Kolom IBRAHIM ISA *)

Senin, 27 Juli 2009

--------------------------------

Kepergian MARSEKAL OMAR DHANI Adalah

Kehilangan Besar Bagi Bangsa Indonesia


<Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Radji 'un>


Dalam tuulisan yang sudah dimulai berkenaan dengan meninggalnya Marsekal 
Udara Omar Dahani: Judulnya dimulai sbb: 'IN MEMORIAM MARSEKAL AURI OMAR 
DHANI', Patriot Besar dan Sukarnois Yang Konsisten.


Selanjutnya:

Mulai dari prajurit, lalu perwira-perwira tinggi AURI, sampai Kepala 
Staf Angkatan Udara selanjutnya ke Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, 
bersama patriot-patriot pencita bangsa dan tanah air, tak ketinggalan 
mantan Presiden Megawati Sukarnoputri, menyatakan sedih dan belasungkawa 
berkenaan dengan berpulangnya ke rahmatullah, Marsekal Udara OMAR DHANI.

Nama Marsekal Udara Omar Dhani yang selamanya tak terpisahkan dengan 
perjuangan Republik Indonesia untuk membebaskan IRIAN JAYA (sekarang 
Papua), akan tetap harum di hati rakyat Indonesia, khsusunya di kalangan 
Angkata Udara Republik Indonesia.



* * *



Luar biasa tanggapan, penghargaan, serta penghormatan yang bisa dibaca 
maupun didengar. Antara lain seorang dari Kupang dengan mantap 
menyatakan bahwa Marsekal Omar Dhani adalah seorang pahlawan bangsa. 
Tulisnya:

*/TERIRING DO'A UNTUKMU PAHLAWANKU, HANYA AIR MATA YG KINI AKAN MENEMANI 
BANGSA INI DALAM KENANGAN KEBESARAN ANAK BANGSA YG TERBUANG...SELAMAT 
JALAN "SANG GARUDA" <Kupang)./*


*Seorang lagi menulis di salah satu website di internet sbb:**/ /*

*/Selamat jalan pahlawan bangsa, ..... semoga engkau tersenyum dialam 
sana walaupun kami tahu betapa sulitnya engkau tersenyum dimasa-masa 
yang lalu... /*


*Djoko Poerwoko Marsekal Muda TNI (Purn); Anggota Perhimpunan 
Purnawirawan AU, menulis sbb: *

*/Pahlawan Dirgantara Itu Telah Tiada. Negara, rakyat, bangsa Indonesia 
dan TNI -- AU sendiri harus melupakan jasa seorang panglima yang pernah 
memimpin Angkatan Udara terkuat di belahan bumi selatan periode 1960-an./*

 *"/...Operasi Dwikora tahun 1964, saat itu dipimpin Laksamana Madya 
Omar Dani," penggal pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di luar 
teks saat meresmikan Monumen Trikora dan Dwikora di halaman Mabes TNI, 
Cilangkap (26/2). Sayang, saat itu Omar Dani tidak hadir karena sakit 
meski panitia mengundangnya./*



*/* * */*


*WAWANCARA IBRAHIM ISA DENGAN 'RADIO HILVERSUM'.*


Pagi ini, hari Senin 27 Juli, jam 10.30, Harso Susanto, dari RANESI, 
Radio Nederland Seksi Indonesia, lebih dikenal dengan 'Radio Hilversum', 
lewat tilpun menanyakan kepadaku APA ARTI MENINGGALNYA Marsekal Udara 
Omar Dhani bagi bangsa Indonesia, terutama bagi generasi muda Indonesia 
di zaman Reformasi sekarang ini.


TRANSKRIP WAWANCARA Ibrahim Isa dengan RADIO HILVERSUM, adalah sbb:


Radio Hilversum ( Harso Susanto -- HS ):

Kita bikin yang santai, ya Pak.


Isa:

Santai, ya santai, tapi ya, kita merasa sedih, ya.


HS:

Ini Harso Susanto dari Radio Hilversum.


Saya ingin mengajukan suatu pertanyaan. Sebagai seorang tokoh nasional, 
mantan Kepala Staf Angktan Udara Indonesia, yang oleh Suharto beserta 
rezimnya, mengalami persekusi yang hebat: -- Apa makna Marsekal Omar 
Dhani bagi Indonesia. Apa makna meninggalnya Marsekal Omar Dhani bagi 
generasi muda Indonesia zaman reformasi terutama yang sekarang ini, pak.


Isa: PUNYA ARTI SEJARAH YANG SANGAT BESAR

Pertama-tama tentu, mempunyai arti sejarah yang sangat besar. Karena 
beliau adalah seorang patriot besar. Juga seorang perwira tinggi. Yang 
amat setia kepada negara. Juga amat setia kepada Presiden Sukarno. 
Terkenal di kalangan anak-anak muda dan juga dilingkungan yang lebih 
luas. Tidak saja setia kepada kepala negara, tetapi juga setia kepada 
Presiden Sukarno. Setia untuk melaksanakan ajaran-ajaran Presiden 
Sukarno. Khususnya mengenai Pancasila. Dan mengenai pembangunan nasion 
Indonesia. Menjadi suatu nasion, yang berdikari, yang berkpribadian, 
berpolitik bebas dan aktif sebagai negara yang berdaulat.


Khususnya di kalangan perwira tinggi, Marsekal Omar Dhani sangat dikenal 
sebagai seorang SUKARNOIS. Karena itu, meninggalnya Marsekal Omar Dhani 
merupakan suatu kerugian besar bagi bangsa Indonesia. Bagi Angkatan 
Udara Indonesia. Marsekal Omar Dhani sangat dihormati, sampai saat 
umurnya yang terakhir ini. Itu bisa kita liat dari reaksi masyarakat 
yang luas, berkenaan dengan meninggalnya Marsekal Omar Dhani.


Saya ingin menggunakan kesempatan ini juga, untuk menyatakan 
belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga beliau. Untuk tabah 
menghadapi musibah ini. Dan semoga arwah Marsekal Omar Dhani, diterima 
oleh Tuhan Yang Esa di sisi Beliau.


KEHILANGAN YANG TIDAK TERKIRA

Meninggalnya Marsekal Omar Dhani merupakan kehilangan yang tidak terkira 
bagi seluruh bangsa. Adalah suatu PELAJRAN BESAR betapa seorang patriot 
besar, pencinta ajaran-ajaran Bung Karno, dan konsisten ingin 
melaksanakan ajaran-ajaran Bung Karno, diperlakukan sedemikian rupa 
biadabnya, oleh rezim yang samasekali tidak mengerti sejarah Indonesia, 
yaitu rezim Orba.


Bahwa hal itu, sedikit-sedikit sudah dikoreksi oleh yang bersangkutan, 
yang sekarang ini memegang tampuk pimpinan kekuasaan, bisa kita lihat 
antara lain : Dengan pernyataan Kepala Staf Umum Angkatan Udara, 
Marsekal TNI-Angkatan Udara Subandrio. Yang mengatakan bahwa, Marsekal 
Omar Dhani adalah satu sosok yang turut membesarkan TNI Angkatan Udara. 
Malah dikatakannya, beliau adalah sosok yang SANGAT BERJASA . Selain itu 
kita juga menyaksikan, atau mendengar berita, bahwa Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono telah mengirimkan bunga untuk menyatakan, belasungkawa 
berkenaan dengan meninggalnya Marsekal Omar Dhani.


KESALAHAN BESAR ORBA SEDIKIT -- SEDIKIT DIKOREKSI

Ini artinya apa?

Ini artinya, sebetulnya, secara tidak langsung, (yang bertanggunjawab 
sekarang) telah mengkoreksi satu kesalahan besar yang dilakukan di masa 
lalu oleh Orba. Orba yang telah memvonis, telah menjatuhkan hukuman 
mati, yang telah mengadili dan menjatuhkan hukuman secara tidak adil 
kepada Marsekal Omar Dhani. Jadi, disini saya melihat, bahwa dengan 
meninggalnya Marsekal Omar Dhani ini, juga menjadi suatu pelajaran. 
Bahwa, suatu kekeliruan itu juga bisa dikoreksi. Meskipun, katakanlah, 
secara malu-malu. Tidak terus terang. Sebab, kan tidak masuk diakal, 
bahwa seorang perwira tinggi sudah diadili oleh Mahmiluh, sudah dijatuhi 
hukuman mati, karena dianggap berkhianat. Semua tanda jasa dan 
pangkatnya dicabut. Tapi waktu beliau meninggal, dikatakan ia seorang 
yang amat berjasa. Dikirimi bunga tanda belasungkawa dan sebagainya. Apa 
artinya ini?


Artinya ini, bahwa, penguasa, pemerintah SBY sendiri sebetulnya, kalau 
beliau mau berterus terang, beliau telah melihat kesalahan yang lalu. 
Dan sedikit demi sedikit, mungkin, mengkoreksinya. Harapan kita ialah 
agar lebih konsisten dalam mengkoreksi. Bahwa tindakan yang demikian 
tidak adilnya terhadap Marsekal Omar Dhani, HARUS DIKOREKSI. Itulah 
reaksi pertama saya.


HS:

Kalau tidak salah, bapak Marsekal Omar Dhani, menulis sebuah buku 
setelah keluar dari tahanan.


Isa:

BUKUNYA MERUPAKAN PELURUSAN SEJARAH

Betul, beliau menulis sebuah buku yang berjudul TUHAN, PERGUNAKANLAH 
HATI, PIKIRAN DAN TANGANKU. Disitulah beliau menjelaskan bagaimana duduk 
perkaranya.

Sebuah buku yang merupakan pelurusan sejarah yang sudah demikian 
dibengkokkan, direkayasa oleh rezim Orba. Di situ semua ada. Ada 
pembelaannya. Ada juga tuduhannya.

Ada pembelaan dari advokat beliau. Ketika diberi tau bahwa beliau bisa 
membela, hanya diberikan waktu tidak sampai satu jam, untuk menyusun 
pembelaannya. Kelihatan sekali, bahwa pengadilan terhadap Marsekal Omar 
Dhani itu, terlalu direkayasa.


HS:

Jadi kalau begitu, (buku ini) juga merupakan suatu sumbangan beliau 
terhadap pelurusan sejarah yang sudah begitu diputar-balikkan, 
dimanipulasi oleh Orde Baru, ya Pak?


Isa:

Ya, betul. Buku itu merupakan suatu pelurusan sejarah. Meskipn ketika 
beliau ditanya apakah akan menuntut mantan Presiden Suharto, beliau 
bilang: Tidak, sebab keadaan beliau sekarang, yaitu ketika sudah bebas 
itu, adalah lebih baik dari mantan Presiden Suharto yang justru sedang 
dalam proses diadili. Karena tuduhan korupsi. Jadi keadaannya memang 
berbalik. Mantan Presiden Suharto yang diadili. Di lain fihak Marsekal 
Omar Dhani yang dibebaskan dari hukumannya itu.


HS:

Ada yang ingin Anda tambahkan mengenai meninggalnya Marsekal Omar Dhani?


Isa:

RESPEK SAYA KEPADA BANYAK PERWIRA AURI YANG KONSISTEN


Ada yang ingin saya tambahkan. Yaitu, saya memberikan respek saya juga 
kepada banyak perwira AURI yang konsisten. Meskipum pada zaman permulaan 
Orba itu AURI sangat dijijikkan, dimaki atau difitnah sedemikian rupa. 
Tapi, sementara perwira Angktan Udara yang penting-penting, konsisten 
tetap membela Marsekal Omar Dhani. Tidak pernah menyatukan suara atau 
ikut-ikutan mengutuk Marsekal Omar Dhani. Ini juga suatu pelajaran 
betapa sementara perwira, bukan semata-mata karena membela korpsnya. 
Tetapi mereka membela kebenaran. Kebenaran dan keadilan yang tidak 
diberikan kepada Marsekal Omar Dhani.


HS:

Pak Ibrahim Isa, saya mengucapkan terima kasih, atas pendirian dan kesan 
yang begitu jelas

dan mantap.


Isa:

Dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada Radio Nederland, atas 
kesempatan untuk mencurahkan perasaan dan fikiran saya. Karena, 
kebetulan dalam waktu dekat ini, Saya juga akan menulis sebuah 'IN 
MEMORIAM' untuk Marsekal Omar Dhani.


Harso Sasanto dari Radio Hilversum:


Terima kasih Pak. Dan sukses untuk penulisan Anda.


Isa:

Terima kasih!


* * *


Footnote:

Kolom Ibrahim Isa diatas ini, menggantikan tulisan IN MEMORIAM Marsekal 
Omar Dhani.


*)

Ibrahim Isa,

Publisis,

Sekretaris Wertheim Foundation, Amsterdam.


* * *





[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke