100414  

Jauhkan diri dari yang tidak halal.



Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

"Mencari yang halal adalah wajib bagi setiap orang Islam " (HR Ibnu Mas'ud)

Kewajiban mencari yang halal dan meninggalkan yang haram tergolong yang paling 
sulit dari seluruh kewajiban agama; ini juga yang paling berat untuk 
mengamalkannya, akibatnya orang bermasa bodoh, cenderung untuk meninggalkan 
ilmu tentang halal-haram ini. Akibat lanjutnya adalah hilanglah pedomannya, 
sehingga orang-orang bodoh cenderung untuk menganggap pedoman untuk itu sama 
sekali tidak ada. Jika keadaan seperti ini kian meluas, maka dianggap tidak ada 
lagi pemilah halal-haram, sehingga masyarakat tidak peduli lagi apakah sesuatu 
yang dihadapinya itu halal ataukah haram. Padahal sebenarnya apa-apa yang halal 
itu sudah jelas dan apa-apa yang haram itu pun sudah jelas, sedangkan di antara 
keduanya ada beberapa hal yang mutasyabihat (serupa, mirip, tidak terlalu 
jelas; berpeluang teranggap sebagai halal ataupun haram). Orang yang kokoh 
imannya akan banyak berpedoman pada ayat-ayat yang MUHKAMAT (sudah jelas), 
sedangkan orang yang lemah imannya cenderung untuk menggunakan ayat-ayat yang 
MUTASYABIHAT tetapi dengan pemahamannya sendiri, menuruti yang dianggap 
menguntungkan diri ataupun kelompoknya, sebagaimana digambarkan dalam Qur'an 
Surat Ali 'Imran [3] ayat 7-8)
 
DIALAH (ALLAH) YANG MENURUNKAN AL-KITAB (AL-QURAN) KEPADA KAMU. DI ANTARA 
(ISI)NYA ADA AYAT-AYAT MUHKAMAT, ITULAH POKOK-POKOK ISI AL-QURAN  DAN YANG LAIN 
(AYAT-AYAT) MUTASYABIHAT.... (Qur'an Surat Ali 'Imran [3] ayat 7)

...ADAPUN ORANG-ORANG YANG DALAM HATINYA CONDONG KEPADA KESESATAN, MAKA MEREKA 
MENGIKUTI AYAT-AYAT YANG MUTASYABIHAT DARI PADANYA UNTUK MENIMBULKAN FITNAH 
SERTA UNTUK MENCARI-CARI TA'WILNYA, PADAHAL TIDAK ADA YANG MENGETAHUI TA'WILNYA 
 MELAINKAN  ALLAH....(Qur'an Surat Ali 'Imran [3] ayat 7)

....DAN ORANG-ORANG YANG MENDALAM ILMUNYA BERKATA: "KAMI BERIMAN KEPADA 
AYAT-AYAT  YANG MUTASYABIHAT, SEMUANYA ITU  DARI  SISI  TUHAN KAMI". DAN TIDAK 
DAPAT MENGAMBIL PELAJARAN (DARINYA) MELAINKAN ORANG-ORANG YANG BERAKAL (YANG 
MAU MENGGUNAKAN AKALNYA UNTUK MENIMBANG-NIMBANG LEBIH JAUH AKIBAT LANJUTNYA).  
(Qur'an Surat Ali 'Imran [3] ayat 7)                                       
      

(MEREKA ITU BERDOA): "YA TUHAN KAMI, JANGANLAH ENGKAU JADIKAN HATI KAMI CONDONG 
KEPADA KESESATAN SESUDAH ENGKAU BERI PETUNJUK KEPADA KAMI, DAN KARUNIAKANLAH 
KEPADA KAMI RAHMAT DARI SISI ENGKAU; KARENA SESUNGGUHNYA ENGKAULAH MAHA PEMBERI 
(KARUNIA)".(Qur'an Surat Ali 'Imran [3] ayat 8)                                 
   

  
Kita dituntut untuk selalu waspada tehadap masalah halal dan haram ini, sebab 
mengabaikannya sama halnya dengan "kesiapan" untuk masuk neraka, meskipun harta 
itu kemudian digunakan untuk sesuatu yang dinilai orang sebagai ibadah.

"Orang yang mendapat harta dari kerja atau kegiatan yang berdosa, lalu 
digunakannyya untuk bersilaturahim, sedekah, ataupun dinafkahkannya di jalan 
Allah, maka Allah mengumpulkannya itu semua, kemudian melemparkannya ke 
neraka." (HR Abu Dawud).  

"Orang yang tidak peduli dari mana dia mencari harta, maka Allah akan 
memasukkan dia ke neraka dari pintu yang manapun" (HR Abu manshur ad-Dailami).

Kita harus membebaskan diri dari yang haram, jika kita ingin baik. Kalaupun 
harta itu kita gunakankan untuk berinfak Allah tidak akan menerimanya, padahal 
jika kita biarkan saja atau kita simpan maka harta itu akan membebani karena 
harta seperti itu  akan menjadi "bekal" untuk ke neraka.

"Semua daging yang tumbuh dari yang haram pantasnya neraka sebagai tempatnya" 
(HR Turmudzi).   
 
"Orang yang mendapat harta dari yang haram, kalaupun disedekahkan, tidaklah 
diterima Allah sedekahnya, sedangkan jika dibiarkan atau ditinggalkannya, harta 
itu akan menjadi perbekalan untuk ke neraka." (HR Ahmad).


Oleh karena itu kita "kembalikanlah" yang bukan hak kita; kita ambil hanya yang 
benar-benar hak kita sebagaimana petunjuk Allah:

"...JIKA KAMU SUDAH BERTAUBAT, MAKA UNTUKMU ADALAH YANG POKOKNYA (MODAL 
AWALNYA)..." (QS al-Baqarah [2]: 279).


Semoga kita mampu untuk selalu menjaga diri dari harta yang tidak halal.


Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".

========================================





Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung <JOIN>  di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah ataupun 
dengan cara mengirim e-mail ke pelita-hikmah-subscr...@yahoogroups.com 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
                                    e-mail: tauhi...@gmail.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 Surabaya    INDONESIA    60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=====================
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 




Kirim email ke