Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Bissmillahirrohmaanirrohiim



“Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah
dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu
akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan". QS. At-Taubah 
(9) : 105.



Hidup
adalah gerak dan bekerja, hidup tanpa kerja adalah hampa, persoalannya adalah
bagaimana agar pekerjaan itu memiliki nilai, dan apa motif yang mendasari
pekerjaan kita itu.

Manusia
diciptakan Allah SWT untuk beribadah, Islam tidak membatasi makna ibadah hanya
ritual keagamaan, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji, tapi lebih dari itu,
semua pekerjaan keduniawian bisa memiliki arti ibadah, Artinya, bukan hanya
materi yang kita dapat, tetapi juga ridha dan pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta
Ala.



Petani
yang bekerja disawah, pegawai yang bekerja di kantor, pedagang, nelayan,
pengusaha, semua pekerjaan itu bisa bernilai ibadah manakala memenuhi beberapa
syarat, 

Pekerjaan
itu jelas yang bukan dalam kategori yang diharamkan Allah Subhanahu Wa Ta Ala,
seperti bertransaksi dengan cara riba, menjual narkoba atau minuman keras,
bekerja di tempat maksiat, dan memperdagangkan wanita, atau memperdagangkan
anak, atau bayi, serta bekerja lain lain yang diharamkan Alloh Subhanahu Wa Ta
Ala, dan bekerja itu juga harus dibarengi dengan niat kebaikan dan ikhlas.



Bekerja
untuk memenuhi kebutuhan pribadi, menafkahi keluarga, memakmurkan bumi
sebagaimana yang diperintahkan Allah Subhanahu Wa Ta Ala, bekerja bukan untuk
menumpuk harta, atau “riya”, dan bermegah - megahan, atau hanya berharap
ingin dihormati orang lain saja.



Berikutnya,
rutinitas pekerjaan itu tidak membuatnya lalai dan meninggalkan ibadah ritual,
sebagaimana tuntunan dan firman Alloh ''Hai orang-orang yang beriman,
janganlah harta -hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.
Barang siapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.''
QS. Al-Munafiqun (63) : 9.





''Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak
(pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sholat, dan
(dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu)
hati dan penglihatan menjadi guncang”. QS An-Nuur (24) : 37.

 

Pekerjaan
itu tidak dilakukan dengan cara merampas hak orang lain, mengkhianati, berlaku
curang, dan menipu, pekerjaan harus dilakukan secara profesional, cermat, dan
baik. Artinya, pekerjaan itu harus dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan
terkait. ''Sesungguhnya Allah menyukai hambanya yang melakukan
pekerjaannya dengan profesional.'' (HR Baihaqi).



Sebagai
Muslim, kita harus berusaha menjadikan setiap pekerjaan memiliki nilai ibadah,
memberi keuntungan materi dunia, dan pahala untuk kepentingan akhirat, ukuran
paling sederhana adalah kesucian niat dan keikhlasan melakukan pekerjaan,
bertanggung jawab, dan tidak bertentangan dengan syariat Allah Subhanahu Wa Ta
Ala dan Rasul-Nya.



Sedangkan
untuk melakukan pekerjaan secara baik dan benar harus didasarkan pada ilmu
-ilmu yang terkait dengan bidangnya, Namun, ilmu-ilmu itu pun harus tidak
bertentangan dengan Al-Quran dan hadis Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam



Mari
kita bekerja dan berjuang menuju selamat dunia sampai akhirat



Wassalamualaikum
Warohmatullohi Wabarokatuh.




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke