Selamat Hari Kartini 21 April 2010, Semoga Seluruh Generasi Penerus Kartini 
meneladani, dan melanjutkan Perjuangan Ibu Kita Kartini Yang sesungguhnya 
sebagaimana yang telah diceritakan dibawah ini :

--- On Wed, 4/21/10, Satrio Arismunandar <satrioarismunan...@yahoo.com> wrote:

From: Satrio Arismunandar <satrioarismunan...@yahoo.com>
Subject: [tahajjud_call] Kartini dan Islam
To: tahajjud_c...@yahoogroups.com
Date: Wednesday, April 21, 2010, 1:39 PM

(Dikutip dari: posting mohammad arafat di Multiply) 
 
Pada zaman sekarang orang-orang salah kaprah memperingati Hari Kartini. Saya 
tidak ingin membeberkan rinciannya. Tapi, saya perlu mengungkapkan bahwa 
sejarah istilah 'Habis Gelap Terbitlah Terang' itu berasal dari Al-Quran 
(Minazh-Zhulumaati ilan Nuur). Inilah bukti surat-surat Kartini kepada 
sahabatnya dari Belanda:

Mengenai agamaku Islam, Stella, aku harus menceritakan apa? Agama Islam 
melarang umatnya mendiskusikannya dengan umat agama lain. Lagi pula sebenarnya 
agamaku karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, 
kalau aku tidak mengerti, tidak boleh memahaminya? Al-Quran terlalu suci, tidak 
boleh diterjemahkan kedalam bahasa apa pun. Di sini tidak ada orang yang 
mengerti bahasa Arab. Di sini orang diajar membaca Al-Quran tetapi tidak 
mengerti apa yang dibacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang diajar 
membaca tapi tidak diajar makna yang
 dibacanya itu. Sama saja halnya seperti engkau mengajarkan aku buku bahasa 
Inggris, aku harus hafal kata demi kata, tetapi tidak satu patah kata pun yang 
kau jelaskan kepadaku apa artinya. Tidak jadi orang sholeh pun tidak apa-apa, 
asalkan jadi orang yang baik hati, bukankah begitu Stella? [Surat Kartini 
kepada Stella, 6 November 1899]

Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlunya 
dan apa manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Al-Quran, belajar menghafal 
perumpamaan- perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya, 
dan jangan-jangan guru-guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepadaku 
apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa, kitab yang mulia 
itu terlalu suci sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya. [Surat Kartini 
kepada E.E. Abendanon, 15 Agustus 1902.

Untuk ukuran seorang perempuan dan ukuran zaman itu (bahkan
 ukuran zaman sekarang sekalipun) pendapat Kartini ini benar-benar sangat 
kritis dan sangat berani.

Suatu ketika, takdir membawa Kartini pada suatu pengajian di rumah Bupati Demak 
Pangeran Ario Hadiningrat yang juga adalah pamannya. Pengajian dibawakan oleh 
seorang ulama bernama Kyai Haji Mohammad Sholeh bin Umar(atau dikenal Kyai 
Sholeh Darat) tentang tafsir Al-Fatihah. Kartini tertarik sekali dengan materi 
yang disampaikan (ini dapat dipahami mengingat selama ini Kartini hanya membaca 
dan menghafal Quran tanpa tahu maknanya). Setelah pengajian, Kartini mendesak 
pamannya untuk menemaninya menemui Kyai Sholeh Darat. Berikut ini dialog-nya 
(ditulis oleh Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat).

Kyai, perkenankanlah saya menanyakan, bagaimana hukumnya apabila seorang yang 
berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?

Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan Kartini
 yang diajukan secara diplomatis itu.
Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?. Kyai Sholeh Darat balik bertanya, 
sambil berpikir kalau saja apa yang dimaksud oleh pertanyaan Kartini pernah 
terlintas dalam pikirannya.

Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat 
pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. 
Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak 
habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan 
dan penafsiran Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab 
pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?

Setelah pertemuan itu nampaknya Kyai Sholeh Darat tergugah hatinya. Beliau 
kemudian mulai menuliskan terjemah Quran ke dalam bahasa Jawa. Pada pernikahan 
Kartini , Kyai Sholeh Darat menghadiahkan kepadanya terjemahan Al-Quran
 (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran), jilid pertama yang terdiri dari 13 juz, 
mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim. Mulailah Kartini 
mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya. Tapi sayang, tidak lama setelah 
itu Kyai Sholeh Darat meninggal dunia, sehingga Al-Quran tersebut belum selesai 
diterjemahkan seluruhnya ke dalam bahasa Jawa.

Kartini menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa ALLAH-lah yang telah 
membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan 
Nuur). Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur 
yang berarti dari gelap kepada cahaya karena Kartini merasakan sendiri proses 
perubahan dirinya, dari kegelisahan dan pemikiran tak-berketentuan kepada 
pemikiran hidayah (how amazing).

Dalam surat-suratnya kemudian, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat 
Dari Gelap Kepada Cahaya ini. (Sayangnya, istilah
 Dari Gelap Kepada Cahaya yang dalam Bahasa Belanda adalah Door Duisternis Tot 
Licht menjadi kehilangan maknanya setelah diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan 
istilah Habis Gelap Terbitlah Terang).

Nampaknya masa-masa ini terjadi transformasi spiritual bagi Kartini. Pandangan 
Kartini tentang Barat-pun mulai berubah, setelah sekian lama sebelumnya dia 
terkagum dengan budaya Eropa yang menurutnya lebih maju dan serangkaian 
pertanyaan-pertanya an besarnya terhadap tradisi dan agamanya sendiri.

Ini tercermin dalam salah satu suratnya;

Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu 
benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi 
apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu 
menyangkal bahwa dibalik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak 
hal-hal yang sama sekali tidak
 patut disebut sebagai peradaban?� [Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 
Oktober 1902]

Kami sekali-kali tidak hendak menjadikan murid-murid kami menjadi orang-orang 
setengah Eropa atau orang-orang Jawa Kebarat-baratan (surat Kartini kepada Ny. 
Abandanon, 10 Juni 1902)

Kartini juga menentang semua praktek kristenisasi di Hindia Belanda :

Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat 
Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi? . 
Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri untuk memeluk agama lain, 
merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, 
tetapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan? [Surat Kartini 
kepada E.E. Abendanon, 31 Januari 1903]

Bahkan Kartini bertekad untuk berupaya untuk memperbaiki citra Islam yang selalu
 dijadikan bulan-bulanan dan sasaran fitnah. Dengan bahasa halus Kartini 
menyatakan :

Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang 
agama Islam patut disukai. [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

Di surat-surat lain:
Astaghfirullah, alangkah jauhnya saya menyimpang (Surat Kartini kepada Ny. 
Abandanon, 5 Maret 1902)
Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu: Hamba Allah (Abdulloh). 
(Surat Kartini kepada Ny. Abandanon, 1 Agustus 1903)

[Kutipan tulisan Muh. Tamim di http://mtamim. wordpress. com/2007/ 09/...ni- 
dan-islam/ ]


Penutup:

Seharusnya di hari Kartini para wanita banyak-banyak menela'ah
 Al-Quran seperti yang dilakukan Kartini sehingga ia dapat mengutip istilah ' 
Minazh-Zhulumaati ilan Nuur'. Semestinya kaum ibu dan wanita mengenang sosok 
Kartini sebagai sosok wanita yang kritis dalam mencari kebenaran, kemudian 
dipegangnya sebagai pedoman hidup. Instannya, di hari Kartini kaum ibu maupun 
bapak seharusnya merayakannya dengan banyak mengaji, bukan cuma mengajarkan 
kepada anaknya dalam menghiasi dirinya dengan budaya yang tidak sesuai dengan 
Islam. Kita perkenalkan kepada anak kita istilah emansipasi, tapi tidak kita 
perkenalkan kepada istilah dan ajaran Qurani. Kita buta dengan sejarah, serta 
tidak mengetahui esensi sejarah, termasuk Hari Kartini. 
 
  
  
----------------------------------------------------------------------------------


        
      


      Selamat Datang di milis milik Keluarga Besar Tahajjud Call (KBMTC) 



Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh



Mailing list ini khusus untuk tempat belajar Islam serta tukar menukar Ilmu 
yang berlandaskan Al-Qur'an dan Hadits.



Kami mengundang seluruh Kaum Muslimin dan Muslimat, mari kita belajar, menggali 
dan diskusi serta berbagi ilmu tentang : 



1. Iman adalah dasar yang harus kita pelajari

2. Islam adalah kewajiban seseorang yang mengaku Muslim

3. Ihsan adalah agar khusyuk dalam beribadah kepada Allah SWT.

4. Diabadikan dalam shalat 5 waktu serta ditambah gemar shalat tahajjud. 

5. Diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari untuk menuju hidup yang Islami 
sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Hadist.



Untuk bergabung ke Mailing list ini, silahkan mengisi registrasi di 

http://www.tahajjudcall.org



Atau kirimkan data diri saudara kealamat tahajjud_call-ow...@yahoogroups.com



1. Nama :

2. Tempat Tgl Lahir :

3. Pekerjaan :

4. Alamat / email :

5. No. Telephon dan HP :

6. Alasan bergabung :

7. Status : 



Visi :



“Meningkatkan potensi dan kualitas Ummat Islam melalui pengkajian serta 
pengamalan Al-Quran dan Al-Hadist yang diwujudkan dengan Cinta Sholat Tahajjud”



Misi:



1. Membudayakan Sholat Tahajjud.

2. Sebagai wadah pembelajaran dan pengkajian Al-Quran dan Al-Hadist antar 
anggota yang bertujuan agar terciptanya Opini Umum yang Syar’i yang dapat 
mendukung penerapan ajaran Islam sebagai pembawa rahmat dan solutif.

3. Mengembangkan potensi seluruh Sumber Daya para anggota secara optimal untuk 
kemaslahatan Ummat melalui kajian, diskusi, pelatihan dan seminar serta 
kegiatan lainnya yang bersifat membangun.

4. Memberikan pelayanan sosial kemanusiaan kepada Ummat / Masyarakat Umum 
sebagai bentuk perwujudan dari pengamalan Al-Quran dan Al-Hadist agar 
silaturahim dan Ukkuwah Islamiyah dapat terpelihara dengan baik.

5. Menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.







Waalaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh






 
Moderator Milis tahajjud_call


 



  











      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke