Refkleksi : Cuma 33 SMA tidak lulus 100%. Mengapa tidak 75% atau lebih? Bukankah NKRI tidak membutuhkan banyak orang berpendidikan baik dan bermutu, teristimewa masyarakat kelas bawah lekat pada tanah, sebab kalau terlalu banyak orang pandai nan jujur nanti manipulisasi kaum berkuasa nepotis nan kleptokratik diketahui dan bisa sangat merugikan.
Sudah bagus politik pendidikan dengan 33, cuma terlalu sedikit, perlu lebih diperketat supaya yang bodoh-bodoh lebih banyak lagi. Bukankah seharusnya begitu paduka-paduka berkuasa? Apakah pada zaman kolonial tempo doeloe ada sekolah yang 100% muridnya tidak lulus ujian? http://hariankomentar.h2pro.us/hl001.html o3 Juni 2009 Tiga sekolah berada di Gorontalo Ada 33 SMA Tidak Lulus UN 100 Persen Jakarta, KOMENTAR Sebanyak 33 SMA seIndonesia, 100 persen siswanya tidak lulus ujian nasional (UN). Hal ini diduga karena ada pihak-pihak yang mem-bocorkan jawaban soal yang membuat peserta tidak lulus UN. Pasalnya, jawaban yang disampaikan salah. "Mayoritas peserta menja-wab salah dengan pilihan sama sehingga terjadi pe-nyimpangan," ujar Ketua Badan Standardisasi Nasio-nal Pendidikan (BSNP), Mu-ngin Eddy Wibowo, Selasa (02/06). BSNP merupakan lembaga independen yang menyeleng-garakan UN. BSNP diangkat oleh Diknas dan bertanggung jawab kepada Mendiknas. Menurut Mungin, laporan adanya kebocoran jawaban didapatkannya dari laporan pengawas perguruan tinggi, inspektorat jenderal Departe-men Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan pihak kepo-lisian. Meski demikian BSNP tidak langsung percaya atas laporan tersebut. "BSNP tidak langsung per-caya tapi melihat kembali dari pola jawaban peserta ujian mereka menjawab salah de-ngan pilihan sama," jelasnya. Menurut Mungin, pihak yang memberikan bocoran jawaban yang keliru kepada peserta murid bisa jadi pihak sekolah. "Bisa jadi (pihak sekolah) kan berbagai upaya dilakukan (agar peserta UN lulus, red)," katanya. Selain ada pihak-pihak yang membe-rikan jawaban yang keliru, lanjut Mungin, kesalahan lainnya yakni terdapatnya kesalahan cetak soal ujian, dan kebocoran soal serta kunci jawaban sebelum UN. Karena itu, menurut Mu-ngin, dalam sidang pleno BSNP menetapkan ujian ulang pada sekolah dan mata pela-jaran tertentu. "Lagi pula kan belum diumumkan kelulu-sannya jadi ujian yang kema-rin dianggap batal. Belum juga ada pengumuman lulus atau tidak," tegasnya. Mungin mengungkapkan, sekolah yang tidak lulus UN yakni 33 SMA se-Indonesia ditambah satu SMK. SMA tersebut anta-ra lain SMAN 5 Kendari, SMA Pasundan 2 Cimahi, SMAN 6 Cimahi, SMA 2 Ngawi dan SMAN 1 Gorontalo. Dengan demikian akan dila-kukan ujian ulang kepada siswa yang tak lulus. "Ujian ulang hanya dilaku-kan untuk mata pelajaran tertentu," ujar Eddy Wibowo. GORONTALO Seratus persen siswa di 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Gorontalo tidak lulus ujian nasional (UN). Akibat-nya, para siswa yang men-capai 1.100 orang tersebut diwajibkan mengikuti ujian nasional ulang. Hal ini ber-dasarkan SK Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bernomor 16/SK-UN/ BSNP/V/2009. Ribuan siswa tersebut ter-sebar di tiga sekolah, yakni SMA 1, SMA 2 dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Kota Gorontalo. Pada ketiga sekolah tersebut disinyalir telah terjadi kebocoran soal ujian nasional. Sebab pola kesalahan siswa dalam me-ngisi jawaban UN hampir sama. Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Gorontalo, Samir Badu, mengungkap-kan, UN ulangan akan digelar 8 hingga 12 Juni mendatang. Menurut Samir, saat ini pi-haknya sedang berkoordinasi dengan ketiga sekolah ter-sebut. "Sebab beberapa siswa sudah terlanjur berada di luar daerah karena telah dinya-takan lulus lewat jalur khusus pada sejumlah universitas," ungkap Samir.(dtc) [Non-text portions of this message have been removed]