Refleksi : Kalau Suparwono latih main basket pada masa muda dan ditemukan, 
mungkin bisa diambil oleh NBA  


 
Jawa Pos 

[ Kamis, 03 Desember 2009 ] 

Suparwono Manusia Tertinggi di Indonesia 

Diukur Muri, Tak Layak Masuk Guinness Book of World Records 

JAKARTA - Harapan Suparwono, 24, supaya namanya bisa dicatat sebagai manusia 
tertinggi di dunia dalam Guinness Book of World Records tidak akan pernah 
kesampaian. Sebab, buruh tani warga SP 8, Desa Tri Tunggal Jaya, Gunung Agung, 
Tulang Bawang, Lampung, itu ternyata lima sentimeter lebih pendek bika 
dibandingkan dengan pemegang rekor manusia tertinggi di dunia saat ini, yakni 
Sultan Kosen.

Warga Turki itu memiliki tinggi tubuh 2,47 meter. Kosen masuk Guinness Book of 
World Records sejak September lalu setelah ''mengalahkan'' Bao Xishun, warga 
Tiongkok, yang setinggi 236,1 cm.

Sebelumnya, Suparwono diklaim setinggi 270 cm atau lebih tinggi ketimbang 
Kosen. Ada pula yang menyebutkan, tinggi mantan pemain salah satu klub basket 
di Surabaya itu 271 cm.

Hasil pengukuran resmi yang dilakukan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) 
kemarin (2/12) sama sekali berbeda. Muri mengukur tinggi Suparwono ''hanya'' 
2,42 meter. Acara pengukuran di Jakarta itu juga dihadiri pendiri Muri yang 
juga bos Pabrik Jamu Jago Jaya Suprana.

Jadi, Suparwono tidak memenuhi kualifikasi untuk masuk Guinness Book of World 
Records. Tetapi, pengukuran tersebut sudah cukup menjadikan dia sebagai manusia 
tertinggi di Indonesia.

''Tim kami dari Muri telah mengukur Suparwono dalam posisi berbaring maupun 
berdiri. Hasilnya, dia memiliki tinggi tubuh 2,42 meter,'' terang Direktur Muri 
Ngadri, seperti dikutip AFP. ''Kami menerima banyak laporan pagi ini, termasuk 
hasil pengukuran dari rumah sakit, yang menyebutkan bahwa dia setinggi 2,71 
meter. Tetapi, kami tetap berpegang pada pengukuran kami,'' tegasnya.

Nama Suparwono menjadi sangat populer pekan ini setelah salah seorang 
kerabatnya di Lampung mengundang para tetangga untuk berfoto bersama dengannya. 
Beberapa hari terakhir, dia muncul di acara talk show televisi di Jakarta 
sebagai ''Raksasa asal Lampung''. Tetapi, Suparwono justru lebih suka disebut 
sebagai ''manusia gajah''. 

Sebelum ke Jakarta kemarin, Suparwono sempat diundang ke Kantor Gubernur 
Lampung dan dijamu. Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. dan staf terlihat 
antusias menyaksikan pria kelahiran Banyumas, Pringsewu, 4 November 1983, 
tersebut makan.

Suparwono mengatakan terkadang merasa ''bangga'' dengan tinggi tubuhnya. 
''Tetapi, (ukuran tubuh yang tinggi) itu juga menimbulkan masalah karena saya 
tak bisa hidup seperti orang yang normal,'' katanya. 

Dia mencontohkan kesulitannya masuk bus umum atau mencari ukuran pakaian dan 
sepatu yang sesuai. Saat pamit ke gubernur Lampung, dia tanpa alas kaki karena 
tidak menemukan sepatu atau sandal berukuran 64.

Di sela acara wawancara televisi, Suparwono juga bercerita pengalamannya 
menjadi manusia tertinggi. ''Saya baru menyadari tinggi tubuh saya yang luar 
biasa ketika berusia 10 tahun. Saat itu saya sudah menjadi siswa tertinggi di 
sekolah dan desa saya,'' katanya.

Saat ini Suparwono tinggal bersama orang tuanya dan menjadi buruh tani. Dia 
kadang bekerja secara serabutan untuk mendapatkan penghasilan. ''Dalam sehari, 
saya menghabiskan tiga kilogram beras dan sedikitnya 15 butir telur,'' 
tuturnya. (AFP/dwi) 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke