;-) mas,
pada akhirnya mahzab itu kan sebetulnya hanya perlu didomain akademik.
Di domain praktis, itungan cost-benefit ratio yang penting, mahzab hanya dipake 
untuk analisis saja...
Model ekonomi kan sebetulnya kompleks...tidak ada treatment dari satu mahzab 
yang cocok untuk setiap situasi.

Kita kebanyakan ribut dilevel mahzab, padahal sedang membicarakan 
tindakan-tindakan praktis.
Lebih banyak perang wacana, politicking daripada ngitung.
Makanya banyakan ributnya daripada beres... dan semua ngerasa masuk surga, 
padahal gak ada yang beres :-D

Yang bicara ekonomi Islam juga kebanyakan kan lebih menekankan "bedanya dgn 
yang lain",
tanpa sadar bahwa "banyak juga miripnya". Seakan-akan jika keliatan "banyak 
miripnya dng yang lain", 
lalu jadinya bukan ekonomi Islam. Makanya jadinya keliatan plin-plan, disebut 
sosialis gak mau, kapitalis juga gak mau, disebut pragmatis juga gak mau, 
maunya disebut Islam sajah, apa itu praktisnya? ya yang penting gak sama dg. 
"yg lain".

Salam
Ary



  ----- Original Message ----- 
  From: Ari Condro 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, February 17, 2010 5:55 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Rapor Merah 100 hari pemerintahan SBY di 
bidang ekonomi dan perdagangan


    
  ismail yusanto = ekonomi syariah ? ah, malah terlihat seperti pendukung
  ekonomi liberal di amrik dan perancis, yg ternyata plin plan, beneran mau
  liberal atau ndak. di jaman bush dan sarkozy, dua negara itu makin
  protektif. intinya, pemain pasar bebas, tapi ternyata pada takut sama china
  dan india. karena itu lucu, jika indonesia disuruh bersikap sama seperti
  amerika dan perancis. seharusnya indonesia itu didorong supaya bisa
  bersikap seperti china dan india. berani dagang ke luar, berani bikin
  sesuatu yg baru, berani nangkap peluang. jangan sibuk ngobok ngobok rumah
  sendiri melulu, perang antar agama ndak abis abis, malah bangga pada osama
  bin laden segala :p. ketahuan nggak ada kerjaan yg jelas di luaran.

  kebijakan proteksi tarif yang diminta dilakukan oleh ismail yusanto ini
  justru persis yang dilakukan oleh bush dan sarkozy. kebijakan bush dan
  sarkozy memang banyak ditentang oleh berbagai kalangan karena dinilai
  terlalu protektif dan dalam jangka panjang justru melemahkan daya saing
  industri lokal itu sendiri.

  kalau india dan china bisa jadi source untuk global outsourcing di bidang IT
  dan manufacture, indonesia kan bisa mengembangkan daya saing local
  geniusnya. jadi daerah tujuan wisata dan budaya kek (kan ngakunya budayanya
  kaya). tapi kalau di makasar dikit dikit sweeping, mau liat pantai
  dipalakin melulu, ya jangan harap wisatawan datang yah :)) daripada main ke
  pulau samalona mendingan ke bunaken, apalagi ke wakatobi dan raja ampat,
  hehehe :)

  
http://papabonbon.wordpress.com/2007/03/19/ekonomi-perancis-akan-makin-protektif/
  
http://papabonbon.wordpress.com/2007/04/04/ekonomi-amerika-juga-makin-protektif/

  Mengapa para Ekonom justru TIDAK setuju PROTEKSI ?

  cara pemerintah perancis yang merespon perubahan dengan cara makin protektif
  ini dikritik oleh prof Artus,

  Profesor Artus dkk sendiri, seperti layaknya ekonon kanan lebih setuju kalau
  proteksi tarif adalah masalah yang sudah final dan tidak seharusnya para
  pemimpin Perancis ngomongin ini lagi. Seharusnya perdebatan tentang masalah
  Perancis lebih ditekankan bagaimana Perancis merespon globalisasi, investasi
  lebih lanjut pada sektor pendidikan dan riset, upaya membentuk zona ekonomi,
  dan deregulasi pasar tenaga kerja [weleh, bakalan makin susah cari kerja di
  Perancis nih], atau kalo gak bakalan teru terusan jadi oursourcing :p, juga
  diskusi dan upaya untuk membangkitkan ekonomi kelas menengah dan usaha kecil
  di Perancis yang terhantam badai globalisasi. Perofesor Artus berkesimpulan
  kalau industri perancis banyak yang bergantung pada consumer goods, yang
  jelas saja bakalan kalah bersaing ama produk dunia ketiga yang competitive
  advantagenya di bidang itu. sementara produk high technya Perancis katanya
  udah nggak bersaing lagi. Jadi harus membuat produk produk capital intensive
  yang justru banyak dibeli oleh pasar Eropa.

  Di amerika sendiri sama, sejak jaman bush, kebijakannya makin protektif,
  apalagi di jaman Obama. Demokrat biasanya dikenal lebih kerakyatan soalnya
  ^^ sistem outsourcing untuk jasa customer service yg selama ini dilimpahkan
  ke india, juga pengembangan software ke india di china mulai meresahkan
  amerika.

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke