Terapi Kerasukan JIL (Jaringan Islam Liberal) 

Posted by: anugerah_w on Tuesday, April 10, 2007 - 12:00 

Hudzaifah.org - Kerasukan JIL lebih berbahaya dari kerasukan jin. Karena orang 
yang kerasukan jin, rufi'al qalam, pena diangkat atas mereka, yakni amal 
buruknya tidak akan dicatat. 

Akan tetapi orang yang kerasukan paham Jaringan Islam Liberal, bisa murtad. 

Lihat saja statemen-statemen yang muncul dari orang yang kerasukan paham 
liberal: nyeleneh, berani, dan sesat. Seperti statemen: 'Nabi Muhammad pun 
menikmati goyang'; atau menyuarakan dzikir 'anjinghu akbar'; atau mengomentari 
seorang artis yang murtad dari Islam dikatakan pindah agama karena hidayah; 
atau kalimat 'Tuhan semua agama sama'; dan statemen mengerikan lainnya. 
Bukankah apa yang mereka ungkapkan itu seperti ungkapan orang yang hilang akal? 

Tindakan Preventif 
Meski demikian ketara kesesatan mereka, tidak sedikit yang terpengaruh dan 
silau dengan apa yang mereka miliki. Untuk itu, sebagaimana penyakit badan, 
pencegahan lebih utama dari pada pengobatan. Maka perlu upaya pencegahan 
terhadap penyakit kronis yang bisa meracuni iman manusia ini. 

Tidak mendengarkan ocehan mereka, atau menjauhi tulisan-tulisan orang yang 
diindikasikan sebagai penganut JIL adalah pencegahan yang jitu. Kecuali bagi 
yang memiliki kapabiltas ilmu syar'i yang cukup, akidah yang kuat dan hendak 
menunjukkan kesesatan mereka kepada umat. 

Cara ini mungkin dianggap kekanak-kanakan. Akan tetapi, anggapan itu akan sirna 
ketika kita menyimak hadits Nabi saw, "Sesungguhnya di antara penjelasan itu 
ada sihirnya." (HR. Bukhari) 

Berapa banyak orang yang tadinya netral, lalu membaca tulisan seorang Doktor 
penganut JIL, dengan sistematika yang tampak ilmiah dan masuk akal hingga ia 
tersihir dan tertarik dengan pemikiran JIL? 

Untuk itulah, seorang ulama tabi'in al-A'masy pernah memerintahkan anaknya 
untuk memasukkan jarinya ke telinga ketika ada orator penganut Jahmiyah 
berbicara. Beliau berkata, "Rapatkanlah penutup telingamu wahai anakku, karena 
hati ini lemah." 

Gejala 'Kerasukan' JIL 
Gejala ini perlu untuk kita ketahui. Siapa tahu di antara kita ada yang menolak 
pemikiran global aliran JIL, tetapi mengidap sebagian penyakit yang diakibatkan 
oleh virus yang mereka sebar. Atau setidaknya kita bisa mendeteksi para 
pembicara dan penulis, pengikut JIL ataukah bukan. 

Di antara gejala yang tampak pada orang yang kerasukan JIL adalah mendahulukan 
akal dari pada dalil syar'i. Inilah gejala yang paling ketara. Seringkali dalil 
al-Quran dan al-Hadits ditolak dengan dalil akal. Mereka tinggalkan tafsir para 
ulama salaf dan condong kepada tafsir hermeuneutika, tafsir 'semau gue' yang 
diadopsi dari para filosof Yunani yang kafir. Sesuatu yang telah baku dan 
qath'i dalam al-Quran pun kerap kali mereka tolak dengan dalih 'kontekstual'. 

Mereka juga menjadi penganut yang paling berani dalam mengkritik al-Quran dan 
as-Sunnah yang shahih, juga berlaku sinis terhadap para ulama salaf. Mereka 
tidak mengenal definisi bid'ah, syirik atau murtad. Isu pluralisme, bahwa semua 
agama sama menjadi titik tekan. Maka mereka adalah kaum yang paling kebablasan 
dalam hal 'toleran'. 

Jika ada yang tertarik dengan pemikiran seperti yang telah penulis sebut di 
atas, berarti dia tengah mengidap gejala 'kerasukan' JIL. Maka hendaklah segera 
dicarikan penawarnya. 

Terapi Kerasukan JIL 
Jika Anda merasakan adanya gejala 'kerasukan JIL' pada orang-orang yang didekat 
Anda, maka segeralah Anda menepis sihir JIL dengan penjelasan berikut. 

Pertama, mengingat bahwa orang-orang JIL itu belajar Islam kepada para 
musuh-musuh Islam, dan para orientalis barat. Maka mungkinkah kebenaran berada 
di pihak mereka sedangkan kesalahan berada di pihak para ulama yang belajar 
dari para ulama dan bersambung hingga Nabi Muhammad saw? Alangkah bagusnya 
nasihat seorang ulama tabi'in Muhamad bin Sirin, "Ilmu itu adalah agama, maka 
lihatlah kepada siapa kamu menuntut ilmu (agama)." Kalau seseorang menimba ilmu 
agama kepada orang kafir, sudah barang tentu yang didapat adalah cara pandang 
orang kafir terhadap Islam, atau penafsiran al-Quran dan as-Sunnah menurut 
musuh Allah dan Rasul-Nya. Maka apakah fikih madzhab Aristoteles yang mereka 
banggakan itu lebih lurus dari fikihnya empat madzhab? Demi Allah, TIDAK! 

Kedua, hendaknya memperhatikan kondisi mereka dalam beragama. Semakin tinggi 
tingkat liberalnya, semakin berani meninggalkan ibadah, terutama yang khusus, 
seperti shalat, shaum dan yang lain. Apalagi dalam hal sunnah, mereka adalah 
kelompok yang paling bersih dari sunnah Nabi. Ibadah orang muslim yang sangat 
awam, jauh lebih mending daripada mereka. 

Ketiga, keberpihakan mereka kepada orang-orang kafir melebihi keberpihakan 
orang kafir atas agama mereka sendiri. Apalagi bila dibandingkan dengan 
keberpihakan mereka kepada Islam, amat jauh. 

Majalah Syir'ah misalnya, ketika melukiskan perilaku Yahudi, kalimat yang 
dipakai adalah 'Yahudi Pejuang Damai.' Tetapi ketika menggambarkan orang Islam, 
dipakai kalimat, "Harus diakui,orang Islam itu suka plin-plan." Bahkan ketika 
ada seorang ibu berkonsultasi tentang anaknya yang mau keluar dari Islam, 
'pendekar JIL' Abdul Muqsith malah menjawab, "Tidak ada pilihan lain kecuali 
bahwa ibu harus mengikhlaskan kepergiannya ke agama lain itu." 

Sedikit penjelasan ini mudah-mudahan bisa menyadarkan 'pasien' yang kerasukan 
JIL. Wallahul Muwafiq. []


Sumber : swaramuslim.net 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke