----- Original Message ----- 
From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <ary.setij...@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Thursday, December 31, 2009 08:31
Subject: Re: [wanita-muslimah] Soal Gereja Albertus Bekasi: Uskup Agung 
Berbohong di hadapan Jemaat Misa Natal


mas Irwan,
 
Dalam berargumen, 
kalo kita bicara soal bohong, ya bicara soal bohong...
"Bohong gereja dibakar", kan gitu argumennya.
 
Ini malah "FYI mesjid juga dibakar loh", 
#######################################################################################
HMNA:
ulangi, just for perimbangan berita.
Demi keadilan, berita itu harus berimbang. Apalagi di milis ini ada jubir Amrik 
yang tak tahu malu. Contoh lain tentang perimbangan informasi. RA Kartini 
di-blow up, ini harus diimbangi. Maka demi keadilan, saya tulis: Seri 473
*******************************************
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
473. Malahayati, RA Kartini, Publikasi dan Imajinasi Chusnul Mariyah

Malahayati, jelas itu nama perempuan. Siapa dia? Tidak begitu dikenal umum. 
Mengapa? Hampir tidak pernah dipublikasikan melalui media bertulis maupun media 
bertayang. Saya yakin bahwa banyak di antara pembaca yang baru membaca namanya 
pada judul di atas. Malahayati hanya dikenal dalam lingkuangan terbatas, yaitu 
di Perhubungan Laut dan di TNI Angkatan Laut. Malahayati adalah nama sebuah 
kapal perang RI. Dalam kalangan sipil hanya dikenal sebatas Perhubungan Laut, 
yaitu nama sebuah pelabuhan di Aceh (jarang sekali termaktub dalam peta, jadi 
hanya dikenal sebatas oleh kalangan masyarakat Aceh saja).

RA Kartini, siapa yang tidak kenal! Mengapa? Karena buah pikirannya berupa 
surat-surat yang dikirim kepada Ny. Abendanon di negeri Belanda tersebar oleh 
publikasi. Bahkan setiap 21 April diekspos oleh media bertulis maupun media 
bertayang, sering diiringi pula publikasi melalui media bernada: "Raden Ajeng 
Kartini puteri sejati. Putri Indonesia harum namanya. 
     
Imajinasi Chusnul Maria, apa itu? Chusnul Mariyah memberikan komentar (baca: 
imajinasi) tentang RUU Daerah Istimewa Nanggroe Aceh Darussalam yang 
memberlakukan Syari'at Islam. Bagaimana bunyi imajinasi itu? Bacalah The 
Jakarta Post, April 27, 2001. Begini bunyinya: "Experts warned House of 
Representatives legislators on Thursday of constitutional offenses resulting 
from the adoption of special autonomy status in Aceh, based on a bill currently 
being deliberated by the lawmakers. Chusnul criticized the possibility of 
implementing Islamic Law in the province, saying many problems would arise as a 
result. 'I am not against Islamic law, but we have to admit that such a law 
could lead to violence against women, who make up 75 percent of the whole 
Acehnese population,' Chusnul said." 

Demikianlah imajinasi Chusnul. Saya berani mengatakan imajinasi oleh karena 
pernyataan itu tidak bertumpu di atas Nash, yaitu Al Quran dan Al Hadits, dan 
juga tidak bertopang pada dunia empiris Kerajaan Aceh yang memberlakukan 
Syari'at Islam, sebelum penjajahan Belanda. (Perlawanan Aceh terhadap Belanda 
baru berakhir tahun 1937). Patut diduga (meminjam ungkapan Memo I) bahwa 
sungguh-sungguh (meminjam ungkapan Tap MPR) Chusnul menyangka bahwa "filosofi" 
media nada Sabda Alam: "Wanita dijajah pria sejak dulu" berasal dari Syari'at 
Islam. Maka ia berkata: "Saya tidak menetang Syari'at Islam, namun kita harus 
mengakui bahwa Syari'ah itu dapat menggiring ke arah kekerasan terhadap 
perempuan, yang meliputi 75% dari seluruh penduduk Aceh." Sudah sangat sering 
dipublikasikan bahwa menurut Nash, perempuan sangatlah dilindungi oleh 
Syari'ah. Oleh sebab itu akan dikemukakan dari segi empirisnya saja, seperti di 
bawah ini.
   
***

Kerajaan Aceh dikenal dengan nama Samudra oleh Marco Polo, yang mengunjungi 
negeri itu dalam tahun 1292. Padahal Samudra hanyalah nama salah satu dari enam 
buah pelabuhan-niaga di bagian utara Kerajaan Aceh. Dari kata Samudra inilah 
berasal nama Sumatera. Pada tahun 1586, armada Angkatan Laut Kerajaan Aceh, 
yang panglimanya adalah seorang perempuan, yaitu Laksamana Malahayati menjerang 
Portugis di Malaka dengan kekuatan yang terdiri dari 500 buah kapal perang 
dengan 60,000 "marinir". (Seperti diketahui Malaka diduduki oleh Portugis sejak 
tahun 1511). Laksamana Malahayati tercatat pula memimpin perang melawan 
kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599. Dalam buku 
"Vrouwelijke Admiral Malahayati", penulis wanita Belanda Marie van Zuchtelen 
menyebutkan bahwa armada ini terdiri dari sekitar 2000 prajurit perempuan yang 
gagah, tangkas dan berani, yang terdiri dari janda-janda (inong bale) pahlawan 
yang telah tewas.

Pada permulaan abad ke-20 tercatat dua pahlawan perempuan dari Kerajaan Aceh, 
yaitu Cut Nyak Din dan Cut Meutia. Sangatlah picik horison pengethuaannya kalau 
masih ada yang tidak kenal Cut Nyak Dhin. Eros Djarot telah memperkenalkannya 
melalui film berjudul Cut Nyak Dhin.(*) Akan halnya Cut Meutia, boleh jadi 
masih banyak yang belum pernah mendengar namanya. Ironis memang, bahwa Exxon 
Mobil Corp. yang mengolah gas alam (dari sumur-sumur gas alam di daerah Arun) 
menjadi gas alam dicairkan (liquefied natural-gas, LNG) jauh lebih dikenal dari 
Cut Meutia. Padahal daerah Arun ini menjadi medan tempur perlawanan gerilya 
Aceh terhadap Belanda pada permulaan abad ke-20. Di daerah Arun inilah Cut 
Meutia syahid dalam perang bersosoh dengan tentera Belanda rencong versus 
pedang, disaksikan dari atas dahan pohon oleh Teuku Raja Sabi, putera Cut 
Meutia yang masih bocah. Teuku Raja Sabi di bawah bimbingan ayah tirinya, Pang 
Nanggroe, meneruskan perlawanan gerilya hingga tahun 1937. Di Arun inilah 
berdiri rumah panggung Cut Meutia yang menjadi obyek wisata sejarah. 
Mudah-mudahan rumah panggung itu masih berdiri hingga dewasa ini.
 
Dari dunia empiris Kerajaan Aceh tersebut menunjukkan bahwa Syari'at Islam 
memberikan hak yang sama, tak terkecuali hak untuk mendapatkan pendidikan, 
kepada laki-laki dan perempuan, alhasil tidak ada masalah gender. Perempuanpun 
dapat menjadi Panglima Angkatan Laut, pemimpin gerilya, jika ia terdidik dan 
kapabel untuk itu, seperti halnya dengan Malahayati, Cut Nyak Din dan Cut 
Meutia. Maka ucapan Chusnul di The Jakarta Port itu sungguh-sungguh imajinasi.
  
***

Firman Allah SWT (demi keotentikan, transliterasi huruf demi huruf): 
-- A'ADLWA HW AQRB LLTQWY (S. ALMA^DT, 8), dibaca: I'dilu- huwa aqrabu 
littaqwa- (s. alma-idah), artinya: 
-- Berlaku adillah, (adil) itu lebih dekat kepada taqwa (5:8). 

Dalam konteks ini publikasi informasi diperintahkan Allah SWT supaya adil 
merata. Pahlawan perempuan, pendekar bangsa tidak hanya sebatas di Jawa saja, 
dalam arti di samping RA Kartini yang mulia harum namanya, pendekar bangsa, 
haruslah pula marak dipublikasikan pahlawan-pahlawan perempuan di luar Jawa. 
Keadilan bukan hanya dalam pembagian rezeki antara pusat dengan daerah, akan 
tetapi juga dalam hal martabat dan kemuliaan. WaLlahu A'lamu bi Al Shawa-b.

*** Makassar, 6 Mei 2001
   [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2001/05/473-malahayati-ra-kartini-publikasi-dan.html
-----------------------------
(*)
Dalam film itu tidak muncul nama Cut Meurah Gambang, anak Cut Nyak Dhien, yang 
meneruskan jihad melawan Belanda.
###############################################################################################




> itu argumen macam apa? nggak nyambung dan tendensius...
> Dan gilanya datang dari yang ngaku ulama.
###############################################################################################
HMNA
Ulangi, demi perimbangan informasi.
Because every body has the right to know 
#################################################################################################



> 
> Kalo soal mesjid dibakar, di Indo juga ada mesjid dirusak, lha itu punya 
> Ahmadiyah...
> kenapa gak bilang sekalian "FYI mesjid Ahmadiyah juga dirusak", "Borobudur di 
> bom" dll.
############################################################################################
HMNA:
Sya juga bisa beri contoh di Italia, tetapi mengapa untuk perimbangan informasi 
itu dipilih Amrik ? Karena di milis ini ada jubir Amrik yang tak tahu malu
###########################################################################################
> 
> 
> 
>  ----- Original Message ----- 
>  From: Irwan Kurniawan 
>  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>  Sent: Thursday, December 31, 2009 12:02 AM
>  Subject: Re: [wanita-muslimah] Soal Gereja Albertus Bekasi: Uskup Agung 
> Berbohong di hadapan Jemaat Misa Natal
> 
> 
>    
>  wah ada yang 'lompat'/menuduh nih.. :-p
>  yang membenarkan pembakaran gereja siapa?
>  awal thread ini kan soal jangan bohong/melebih"kan.. apalagi yg bersangkutan
>  uskup agung..
>  jangan jadi matterazzi lah.. :-p
> 
>  Pada 30 Desember 2009 23:35, Wikan Danar Sunindyo
>  <wikan.da...@gmail.com>menulis:
> 
>  >
>  >
>  > jadi karena di amerika masjid dan buku dibakar
>  > apa itu berarti jadi pembenaran untuk membakar gereja di indonesia?
>  >
>  > salam,
>  > --
>  > wikan
>  >
>  > 2009/12/30 Irwan Kurniawan <irwank...@gmail.com <irwank2k9%40gmail.com>>
>  > > AFAIK, ,aksudnya, di amrik malah lebih keras dari berita terkait.. masjid
>  > > dan isinya (buku") di bakar.. Yang di bekasi kan bedengnya.. bukan
>  > gereja..

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke