nampaknya pemerentah gak sanggup ngontrol harga, baru aja mulai puasa udah nanjak tuh haga sembako, setelah lebaran harganya akan tetap naik ke puncak frustrasi ibu rumah tangga dari kalangan bawah.
http://herilatief.wordpress.com/ http://akarrumputliar.wordpress.com/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ --- On Sun, 8/23/09, HKSIS <sa...@netvigator.com> wrote: From: HKSIS <sa...@netvigator.com> Subject: #sastra-pembebasan# Harga Bahan Pokok Terus Naik - RI Kembali Berutang ke IMF - IMF Perkuat Cadangan Devisa Indonesia To: "HKSIS" <hk...@yahoogroups.com> Date: Sunday, August 23, 2009, 8:41 AM Harga Bahan Pokok Terus Naik Permintaan Meningkat pada Awal Ramadhan KOMPAS/DANU KUSWORO Pedagang melayani pembeli di kios bumbu dan sayur di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, Jumat (21/8). / Minggu, 23 Agustus 2009 | 05:53 WIB JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun pemerintah menyatakan persediaan bahan pokok di Jakarta masih banyak dan tidak perlu ada kenaikan harga, di beberapa pasar tradisional harga terus melambung. Bahan pokok yang terus mengalami kenaikan harga, antara lain, adalah minyak goreng dan gula. ”Hampir tiap hari memang naik harga. Minyak goreng curah dari Rp 8.000 per kilogram pekan lalu, sekarang saya jualnya Rp 9.500 per kg karena agen tempat saya beli minyak goreng juga sudah menaikkan harga,” kata Hartati, pemilik kios bahan pokok di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (22/8). Harga gula pasir saat ini dipatok Rp 9.000 per kg. Sekitar 10 hari lalu, harga gula pasir lokal masih berkisar Rp 8.000-Rp 8.500 per kg. ”Mungkin bisa naik lagi nanti sampai Rp 10.000 per kg. Tahun lalu juga seperti ini kejadiannya,” kata Hartati lagi. Beras yang menurut Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan DKI Jakarta Ade Suharsono tersedia melimpah di Jakarta pun turut naik harganya. Di Kebayoran Lama dan Pasar Senen, Jakarta Pusat, beras kualitas menengah yang semua dibanderol Rp 255.000 per 50 kg dari agen sekarang dijual Rp 265.000. Beras kualitas di bawahnya yang semula pedagang cuma butuh modal Rp 5.000 per kg untuk membeli dari agen. Kini, per kilogramnya, pedagang harus membeli Rp 5.100. Jika daging sapi masih stabil pada harga Rp 55.000-Rp 58.000 per kg, daging ayam justru naik dari sebelumnya Rp 20.000 per kg menjadi Rp 25.000 per kg. Namun, tidak semua harga bahan makanan pokok naik. Telur ayam, misalnya, dari sebelum puasa Rp 195.000/15 kg, kini pedagang bisa membeli dari agen Rp 189.000/15 kg. Di tingkat konsumen, harga telur masih cenderung tetap, yaitu antara Rp 12.000-Rp 13.000 per kg. Bersiasat Kenaikan harga pada awal bulan Ramadhan sudah dinilai sejumlah warga sudah biasa. Kenaikan itu tentunya harus disiasati agar tidak memberatkan. ”Harus pandai bersiasat. Masak sendiri untuk buka dan sahur, bagaimanapun juga lebih irit daripada beli lauk dari luar,” kata Ny Nanik, warga Jalan Kramat Kwitang 1 A, Jakarta Pusat. Agar makin irit, Ny Nanik sengaja membeli daging, telur, ayam potong, dan bahan-bahan lain di awal puasa. Ny Nanik mencampur bahan daging dengan bahan lain sehingga tetap menjadi masakan dalam jumlah banyak. Siasat membeli bahan pangan di awal puasa itu juga membuat permintaan barang meningkat sehingga harga-harga meningkat. Misalnya harga daging di sejumlah pasar di Banten juga melonjak lantaran meningkatnya permintaan warga. Di Kota Serang, Banten kemarin, satu kilogram daging sapi dijual dengan harga Rp 60.000- Rp 65.000. Padahal, sehari sebelumnya, harga daging sapi masih Rp 45.000-Rp 55.000 per kg. (NEL/NTA) http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/ri-kembali-berutang-ke-imf/ Sabtu, 22 Agustus 2009 13:53 RI Kembali Berutang ke IMF OLEH: SIGIT WIBOWO Jakarta – IMF menyalurkan pinjaman untuk memperkuat cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 2,7 miliar. Bank Indonesia (BI) memastikan likuiditas yang akan diterima Indonesia pada kuartal III 2009 bukan pinjaman dan tidak memiliki konsekuensi tambahan biaya setelah dicairkan. Namun, ekonom Tim Indonesia Bangkit Revrisond Baswir yang dihubungi SH di Yogyakarta, Sabtu (22/8), berpendapat lain. Ia beranggapan, utang dalam bentuk SDR (Special Drawing Rights) tetap saja harus dikembalikan karena itu bukan uang Indonesia. Hal ini terlihat dari biaya administrasi yang tetap dibebankan kepada Indonesia, meskipun utang dilakukan oleh bank sentral. “Pemerintah memang tidak berutang dan utang dilakukan oleh bank sentral, tetapi esensinya tetap sama,” kata Revrisond. Ia menyatakan utang dari IMF ini bukanlah angin surga yang dijanjikan dalam kampanye kemarin, tetapi sungguh-sungguh kenyataan. Utang ini diberikan kepada negara-negara anggota IMF yang memiliki cadangan devisa kecil. “Negara-negara dengan cadangan devisa besar seperti China tidak mungkin mengambil utang seperti ini,” katanya. Dihubungi terpisah, ekonom Pusat Sudi Ekonomi Kerakyatan UGM Fahmy Radhi menyatakan skema utang melalui SDR ini hanya akal-akalan IMF menjadikan Indonesia tergantung kepada lembaga tersebut. Meskipun Indonesia tidak terlalu terpengaruh pada krisis ekonomi dunia, namun cadangan devisa Indonesia kecil dibandingkan sejumlah negara tetangga. Cadangan devisa Indonesia amat rapuh terutama ditopang oleh aliran hot money. Ia menyatakan tujuan jangka panjang dari utang ini membuat Indonesia tergantung kepada IMF dan Indonesia akan dipaksa menjalankan agenda liberalisasi ekonomi ala IMF. “Indonesia tidak berkutik setiap diperintah IMF dan menyambar setiap tawaran utang IMF,” tandasnya. Janji-janji gagah berani yang tidak ingin berutang dan tergantung pada IMF ternyata hanya pepesan kosong dan angin surga. Dalam siaran pers, Jumat (21/8), Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono mengatakan, suntikan dana tersebut dalam rangka penanganan krisis 2009 bertujuan memperkuat likuiditas global dengan cara meningkatkan cadangan devisa negara-negara anggota IMF, termasuk Indonesia. Dikatakan, dana yang akan diterima RI merupakan bagian dari pengalokasian SDR oleh IMF. “Ini bukan fasilitas pinjaman IMF seperti yang pernah diterima pemerintah Indonesia pada krisis 1997/1998. Alokasi ini untuk semua negara anggota IMF dan semata-mata bagian dari upaya global menanggulangi krisis melalui penyediaan likuiditas global,” jelasnya. Hartadi merinci dari total US$ 2,7 miliar dana yang akan diterima Indonesia dalam bentuk SDR bersumber dari pengalokasian umum SDR (General SDR Allocation) sebesar SDR 1,54 miliar (US$ 2,4 miliar) dan alokasi khusus SDR 200,1 juta (US$ 312 juta). Ia melanjutkan dana SDR 1,54 miliar akan dicairkan pada 28 Agustus 2009, sedangkan US$ 200,1 juta akan masuk ke cadangan devisa RI 9 September mendatang. Jadwal pendistribusian SDR tersebut dilakukan serentak kepada 186 negara anggota IMF dengan besaran yang berbeda sesuai dengan proporsi dan kuota masing-masing. SDR adalah cadangan devisa internasional yang diciptakan sejak 1969 sebagai tambahan cadangan devisa negara-negara anggota IMF. Peningkatan alokasi SDR IMF ke cadangan devisa Indonesia tidak akan menimbulkan tambahan biaya. Namun, BI harus membayar biaya administrasi ke IMF sebesar 0,01 persen per tahun. n IMF Perkuat Cadangan Devisa Indonesia Jumat, 21 Agustus 2009 19:14 WIB | Ekonomi & Bisnis | Moneter | Dibaca 425 kali Jakarta (ANTARA news) - Dana Moneter Internasional (IMF) akan melaksanakan alokasi "Special Drawing Right" (SDR Allocation) untuk memperkuat likuiditas global tahun ini dalam menangani krisis, yaitu kebijakan memperkuat cadangan devisa bagi negara-negara anggotanya, termasuk Indonesia. Deputi Gubernur, Hartadi A Sarwono, dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat, mengatakan alokasi SDR tersebut pada dasarnya bukan merupakan fasilitas pinjaman IMF seperti yang pernah diterima pemerintah Indonesia pada saat krisis tahun 1997-1998. "Alokasi ini adalah untuk semua negara anggota IMF dan semata-mata merupakan bagian dari upaya global untuk menanggulangi krisis melalui penyediaan likuiditas global yang terganggu akibat krisis," kata Hartadi. Realisasi alokasi umum SDR bagi negara anggota IMF akan dilakukan secara serentak pada 28 Agustus 2009, sedangkan realisasi alokasi khusus SDR akan dilaksanakan 9 September 2009. Pendistribusian dilakukan sesuai dengan proporsi dari kuota masing-masing negara saat ini pada IMF. Secara umum peningkatan Alokasi Umum SDR ini akan meningkatkan alokasi SDR masing-masing negara menjadi sebesar 74 persen dari kuotanya. "Untuk Indonesia, peningkatan alokasi SDR IMF tidak akan menimbulkan "net charges" atau tambahan biaya, kecuali biaya administrasi yang jumlahnya relatif kecil (0,01 persen per tahun)," katanya. Hal ini dikarenakan Indonesia juga memperoleh pendapatan bunga dengan tingkat suku bunga yang sama dari SDR yang dimiliki. Di sisi lain, alokasi SDR tersebut akan bermanfaat untuk memperkokoh penyangga (reserve buffer) bagi likuiditas eksternal Indonesia dengan meningkatkan cadangan devisa Indonesia sebesar SDR1,74 miliar atau setara dengan 2,70 miliar dolar AS, yang terdiri dari SDR1,54 miliar berasal dari alokasi umum dan SDR200,1 juta dari alokasi khusus, jelas Hartadi. SDR adalah cadangan devisa internasional (international reserve assets) yang diciptakan sejak tahun 1969 sebagai tambahan cadangan devisa negara-negara anggota IMF. Pemanfaatan SDR tersebut tidak memerlukan syarat-syarat tertentu (without conditionalities), melainkan tergantung pada kebutuhan masing-masing negara anggota melalui mekanisme pertukaran dengan negara-negara anggota IMF lainnya. Secara global terdapat dua macam alokasi SDR yang akan dilakukan oleh IMF tahun ini kepada 186 negara anggotanya, termasuk Indonesia. Pertama, alokasi umum dengan nilai total SDR161,19 miliar atau setara 250 miliar dolar AS di mana alokasi ini merupakan bagian dari dukungan IMF terhadap upaya penanggulangan krisis global yang berdampak pada terganggunya likuiditas global. Kedua, alokasi khusus dengan nilai total SDR21,5 miliar atau setara 33,0 miliar dolar AS yang merupakan pelaksanaan kesepakatan sebelumnya (tahun 1997) yang baru dilaksanakan pada tahun ini.(*) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ _________________________ SASTRA-PEMBEBASAN, wacana sukasamasuka sastrakitakitaYahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed]