Nimbrung :
Kenyataannya, banyak umat Islam yg kurang peduli terhadap hewan.
Tidak punya rasa sayang terhadap hewan.
Banyak hewan telantar seperti anjing, kucing yg malahan sering di 'siksa'
Dilemparin batu, dijadikan mainan.

Kelompok orang yg peduli dengan hewan telantar biasanya adalah non muslim atau
memang orang yg penuh kasih merawat hewan yatim; memberi makan tempat bernaung 
, memberi vaksin.
Dan merawatnya sampai ajal datang.
--------------
Pengumuman atawa info :-)
Jika tinggal di seputaran jabodetabek dan sayang hewan terutama kucing atau 
anjing, maka rawatlah/adopsi atau berilah donasi
ke PPS - Pondok Pengayom Satwa- Jl Harsono RM no 10 Ragunan.
Atau ke Shelter Pejaten [ disini lebih banyak anjing korban kekerasan, mungkin 
pemiliknya sudah ogah merawat, dilempar kejalanan; sampai di jalanan di lempari 
batu dan kemudian di rawat oleh seorang dokter yg tanpa pamrih menyediakan 
halaman rumahnya untuk tempat bernaung hewan2 malang itu]
Kalo ini sih saya liat tayangannya di televisi DAAI- televisinya umat Budhakah 
karena kebanyakan pembawa acaranya adalah orang Tionghwa
yg bawa2 ajaran Budha?

salam, 
l.meilany

  ----- Original Message ----- 
  From: H. M. Nur Abdurahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, March 08, 2010 8:59 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Akhlaq thd binatang


    
  Akhlaq thd binatang

  Suatu hari untuk suatu tujuan Rasulullah keluar rumah dengan menunggangi 
untanya. Abdullah bin Ja'far ikut membonceng di belakang. Ketika mereka sampai 
di pagar salah salah seorang kalangan Anshar, tiba-tiba terdengar lenguhan 
seekor unta.

  Unta itu menjulurkan lehernya ke arah Rasulullah saw. Ia merintih. Air 
matanya jatuh berderai. Rasulullah saw. mendatanginya. Beliau mengusap belakang 
telinga unta itu. Unta itu pun tenang. Diam. Kemudian dengan wajah penuh 
kemarahan, Rasulullah saw. bertanya, 
  "Siapakah pemilik unta ini, siapakah pemilik unta ini?"

  Pemiliknya pun bergegas datang. Ternyata, ia seorang pemuda Anshar. 
  "Itu adalah milikku, ya Rasulullah," katanya.

  Rasulullah saw. berkata, 
  "Tidakkah engkau takut kepada Allah karena unta yang Allah peruntukkan 
kepadamu ini? Ketahuilah, ia telah mengadukan nasibnya kepadaku, bahwa engkau 
membuatnya kelaparan dan kelelahan."

  Subhanallah! Unta itu ternyata mengadu kepada Rasulullah saw. bahwa tuannya 
tidak memberinya makan yang cukup sementara tenaganya diperas habis dengan 
pekerjaan yang sangat berat. Kisah ini bersumber dari hadits nomor 2186 yang 
diriwayatkan Abu Dawud dalam Kitab Jihad.(*)

  Di kali yang lain, Abdullah bin Umar menceritakan bahwa Rasulullah saw. 
pernah bersabda, 
  "Seorang wanita disiksa karena menahan seekor kucing sehingga membuatnya mati 
kelaparan, wanita itupun masuk neraka." Kemudian Allah berfirman -Allah 
Mahatahu-kepadanya, 
  "Kamu tidak memberinya makan, tidak juga memberinya minum saat ia kamu 
pelihara; juga engkau tidak membiarkannya pergi agar ia dapat mencari makanan 
sendiri dari bumi ini." (HR. Bukhari, kitab Masafah, hadits nomor 2192).

  Yang ini cerita Amir Ar-Raam. Ia dan beberapa sahabat sedang bersama 
Rasulullah saw. 
  "Tiba-tiba seorang lelaki mendatangi kami," kata Amir Ar-Raam. Lelaki itu 
dengan kain di atas kepadanya dan di tangannya
  terdapat sesuatu yang ia genggam. Lelaki itu berkata, 
  "Ya Rasulullah, saya segera mendatangimu saat melihatmu. Ketika berjalan di 
bawah pepohonan yang rimbun, saya
  mendengar kicauan anak burung, saya segera mengambilnya dan meletakkannya di 
dalam pakaianku. Tiba-tiba induknya datang dan segera terbang berputar di atas 
kepalaku. Saya lalu menyingkap kain yang menutupi anak-anak burung itu, 
induknya segera mendatangi anak-anaknya di dalam pakaianku, sehingga mereka 
sekarang ada bersamaku."

  Rasulullah saw. berkata kepada lekaki itu, 
  "Letakkan mereka."

  Kemudian anak-anak burung itu diletakan. Namun, induknya enggan meninggalkan 
anak-anaknya dan tetap menemani mereka.

  "Apakah kalian heran menyaksikan kasih sayang induk burung itu terhadap 
anak-anaknya?" tanya Rasulullah saw. kepada para sahabat yang ada waktu itu.

  "Benar, ya Rasulullah," jawab para sahabat.

  "Ketahuilah," kata Rasulullah saw. 
  "Demi Dzat yang mengutusku dengan kebenaran, sesungguhnya Allah lebih 
penyayang terhadap hamba-hamba-Nya
  melebihi induk burung itu kepada anak-anaknya."

  "Kembalikanlah burung-burung itu ke tempat di mana engkau menemukannya, 
bersama dengan induknya," perintah Rasulullah. Lelaki yang menemukan burung 
itupun segera mengembalikan burung-burung itu ke tempat semula.

  Begitulah Akhlak terhadap hewan yang diajarkan Rasulullah saw. Bahkan, 
membunuh hewan tanpa alasan yang hak, Rasulullah menggolongkan suatu 
kezhaliman. Kabar ini datang dari Abdullah bin Amr bin Ash, bahwa Rasulullah 
saw. bersabda, 
  "Barangsiapa yang membunuh seekor burung tanpa hak, niscaya Allah akan 
menanyakannya pada hari Kiamat."

  Seseorang bertanya, 
  "Ya Rasulullah, apakah hak burung tersebut?"

  Beliau menjawab, 
  "Menyembelihnya, dan tidak mengambil lehernya lalu mematahkannya." (HR. 
Ahmad, hadits nomor 6264)

  Jika kepada hewan saja kita memenuhi hak-haknya, apalagi kepada
  manusia. Adakah hak-hak orang lain yang belum kita tunaikan?
  ----------------------------------------
  (*)
  Jika kepada hewan saja kita memenuhi hak-haknya, apalagi kepada manusia. 
Adakah hak-hak orang lain yang belum kita tunaikan? Bagaimana jika yang mengadu 
adalah seorang pekerja yang gajinya tidak dibayar sehingga tidak bisa membeli 
makanan untuk keluarganya, sementara tenaganya sudah habis dipakai oleh orang 
yang mempekerjakannya? Pasti Rasulullah saw. lebih murka lagi.

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke