Pak Dwi,
Setelah saya simak lagi artikelnya, sepertinya tidak hanya di akhirnya, tapi 
dari awal juga ada kalimat2 yang mengandung 'antiklimaks', so to speak.

Artikel itu saya pikir genuine, ditulis oleh aktivis perempuan Kanada orang 
Pakistan/India?  Termasuk di dalamnya membayangkan ambivalensi dan kegamangan 
para perempuan Muslim, bagaimana mestinya berkiprah.
Kebanyakan kita melalui ini kok, udah paham.

Ambiguitas, dan kegamangan bisa merugikan kalau wawasannya disempitkan.  Saya 
bilang merugikan karena mencegah kita dari melihat apa yang telah kita capai, 
self denial yang kronis, 1500 tahun? Opini yang lebih gamang lagi dan tidak 
supportif dari Pak Ismail sama sekali nggak menolong.

Kunci untuk menyeimbangkan kegamangan itu, saya pikir mulai dari apa yang 
dikatakan Pak Ary...kita harus paham betul konsekuensi dari keyakinan2 kita. 
Kita yakin Fatimah mencari nafkah atas nama Allah, ada yang prajurit, ada yang 
kiyai. Jadi...?

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi <soega...@...> wrote:
>
> artikel menarik.
> tapi entah kenapa paragraf penutupnya bagaikan antiklimaks dengan
> isinya, yaitu mengritik muslimah yang mengejar persamaan kedudukan
> dengan laki2 untuk hal2 "duniawi." Maksude?
> 
> berbisnis, jadi jendral, jadi mantri pasar Madinah, dll itu apa bukan duniawi?
> 
> salah edit nih artikel kayaknya .....
> 
> On 1/20/10, Ary Setijadi Prihatmanto <ary.setij...@...> wrote:
> > ;-) ya itu mbak Mia ra.,
> >
> > Fatimah ra. dan Ibunya ra. kan business women...
> > Hafshah ra. sampe punya otoritas kayak gitu itu kan gak maen-maen....
> > Nusaybah ra. bisa jadi contoh jendral cewek zaman Rasul...
> >
> > Lha yang bilang ada konstruk samawi tentang role perempuan dan laki2 yang
> > berbeda itu jadinya gimana?
> > Apa harus dibuang ke laut? ini dari eramuslim loh...
> >
> >
> >
> >   ----- Original Message -----
> >   From: aldiy
> >   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> >   Sent: Wednesday, January 20, 2010 4:20 PM
> >   Subject: [wanita-muslimah] Re: Kepemimpinan Perempuan, Mengapa Tidak?
> >
> >
> >
> >   blum lagi imam perempuan!
> >
> >   salam
> >   Mia
> >
> >   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto"
> > <ary.setijadi@> wrote:
> >   >
> >   > hihihi... pada kebayang gak sih konsekuensinya?
> >   > Fatimah cari nafkah.
> >   > Orang harus minta ijin Hafshah untuk bisa lihat Al-Quran.
> >   > Nusaybah perang dgn Rasul.
> >   >
> >   > :-D
> >   >
> >
> >
> >
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >

Akhir-akhir ini, banyak kaum wanita yang mempertanyakan hak-hak mereka
dalam hal kepemimpinan. Sehingga banyak kaum wanita yang melakukan tindakan
untuk mendapatkan kembali suara mereka di tengah masyarakat atas dasar
klaim bahwa juga mampu memimpin di masyarakat.

Sepanjang sejarah Islam, banyak kaum wanita yang menjadi cendekiawan, ahli
hukum dan secara tidak langsung bisa disebut sebagai pemimpin. Harus diakui
bahwa sebagian muslimah kehilangan hak suara mereka dan kesempatan untuk
menunjukkan kemampuan mereka untuk memenuhi hasrat yang telah dianugerahkan
Allah Swt .

Tradisi Islam kaya dengan keterlibatan wanita . Seorang Muslimah yang
memegang teguh ajaran Islam sudah pasti memahami bahwa laki-laki dan wanita
memiliki peran yang saling melengkapi yang sudah ditetapkan oleh Allah dan
Allah memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan wanita untuk
mencapai tujuan akhir dari kehidupan mereka yaitu kehidupan abadi di
akhirat.

Dalam Alquran, Allah menetapkan bahwa kesalehan dan bukan gender yang
dijadikan pertimbangan utama dalam menentukan siapa yang terbaik di
mata-Nya. Lebih jauh lagi, kaum Muslimah selayaknya meyakini bahwa Allah
Yang Maha Pengasih dan Maha Adil menetapkan bahwa di dalam Islam manusia
yang mulia disisi Allah adalah mereka yang paling bertakwa.

Sebaliknya, dengan perbedaan-perbedaan antara kaum lelaki dan wanita, Allah
menyatakan bahwa kedudukan lelaki dan wanita sama di sisi Allah. Kemitraan
dalam hal bahwa pihak-pihak yang terkait dapat melakukan hal-hal yang
berbeda dengan tanggung jawab yang berbeda, untuk mencapai tujuan yang sama
yaitu mendapatkan ridho Allah Ta'ala.

Wanita harus memperjuangkan hak akan keadilan yang sudah dijamin oleh Allah
untuk mereka, tetapi semua itu harus dilakukan dalam parameter yang
ditetapkan oleh Allah. Kaum wanita tidak bisa berambisi mendapatkan
kekuasaan dengan bercita-cita ingin memegang peran yang sama dengan
laki-laki. Hak akan keadilan ini maksudnya, para Muslimah memiliki hak ilahi
dan harus diberi kesempatan yang sama memainkan peran dan menunjukkan
kemampuan mereka di jalan Allah.

Memperjuangkan hak akan keadilan bukan berarti seseorang harus menjadi
seperti orang lain, tetapi sebuah proses untuk mencapai kepuasan dalam
menunjukkan potensi diri. Dari sinilah seorang laki-laki maupun wanita akan
menemukan kebebasan sejatinya.

Jika kaum wanita sudah bisa memahami posisinya dan memahami hak akan
keadilan yang diperjuangkannya, barulah orang akan mendengar suara wanita,
dan secara alamiah bakat kepemimpinan seorang wanita akan terlihat. Yang
lebih penting lagi, mereka akan mendapat tempat di sisi Allah.



Bercermin pada Kaum Perempuan di Jaman Rasulullah Saw

Para muslimah masa kini memang harus lebih berhati-hati untuk merebut
kembali keadilan yang pernah digenggam kaum perempuan di masa keemasan
Islam. Ketika itu, peran perempuan dianggap penting dimana mereka biasa
aktif sebagai anggota masyarakat tanpa adanya tekanan.

Kaum muslimah tentu tidak ingin menjadi "progresif" jika itu berarti
kehilangan prinsip-prinsip agama yang dianutnya. Pada saat yang sama para
Muslimah perlu bersikap kritis dalam menyikapi berbagai hambatan dalam
masyarakat .

Kesimpulannya, Allah Swt akan meminta pertanggungjawaban jika terjadi
ketidakadilan terhadap kaum wanita. Ketika seorang muslimah ingin bergerak
maju, ia tidak boleh melangkahi kodratnya.

Sejarah Islam mencatat nama-nama besar para Muslimah di zaman Rasulullah Saw
yang telah memberikan kontribusi pentingnya dalam dakwah Islam. Mereka
antara lain `Aisyah. Beliau adalah seorang penyair dan dikenal pandai dan
cerdas soal hadis, tafsir Al-Qur'an dan beliau juga dikenal sebagai ahli
hukum, pemimpin, penengah, guru serta banyak peran lainnya.

Asma binti Abu Bakar. Beliau memainkan peran penting dalam membantu
Rasulullah Muhammad Saw dan Abu Bakar saat hijrah dan beliau juga berperan
besar dalam karir `Abdullah bin Az - Zubair ketika melawan penindasan Bani
Umayyah.

Fatimah yang bekerja dan mencari nafkah untuk keluarganya dan disebut-sebut
sebagai salah satu wanita teladan.

Khadijah. Beliau adalah perempuan pertama yang masuk Islam dan memberi
dukungan penuh kepada dakwah Islam.

Khawlah binti Tha'labah. Perempuan yang keluhannya didengar Allah dan
jawabannya diabadikan dalam Surat Al-Mujadilah.

Hafshah. Orang yang menyimpan dan melindungi Al-Quran setelah dikompilasi.
Para pemimpin ketika itu bahkan harus meminta ijin pada Hafshah jika ingin
melihat Al-Quran itu. Hafshah adalah salah satu istri Rasulullah Saw yang
hafal Al-Qur'an secara keseluruhan.

Nusaybah. Beliau melindungi Rasululullah Saw saat Perang Uhud. Perempuan ini
mengalami sekitar 12 luka tusuk akibat perang. Salah satunya luka dalam di
lehernya akibat tusukan pedang yang memakan waktu satu tahun untuk
menyembuhkanya.

Rufaidah. Disebut-sebut sebagai perawat pertama yang membuka sebuah klinik
untuk merawat orang-orang mengalami luka.

Saffiyah. Ia melindungi perempuan dan anak-anak Madinah dari seorang
penyerang dan berhasil membunuh penyerang itu.

Summayah. Perempuan pertama yang rela mati demi agama Islam

Ummu Haram binti Milhaan. Dia meminta Rasulullah Saw berdoa agar dia berada
di antara mereka yang akan melakukan perjalanan dengan kapal untuk
menyebarkan dakwah Islam.

Ummu Waraqah. Dia pernah ditugaskan sebagai muazin dan diberi gelar syahida.
Rasulullah Saw mengatakan bahwa ia akan mati sebagai martir.

Di jaman sekarang, rasanya sulit mencari sosok wanita yang sekaliber kaum
perempuan di jaman Rasulullah terutama keikutsertaan mereka dalam menegakkan
agama Allah.

Saat ini, lebih banyak kaum perempuan yang meributkan soal persamaan
kedudukan dengan kaum lelaki untuk hal-hal yang sifatnya lebih duniawi,
termasuk segelintir Muslimah. Lantas mau kemana kaum wanita ini?
(iol/Jeewan Chanicka, aktivis perempuan di bidang kepemudaan, pendidikan dan
sosial di Kanada.)
> >
> >
> > ------------------------------------
> >
> > =======================
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> > Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
> > Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com
> >
> > Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> 
> -- 
> Sent from my mobile device
>


Kirim email ke