Refleksi : Masih kurang! NKRI membutuhkan lebih banyak lagi orang buta huruf supaya mudah bisa digembalakan seperti kambing oleh penguasa. http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=114047
Lebih 400.000 Warga Jabar Buta Huruf Jum'at, 04 Desember 2009 , 02:49:00 TASIKMALAYA, (PRLM).- Lebih dari sembilan juta penduduk Indonesia masih mengalami buta huruf. Sebagian besar mereka yang tidak bisa membaca dan menulis berada di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Khusus di daerah Jawa Barat, warga yang mengalami buta hurup lebih dari 400 ribu orang. Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Nonformal dan Informal, Departemen Pendidikan Nasional Dr. Khamid Muhammad mengatakan, Kamis (3/12) masalah buta huruf atau tidak bisa membaca dan menulis, sampai sekarang masih menjadi masalah besar yang dihadapai bangsa ini. Alasannya, karena jumlah mereka yang buta huruf masih besar yaitu lebih dari sembilan juta orang. "Jadi 60 persen yang buta huruf berada di Pulau Jawa. Di Jatim sekitar 11 persen penduduk yang buta huruf yaitu sekitar tiga juta, lalu di Jabar sekitar 400.000 orang yang buta huruf," katanya usai menjadi pembicara seminar/haul K.H. Ruhiat dan K.H.Ilyas Ruhiat di Pontren Cipasung, Kec. Singaparna, Kab, Tasikmalaya. Penyebab buta huruf itu, kata Khamid Muhammad, sebagian besar mereka tidak mengenyam bangku sekolah atau drop out di jenjang pendidikan sekolah dasar (SD). Pemerintah akan berusaha untuk tangani masalah buta huruf tersebut, dengan dua pola. Pola pertama, untuk mereka yang masih berusia 15 sampai 45 tahun, polanya dengan cara belajar atau program keaksaraan. Ada tatap muka, lalu ada tutor yang memberikan bimbingan untuk membaca dan menulis. Dirjen meminta kepada pesantren, seperti Pontren Cipasung Singaparna, untuk ikut atasi masalah buta huruf. Karena yakin penanganan akan cepat, jika semua pihak terkait, seperti pesantren juga ikut menuntaskan masalah buta huruf. Ditanya mengenai temuan adanya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) fiktif yang mengajukan dan mendapatkan bantuan dana, Khamid mengatana, sedang melakukan pendataan ulang dan sweeping yang dilakukan efektif tahun 2010 mendatang dan pemberian nomor induk lembaga. Di beberapa daerah, seperti Banten, Nusa Tenggara Barat, temuan PKBM fiktif diusut oleh polisi. (A-97/das)*** [Non-text portions of this message have been removed]