. 
Dapatkah kalian bayangkan bagaimana orang-orang mencintai Rasulullah SAW? 
Apakah kita mencintai Nabi SAW? Apakah kita menangis bila mereka membunuh cucu 
Nabi SAW? Bagaimana perasaan kita ketika mereka membunuh Sayyidina Hasan AS, 
Sayyidina Husein AS ? Cucu Nabi SAW dibunuh! Sayyidina 'Ali RA, KW, Sayyidina 
'Umar RA, Sayyidina Utsman RA dibunuh. Mereka adalah sahabat-sahabat Nabi SAW. 
Mengapa kita tidak menyadarinya? Bila cucu kita sendiri yang dibunuh, pasti 
kita menangis. Apa artinya? Berarti kita belum mencintai Nabi SAW!

Siapa yang membunuh Sayyidina Husein AS di Karbala? Yazid, putra Sayyidina 
Muawiyyah yang masih tergolong sahabat Nabi SAW. Karena apa? Mengapa dia 
membunuhnya? Karena marah. Dia tidak sadar bahwa itu adalah cucu Nabi SAW. Oleh 
sebab itu ghadab adalah biang keroknya. Dia adalah induk dari segala keburukan.

Bagaimana gempa bumi terjadi? Jika seseorang menjumpai berbagai kesulitan di 
sekelilingnya, dia akan gemetar, atau menangis atau teriak. Ketika bumi melihat 
tirani manusia, bumi berdoa, "Ya Rabbi, kami tidak tahan!" Bumi berontak dan 
mengadu kepada Allah SWT, karena kejahilan manusia. Al-Qur'an mengatakan, 
"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan 
gunun-gunung. Mereka semua enggan memikul amanat itu, karena khawatir akan 
mengkhianatinya, dan diembanlah amanat itu oleh manusia, sesungguhnya manusia 
itu amat zalim dan bodoh." [QS 33:72]

Ya, kita memang bodoh, lalai. Di dalam bumi terdapat jasad para awliya Allah. 
Mereka bergerak menyaksikan kejahilan di muka bumi. Apakah kalian pernah 
melihat gempa bumi? [ya] Apakah kalian pernah melihat gempa di surga? [tidak!] 
Surga gempa ketika Sayyidina Husein AS dibunuh! Surga tidak tahan atas 
peristiwa itu, surga tidak bisa menerimanya dan surga menjadi musuh bagi 
pembunuhnya. Apa sebab semua itu? Sebabnya adalah karena marah. Jadi, jangan 
marah!

Nasihat Nabi SAW, "Jangan marah!" Mengapa Allah SWT memberikan wilayat 
(kewalian) kepada para wali? Karena mereka tidak pernah marah, tidak pernah 
keberatan, karena mereka selalu menerima apa yang digariskan oleh Allah SWT. 
Tetapi yang lain? Mereka mempunyai kemarahan dalam hatinya. Jika kita tidak 
marah, Allah SWT akan mencintai kita. Allah SWT akan membukakan apa yang tidak 
pernah diberikan kepada orang lain. Semoga Allah SWT memaafkan kita.

Wa min Allah at Tawfiq

wasalam, arief hamdani
www.rumicafe.blogspot.com

 
Acara Mawlana Shaikh Hisham Kabbani's INDONESIA SAFARI MAWLID 2009  
 

May 26th, 2009. 20.00-22.00WIB 
Zikir and Tausiyah at Baitul Ihsan Mosque, Bank of Indonesia , Jakarta
Jl.Budi Kemulyaan - Jakarta
 *) It's still tentative and waiting confirmation

May 27th, 2009, 20.00-23.00WIB
Maulid Nabi SAW at PPAT Wonopringgo, Pekalongan, Central of Java
with K.H.Taufiqurrohman as-Subki

May 28th, 2009, 20.00-23.00 WIB
Zikir dan Tausiyah at Zawiyah Erlangga, Near Simpang lima , Semarang , Central 
of Java

May 29th, 2009. 20.00-23.00 WIB
Maulid Nabi SAW at Grand Mosque Surakarta , Central of Java
with Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf

May 30th, 2009. 20.00-23.00 WIB
Maulid Nabi SAW at Grand Mosque Istiqlal, Jakarta , Indonesia
with Habib Hasan bin Ja'far Assegaf and Majelis Taklim Nurul Musthofa

May 31th, 2009. 20.00-23.00 WIB
Maulid Nabi SAW at Pesantren Darus Syifa' Al Fitrat (Latest Update)
with Ust. Ece Supriatna Mubarok and scolars from West of Java.

June 1, 2009. 18.30 - 22.00
Dzikir, Hadrah Sufi Dance, Whirling Dervishes Rumi, Festival Sufi bersama 
Haqqani Sufi Institute of Indonesia di Hall Basket A Senayan.


      

Kirim email ke