http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009062306225846

      Selasa, 23 Juni 2009 
     
     
     
     
     
Dana Pembangunan Infrastruktur Transportasi 

      I.B. Ilham Malik

      Dosen Teknik Sipil UBL, Direktur Pusat Studi Kota dan Daerah (PSKD) UBL



      Pembangunan infrastruktur transportasi kini menggaung di mana-mana. 
Setiap pimpinan politik saat berkampanye memasukkan rencana pembangunan 
infrastruktur transportasi sebagai bagian dari janji politiknya. Mereka sangat 
yakin, sama yakinnya dengan kita semua yang mengerti betul manfaat dari 
pembangunan infrastruktur yang andal, akan membawa manfaat yang sangat besar 
pada kelancaran seluruh kegiatan perekonomian.

      Implikasinya sangat jelas, kelancaran tersebut berdampak pada efisiensi 
dan peningkatan produktivitas. Ini adalah unsur penting bagi para kalangan 
usahawan agar mendapat jaminan keberlanjutan usahanya yang menyerap ratusan 
hingga ribuan tenaga kerja.

      Baru-baru ini jembatan Surabaya Madura (Suramadu) diresmikan 
pengoperasiannya. Pembangunan ini akan memperlancar kegiatan perekonomian antar 
kedua pulau (Jawa, dalam hal ini Surabaya) dengan Pulau Madura. Surabaya sudah 
cukup sesak dengan kegiatan perdagangan dan jasa serta perindustrian, yang 
membutuhkan ruang baru untuk perkembangan usaha baru atau ekspansi.

      Sebelumnya, kita mendengar target pemerintah pusat untuk membangun jalan 
tol yang menghubungkan Jakarta--Surabaya. Beberapa tahapan proses sudah 
dilaksanakan. Bahkan untuk beberapa ruas/segmen sudah ada yang mulai memasuki 
tahap konstruksi. Kesan lamban terjadi akibat proses pembebasan lahan yang 
tidak cepat.

      Provinsi Lampung juga mengajukan tawaran membangun jalan tol. Namun, 
minat investor sangat rendah akibat peluang keuntungannya bagi pengusaha tidak 
menarik. Lalu lintas harian rata-rata juga kurang begitu besar. Dan keberadaan 
jalan lintas pantai timur juga sedikit banyak memengaruhi LHR tersebut karena 
terjadi pendistribusian volume kendaraan.

      Dampak pembangunan jalan tol ada kemungkinan sangat besar. Daerah yang 
dilalui jalan tol akan berkembang menjadi kawasan industri. Kelancaran lalu 
lintas juga akan semakin memperbanyak jumlah masyarakat yang bergerak menuju 
Kota Bandar Lampung dan objek wisata (pantai) di Teluk Lampung. Seandainya 
perhitungan dampak ekonomi ini juga dihitung dan jika memang bisa ditawarkan 
juga ke investor jalan tol sebagai bagian dari kompensasi jika mereka membangun 
jalan tol tersebut, mungkin akan muncul pertimbangan baru bagi mereka untuk 
menginvestasikan dananya ke jalan tol tersebut.

      Formulasinya tidak akan sederhana, memang. Namun konsep dan 
perhitungannya perlu juga dibuat oleh pemerintah provinsi agar terjadi 
percepatan realisasi pembangunan jalan tol. Pembangunan Jembatan Selat Sunda 
(JSS) merupakan obsesi besar bagi kita semua. Namun biaya pembangunan yang 
sedemikian besar, 20 kali lipat dari biaya pembangunan Jembatan Suramadu, 
membuat kita sedikit mengerut.

      Dana itu dari mana? Akankah ada negara lain yang kembali mau 
mengalokasikan dananya (utang) seperti China yang mengalokasikan dananya untuk 
Jembatan Suramadu sebesar Rp2,199 triliun (49 persen dari biaya pembangunan)? 
Atau China kembali mau membantu kita membangun JSS seperti yang dahulu pernah 
mereka sampaikan?

      Saat ini telah ada upaya untuk melakukan studi pembangunan tersebut dan 
kajiannya dilakukan pihak Indonesia secara mandiri dan pihak swasta. Ini luar 
biasa. Karena kajian Suramadu saja dilakukan tidak oleh pihak Indonesia 
sendiri, tetapi dilakukan oleh banyak pihak.

      Ada ada deretan manfaat yang sangat banyak jika pembangunan infrastruktur 
transportasi dapat terealisasi. Karena itu, selain kita berharap megaproyek 
tersebut dapat terealisasi, perlu juga ada pembangunan infrastruktur 
transportasi skala menengah, untuk melahirkan manfaat besar bagi ekonomi 
daerah. Misalnya saja pelabaran Jalan Soekarno-Hatta (by pass), jalan lingkar 
Kota Bandar Lampung, jalan raya yang menghubungkan Bandar 
Lampung-Pringsewu-Pesawaran-Natar-Metro-Kalianda, dan yang semacamnya. Ini akan 
membawa dampak baik bagi ekonomi Lampung secara keseluruhan dan karena biaya 
pembangunan tidak terlalu besar, dana hibah akan cenderung mudah didapat, dan 
anggaran pemerintah pusat dan daerah masih relatif cukup untuk membangunnya.

      Pembangunan infrastruktur transporasi semacam yang disampaikan diatas 
perlu dilakukan untuk mengoptimalkan manfaat ekonomi pembangunan infrastruktur 
transportasi. Hingga saat ini dana pemerintah tersebar ke seluruh daerah 
Lampung. Namun keuntungannya relatif rendah. Bahwa manfaat secara langsung 
sulit didapat memang benar, namun hendaknya perlu dipertimbangkan juga 
membangun sesuatu yang manfaat ekonominya relatif jauh lebih cepat dapat 
dirasakan oleh masyarakat.

      Kini sudah saatnya dalam mengalokasikan dana pembangunan infrastruktur 
transportasi yang ada di pekerjaan umum dan perhubungan, mempertimbangkan 
benefit ekonominya, baik bagi masyarakat maupun memberikan stimulan kepada 
pengusaha untuk mau berinvestasi. Jika kita mampu mengalokasikan dana 
infrastruktur kita yang memang tidak seberapa banyak ini, mudah-mudahan 
perkembangan kesejahteraan masyarakat akan dapat meningkat.

      Ini penting, di tengah pertanyaan; mengapa dana pembangunan fisik yang 
sedemikian besar tidak mampu menurunkan jumlah penduduk miskin dan meningkatkan 
investasi? Jawabannya perlu dicari dan diberikan oleh kalangan profesional dan 
akademisi kepada pemerintah. Dan pemerintah harus membuka diri terhadap hal ini 
demi pengalokasian dana terbatas ini dapat lebih tepat sasaran dan manfaatnya 
optimal.
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke