Kitab dan Buku

15 Desember 2009 11:28:54

Oleh: KH. A. Mustofa Bisri



Mungkin karena banyaknya hal-hal aneh di negeri ini, maka orang seperti
tidak merasa aneh lagi dengan adanya penggunaan istilah-istilah yang
sebenarnya aneh. Di negeri ini, misalnya, ada istilah sekolah dan madrasah
yang pengertiannya setali tiga wang. Maka lucu sekali ketika ada orang
mengatakan, “Anak saya sekolah di madrasah anu.”



Anehnya lagi, selaras dengan hal tersebut, di negeri ini di samping ada toko
buku, ada pula toko kitab. Orang “sekolahan” kalau mencari buku di toko
buku; sementara yang “madrasahan” mencarinya di toko kitab. Toko buku
seperti Gunung Agung, Gramedia, dsb, ketika itu, hanya menjual buku-buku
yang bertulisan Latin; sementara yang ada tulisan Arabnya, toko
kitablah–seperti Toha Putra, Menara Kudus, Salim Nabhan, dsb.-- yang
menjualnya.


Apalagi “kitab kuning”, jangan harap Anda menemukannya di toko buku.
Terjemahan-terjemahannya saja pun hanya dijual di toko kitab; karena
biasanya terjemahan kitab-kitab kuning yang diterjemahkan tokoh-tokoh
pesantren itu pun selalu ada tulisan Arabnya.


Demikianlah; seiring dengan pikiran salah kaprah tentang adanya dikotomi
ilmu agama dan ilmu umum, maka madrasah (dan pesantren) dianggap tempat
belajar agama dan kitab yang dijual di toko kitab dianggap bacaan agama.
Sedangkan sekolah dianggap tempat belajar umum dan buku yang dijual di toko
buku dianggap sebagai bacaan umum.


Baru belakangan--dugaan saya sejak orang-orang Barat menerjemahkan
kitab-kitab bahasa Arab seperti kitab-kitabnya Hasan Banna, Sayyid Quthub,
dan Mauddudi, dan menarik perhatian “Muslim-muslim kota”-- toko-toko buku
seperti Gramedia mulai menjual “kitab-kitab”; terutama kitab-kitab
terjemahan “bacaan agama”. Kebanyakan “kitab-kitab” yang dijual di toko buku
itu bukanlah kitab-kitab yang biasa dijual di toko kitab. Juga umumnya
“kitab-kitab” baru yang mulai dijual di toko buku itu adalah terjemahan dari
bahasa Barat utamanya bahasa Inggris; tidak seperti kitab-kitab yang selama
ini dijual di toko kitab.


Boleh jadi, ketertarikan orang Barat terhadap kitab-kitab para tokoh semisal
Hasan Banna (1906-1949), Sayyid Quthub (1906-1966), dan Mauddudi (1903-1979)
itu, ada kaitannya dengan gerakan-gerakan militan yang mulai merebak di
dunia. Sementara orang-orang kota di kita, umumnya dari kampus-kampus,
tertarik menerjemahkan kitab-kitab tersebut mungkin karena merasa cocok.
Orang-orang kotalah yang galibnya paling bisa merasakan ketertindasan rezim
Suharto. Sehingga ketika mereka membaca kitab-kitab karangan para tokoh yang
tertindas itu (Hasan Al-Banna, pendiri Al-Ikhwan Al-Muslimiin, ditembak,
Sayyid Quthub digantung setelah lama mendekam di penjara rezim Jamal Abdun
Nasser, dan Al-Maududi nyaris–sudah divonis-- hukuman mati tahun 1953, batal
karena protes keras dari dunia Islam).


Maka sekarang ini, bila Anda masuk ke toko buku, Anda akan menjumpai
rak-raknya yang penuh dengan “kitab” dan “bacaan agama”; termasuk buku-buku
terjemahan dari kitab-kitab kuning.

Waba’du; sengaja saya menyebut nama Hasan Banna, Sayyid Quthub, dan Maududi
ketika berbicara tentang “kitab-kitab” yang mulai menyerbu toko-toko buku,
karena saya perhatikan seperti ada korelasi antara masuknya pikiran-pikiran
para tokoh tertindas tersebut dengan munculnya semangat keberagamaan yang
menyala-nyala terutama di kota-kota dan kemudian munculnya paham Islam yang
garis keras (termasuk yang “super keras” yang dianut para teroris). Hal ini
mengingatkan kepada pikiran-pikiran para tokoh generasi sebelumnya semacam
Jamaluddin Afghani (1838-1897) dan Muhammad Abduh (1849-1905) yang
mempengaruhi dunia Islam pada zamannya. Bahkan, sampai sekarang pengaruhnya
masih terasa. []


KH. A. Mustofa Bisri, Pengajar di Pondok Pesantren Taman Pelajar Raudlatut
Thalibin, Rembang, Jawa Tengah.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke