Seberang jalan Di balik awan Bunga mawar menawan Dari ujung ke ujung Roda terus melaju
Pertemuan di suatu tempat, terbersit implikasi perubahan pada lintasan arus gelombang waktu, namun tanpa menghambat alur pendekatan hubungan jenjang ikatan batin, biarpun dalam perjalanannya hanya ditemukan keheningan, kebisuan dan guratan catatan sejaran menebar pesan retorika, tanpa makna mimpi indahnya kenangan. Di awal pertemuan Ketangguhan terjaga Kehidupannya Di dalam ruang Bersemi dan menyemai Setiap perjalanan ingatan yang dilaluinya, direbut kembali sebagai saksi dirinya, kenangan jasanya membela kebenaran untuk memerdekakan diri, di daur ulang dalam cermin jati dirinya. Bayangan dalam ruang mulai terlihat jelas, ada pandangan yang dikaburkan dari penciptaan suatu ketidaknyamanan. Membangun ruang Hati nurani Terhempas jauh Penjaga bengis Mengiris kuping Kesaksian dibungkam Genangan air mata bersama tetesan darah mengalir deras di sepanjang arus histeria massa, percakapan yang tidak biasa menjadi terbiasa, keanehan katanya bisa dijelaskan menjadi ketidakjelasan. Reruntuhan kuil usang atas kekeramatan pada ketegaran jiwa kelahiran, kematian ditentukan oleh manusia untuk manusia lainnya. Gumpalan debu merah diterpa angin panas, langit mendesis menghisap udara amis. Percikan api Ilalang kabut panas Lambat terbakar Cahaya bukit semut, setinggi pohon imajinasi dilingkari padang pasir berdebu, tak ada yang melintasinya di sepanjang jalan terjal tak bertepi, lahan harapan ilusi bersemayam lara menyertai rindu, menjejak menyusuri arah jalan ke pesisir pantai. Kumpulan camar Menyambut cerah Bulan bersaksi Di taman bunga Air sungai mengalir MiRa - Amsterdam, 11 April 2010 Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]