*Kolom IBRAHIM ISA*

*Kemis, 27 Agustus 2009*

*------------------------------*


*IN MEMORIAM SOEDIRDJO HARSONO*

*<Kediri 23 November 1921 -- Diemen 21 Agustus 2009>*


Lebih seratus orang: Terdiri dari kawan, sahabat dan kenalannya 
berkumpul di Pekuburan 'St Barbara', Amsterdam, mengantarkan SOEDIRDJO 
HARSONO (Bung Hary), ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Mereka 
memerlukan datang dari Amsterdam, Purmerend, Almere, Utrecht, Zeist, Den 
Haag, Rotterdam, Arnhem, dan lain-lain tempat, termasuk Achen dan 
Dortmund (Jerman) untuk hadir dalam upacara perpisahan dengan Bung Hary. 
Juga kawan-kawan Bung Hary orang-orang Belanda, Jerman, dan Filipina 
turut menyatakan belasungkawa mereka kepada Zus Darmini, istri Bung Hary.


Dalam upacara khidmat dan mengesankan siang tadi itu, Ketua Perhimpunan 
Persaudaraan Farida Rahmat, bicara pada waktu pemakaman atas nama keluarga.

Sebelumnya Ibrahim Isa, salah seorang sahabat karib Bung Hary, bicara 
singkat mengenai kegiatan Bung Hary selama hidupnya, seperti berikut di 
bawah ini:


* * *


*SOEDIRDJO HARSONO-SEUMUR HIDUP BERJUANG DEMI CITA-CITA MULYA *

Zus Darmini y.b. Kawan-kawan, dan Hadirin Yth,


Dalam perjalanan hidup manusia, saat-saat yang paling menyedihkan dan 
mengharukan ialah saat seperti yang terjadi hari ini. Ketika harus 
berpisah dari seseorang yang dicintai dan dihargai. Seorang suami, kawan 
dan kawan seperjuangan demi cita-cita mulya bersama. Hari ini dengan 
amat sedih kita mengucapkan kata-kata PERPISAHAN dengan Kawan SOEDIRDJO 
HARSONO.


Belasungkawa sedalam-dalamnya kita sampaikan kepada Zus Darmini. Semoga 
Zus Darmini tabah menghadapi musibah dengan kepergian Kawan SOEDIRDJO 
HARSONO tercinta, suami dan kawan seperjuangan seumur hidup.


Kita berpisah dengan Soedirdjo Harsono, dengan Bung Hary, sebagaimana ia 
dengan akrab disapa oleh kawan-kawan. Namun, kenangan kita mengenai Bung 
Hary tetap tersimpan dalam ingatan dan hati kita. Sebagai seorang kawan 
seperjuangan yang hidupnya amat sederhana, sepenuhnya demi cita-cita 
perjuangan, demi tanah air dan bangsa, demi rakyat kecil.


Ciri Bung Hary yang menjolok: Ia tak henti-hentinya melakukan kegiatan 
berkaitan dengan perjuangan. Ciri lainnya yang menyolok ialah, bahwa 
dalam kegiatannya itu, Bung Hary selalu bersama-sama dengan istrinya 
tercinta Zus Darmini.


* * * Pertama kali saya berkenalan dengan Bung Hary ( di negeri Belanda, 
th 1952). Saat itu Republik Indonesia baru saja memasuki periode pasca 
penandatanganan Persetujuan KMB. Suatu persetujuan antara Indonesia 
dengan Belanda, yang terlalu berat sebelah. Yang amat merugikan Republik 
Indonesia, negeri dan rakyatnya. Kami berkenalan di suatu pertemuan 
memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1952. Disitu hadir banyak 
pelaut Indonesia. Juga hadir kawan-kawan Belanda dan dari masyarakat 
setempat di Zaandam. Itu terjadi lebih setengah abad yang lalu. Ketika 
itu pemuda SOEDIRDJO HARSONO, sibuk dengan kegiatan bersama para pelaut 
Indonesia. Disitulah Bung Hary a.l. berkecimpung dalam aksi-aksi demi 
hak-hak sah kaum pelaut Indonesia yang sering mampir atau sedang 
istirahat di Belanda. Bersama kawan Indonesia lainnya, Bung Hary 
membimbing aksi-aksi pelaut Indonesia tsb.


Selain itu, ia melakukan kegiatan lainnya sehubungan dengan usaha 
memperkokoh solidaritas antara rakyat pekerja Belanda dengan rakyat 
Indonesia melawan penggerowotan kemerdekaan Indonesia oleh kekuatan 
kolonial Belanda yang masih berlangsung terus. Sesuai Persetujuan KMB, 
Belanda a.l masih tetap menguasai sebagian dari tanah air kita, Irian 
Barat, sebagai koloninya. Meskipun adanya perdamaian lewa Persetujuan 
KMB antara Indonesia dengan Belanda , tapi kaum reaksioner/kolonialis 
Belanda tetap aktif mendukung bekas kapten KNIL Westerling dengan 
gerakan 'Ratu Adilnya', yang melakukan percobaan kup di Bandung. Mereka 
melakukan aksi-aksi subversif lainnya untuk menggerowoti dan 
membangkrutkan Indonesia yang baru merdeka. Indonesia ada dalam periode 
perjuangan untuk bebas dari kekangan Persetujuan KMB. Suatu perjuangan 
yang akhirnya berhasil dengan dibatalkannya secara sefihak oleh 
Indonesia, seluruh Persetujuan KMB.


Itulah latar belakang situasi politik antara Indonesia dan Belanda. 
Dalam situasi demikian itulah Bung Hary melakukan kegiatan bersama 
kawan-kawan Indonesia di Belanda. Semua kegiatan di Belanda itu adalah 
demi mendukung perjuangan di tanah air. Pemerintah Belanda mengangap 
kegiatan tsb seperti 'duri didalam daging' bagi kelanjutan politik 
kolonialnya. Wartawan K.B. Antara, Go Gien Tjwan, dan Sunito -- salah 
seorang pimpinan Perhimpunan Indonesia di Belanda, yang pernah ditunjuk 
oleh pemerintah RI di Jogjakarta sebagai perwakilan RI di luarnegeri, -- 
diusir dari Nederland. Saat-saat itu bagi Bung Hary, Nederland sudah 
menjadi tempat yang tak aman bagi kegiatan perjuangan. Oleh karena itu 
Bung Hary kembali pulang ke tanahair tercinta.


* * * Di Indonesia, Bung Hary segera bergabung dengan Dewan Nasional 
Sobsi dan SBPP, Serikat Buruh Pelabuhan dan Pelayaran <Suatu vakcentraal 
di Indonesia yang berjuang untuk kepentingan dan perbaikan nasib kaum 
buruh pelabuhan dan pelayaran Indonesia> . Bung Hary meneruskan 
perjuangan sehari-hari bersama kawan-kawan lainnya di Sobsi/SBPP, -- -- 
- yang aktif dalam perjuangan nasional untuk membatalkan Persetujuan 
KMB, membebaskan Irian Barat serta menasionalisasi perusahaan-perusahaan 
raksasa milik Belanda yang menguasai urat nadi perekonomian Indonesia.


* * * Pemerintah Presiden Sukarno demi memperjuangkan terbentuk dan 
terkonsolidasinya kekuatan baru yang progresif revolusioner -- yaitu THE 
NEW EMERGING FORCES, beranjak dari solidaritas Asia-Afrika, memperluas 
hubungan Indonesia dengan kekuatan progresif di kawasan Amerika Latin. 
Ketika itulah Indonesia merintis hubungan diplomatik dengan Republik 
Sosialis Kuba. Untuk meletakkan batu pertama dalam hubungan 
Indonesia-Cuba tsb, dikirim sebuah misi penting di bawah pimpinan 
Laksamana Udara SURYADARMA. Disitulah Bung Hary bersama kawan-kawan 
Indonesia lainnya memberikan sumbangannya dalam usaha Republik Indonesia 
melakukan perintisan penting ke Amerika Latin. Menjalin hubungan 
persahabatan dan saling sokong dengan suatu pemerintah sosialis di 
kawasan Amerika Latin , Cuba Sosialis di bawah piminan Presiden Fidel 
Castro.


* * * Banyak yang bisa ditimba dari pengalaman melakukan kegiatan 
bersama Bung Hary selama bertahun-tahun bekerjasama dengan dia. Bersama 
kawan lainnya Bung Hary ikut menseleksi bahan-bahan, mengelola majalah 
progresif 'THE INDONESIAN TRIBUNE', 'OISRAA BULLETIN' dan 'SUARA RAKYAT 
INDONESIA'. Dalam proses ini kawan-kawan makin mengenalnya sebagai kawan 
yang pendiam tanpa pamrih, berdisplin, rajin, tak kenal susah payah, 
berjuang terus demi cita-cita mulya bersama.


Banyak berita yang ikut di-edit Bung Hary dari koran-koran Indonesia. 
Semua untuk menjelaskan kepada pembaca situasi Indonesia yang 
sesungguhnya di bawah rezim Orba. Ia ikut aktif di dalam redaksi 
mendiskusikan situasi Indonesia ketika itu. Kemudian ikut serta pula 
dalam peng-editan dan pengelolaan siaran dan majalah yang kami terbitkan 
ketika itu. Dalam tulisan-tulisan tsb itulah terdapat sumbangsih 
Soedirdjo Harsono dalam rangka perjuangan yang lebih besar untuk 
demokrasi, keadilan dan hak-hak azasi manusia.


Sehubungan dengan pekerjaan penerbitan: Menseleksi dan mengedit pelbagai 
berita, artikel dan risalah, Bung Hary yang aktif terlibat dalam 
pekerjaan itu, juga memperhatikan hal-hal yang tampaknya kecil, tetapi 
punya arti penting dalam pekerjaan penerbitam. Ketika itu sedikit saja 
diantara kawan-kawan yang bisa mengetik dengan baik. Atau, kalaupun bisa 
ngetik, melakukannya hanya dengan dua jari, atau beberapa jari saja. 
Padahal untuk bisa menghasilkan tik-tikkan dengan cepat dan benar, 
paling baik melakukannya dengan 10 jari. Atas inisiatifnya Bung Hary 
mengorganisasi kursus ngetik untuk kawan-kawan muda dan tua, yang 
katanya sudah bisa ngetik maupun yang belum. Bung Hary menunjukkan 
dengan perbuatan kongkrit, bahwa ia juga memperhatikan hal-hal yang 
tampaknya kecil, tapi menyangkut pekerjaan besar.Tidak sedikit kawan 
yang menyelesaikan dengan baik kursus ngetik yang dikelola Bung Hary itu.


Di negeri Belanda Bung Hary bersama kawan-kawan lainnya aktif a.l dalam 
Komite Indonesia dan 'Aksi Setiakawan'. Dalam rangka kegiatan ini 
politik anti-rakyat Orba diekspos di muka publik Belanda dan 
internasional. Juga dilakukan aksi-aksi pembelaan terhadap para korban 
peristiwa 1965. Mereka giat menggalang solidaritas internasional 
terhadap perjuangan rakyat kita melawan Orba. Dalam semua kegiatan tsb 
bersama kawan-kawan lainnya, Bung Hary dan Zus Darmini, senantiasa ada 
dalam barisan depan. Juga dalam aksi-aksi kongkrit massa yang diorganisi 
oleh pelbagai organisasi progresif lainnya di Belanda dan Eropah.


* * * Bung Hary, kawan Sudirdjo Harsono, telah tiada. Tetapi kita akan 
selalu mengenangkannya sebagai seorang penggiat, pejuang yang konsisten, 
gigih, tak kenal lelah dan tanpa pamrih. Dalam kesibukan kegiatan yang 
terus-menerus, Bung Hary bersama istrinya tercinta Darmini, selalu 
mempertahankan langgam hidup sederhana dan rajin bekerja. Semua itu 
merupakan pelajaran berharga bagi kita semua.


Mereka itu, seperti yang dengan baik diungkapkan dalam bahasa Jawa, 
adalah orang-orang yang

*SEPI ING PAMRIH , RAMÉ ING GAWÉ! *


BERISTIRAHATLAH DENGAN TENANG BUNG HARY.


Cita-cita mulya perjuangan kita pasti berlangsung terus!


* * *

-- Pernulis adalah Publisis

-- Sekretaris Wertheim Foundation, Amsterdam.

















[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke