BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 681 Struktur pemerintahan Negara Islam Madinah
Struktur Pemerintahan Negara Islam Madinah pada zaman RasuluLlah SAW, telah sampai kepada kita secara mutawatir dalam bentuk umum, dan diperincikan melalui riwayat. Telah diketahui secara mutawatir, bahawa Rasulullah SAW sendiri telah mendirikan struktur Negara Islam, melengkapkannya semasa baginda masih hidup dan meninggalkan bentuk pemerintahan yang diketahui umum dan dapat dikaji sepanjang masa. Nabi SAW telah menguruskan semua urusan negara, mulai dari urusan pemerintahan, perundangan, politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Adapun struktur tsb ringkasnya seperti berikut: 1) Ketua Negara Semasa kaum Ansar melakukan baiah Aqabah Pertama, mereka telah berjanji kepada Rasulullah SAW untuk membentuk kekuatan yang perlu untuk memastikan diperolehinya kekuasaan di Madinah untuk baginda. Rasulullah tidak berhijrah ke Madinah sehingga benar-benar ada jaminan tentang pembentukan Negara Islam di Madinah. Apabila ini telah wujud, baginda SAW sendiri memimpin pengurusan urusan kaum muslimin dan penerapan hukum Islam. 2) Naib Ketua Negara Ketika Rasulullah SAW keluar dari Madinah untuk berperang, menunaikan ibadah haji ataupun umrah, baginda saw sentiasa melantik seseorang yang akan "menggantikan" kedudukan baginda dalam menguruskan urusan ummat Islam di Madinah. 3) Muawin/Wazir Nabi SAW telah melantik pembantu untuk membantu baginda dalam hal ihwal pemerintahan. Pada zaman Nabi, mereka ini dikenali sebagi wazir. Rasulullah SAW telah meminta pandangan mereka dan menyerahkan hal ehwal pemerintahan, mahkmah, peperangan dan urusan umum yang lain kepada mereka. Dari Abi Said al-Khudri berkata, Rasulullah saw. bersabda: -- "Adapun dua orang wazirku dari penduduk bumi adalah Abu Bakar dan 'Umar." [An-Nasa'i, Sunan, hadith. no. 4133] 4) Setiusaha (Bitanah) Bitanah merupakan setiusaha dan penasihat Nabi SAW. Abi Sa'id al-Khudri berkata, bahawa Nabi saw. bersabda: -- "Allah tidak pernah mengutus seorang Nabipun dan tidak pernah menggantikan seorang khalifahpun, kecuali ia mempunyai dua bitanah (setiausaha). Setiausaha yang memerintahkannya kepada kemakrufan dan mendorongnya untuk melakukannya, serta setiausaha yang memerintahkannya kepada keburukan dan mendorongnya. Adapun orang yang terjaga, adalah siapa sahaja yang dijaga oleh Allah SWT." [Al-Bukhari, Sahih, hadith no. 6659] 5) Angkatan Bersenjata Angkatan bersenjata Negara Islam adalah satu, iaitu askar, yang terdiri dari batalion-batalion, pengawal dan perajurit perbatasan. Rasulullah saw. sejak mula-mula menjadi ketua negara telah menyiapkan angkatan bersenjata. Bagindalah yang secara langsung menjadi Panglima Perang. Baginda juga melantik para ketua pasukan yang keluar untuk berperang, tanpa kehadiran baginda di sisinya. Mereka ini adalah detachment (pasukan gerak khas). Baginda juga telah melantik batalion dan menyerahkan panji batalion kepada mereka. Rasulullah SAW menguruskan hal ihwal pentadbiran ketenteraan, seperti persediaan logistik, pelatihan, persenjataan, panji dan bendera pasukan. 6) Wali dan Para 'Amil Apabila Negara Islam telah meluas dan berkembang, maka Nabi SAW membagi-bagikan Negara Islam Madinah menjadi beberapa wilatah dan daerah, kemudian setiap wilayah dilantik seorang wali dan setiap daerah dilantik seorang 'amil (ketua daerah). Masing-masing bandar: Makkah, Taif, Yaman, Bahrain, Oman dan Yamamah merupakan wilayah, kemudian Yaman dibagi oleh baginda menjadi dua wilayah, iaitu San'a sebagai satu wilayah dan Hadramaut sebagai wilayah yang lain. Kemudian Yaman dijadikan menjadi lima wilayah. 7) Kehakiman Rasulullah SAW sendiri telah mengepalai urusan kehakiman, samada berkenaan dengan persengketaan, mazhalim (kezaliman pihak berkuasa)(#) ataupun untuk mencegah daripada apa-apa yang boleh memudaratkan hak-hak masyarakat. Baginda juga melantik seseorang yang memutuskan persengketaan secara sementara. 8) Jabatan Pentadbiran (management) Awam Negara Rasulullah SAW telah melaksanakan pentadbiran untuk menguruskan urusan kaum muslimin, menerapkan hukum-hukum Allah dan mentadbir kemaslahatan rakyat, sementara untuk membantu aktivitas seorang pentadbir, maka baginda SAW melantik seorang penulis untuk setiap urusan berkenaan. 9) Majlis al-Ummah Rasulullah saw. telah mengkhususkan 14 orang lelaki iaitu tokoh-tokoh yang memawakili kaum mereka, untuk bermusyawarah, 7 orang dari mereka berasal kalangan Ansar, dan 7 orang lagi dari Muhajirin. Rasulullah senantiasa merujuk kepada mereka dalam urusan pemerintahan, pentadbiran dan perlantikan para wali dan pegawai pentadbiran. 10) Diwan Ada bagian Diwan yang bertanggungjawab untuk mencatat wahyu, surat-surat kepada raja-raja dan regim yang ada, teks perjanjian, dokumen hutang-menghutang, dan akad-akad yang lain. Ada pula bagian yang bertanggung-jawab dalam hal mencatat ghanimah, hasil perolehan pertanian, harta sedekah, bilangan tanah yang diagihkan, dan sebagainya. Dalam realitasya, ini merupakan pendapatan Negara, semuanya catatan tsb disimpan dalam file. Diwan yang mencatat pendapatan negara ini kemudian disempurnakan pada zaman Khalifah 'Umar bin al-Khattab dan dikenal sebagai sebutan Diwan al-Kharaj. Sistem pentadbiran Diwan ini mengalami perkembangan pada zaman al=Khulafa al-Rasyidun. Adalah Khalifah 'Umar yang memperluaskannya lagi penyusunan pentadbiran ini, dan tercetuslah sistem Diwan. Ini diperkembang terus pada zaman Khilafah selanjutnya dengan Qaidah: Adapun perkara mu'amalaat semua boleh kecuali yang dilarang oleh Nash. Ini akan dibicarakan dalam Seri yang akan datang. WaLlahu a'lamu bisshawab. *** Makassar, 19 Juni 2005. [H.Muh.Nur Abdurrahman] http://waii-hmna.blogspot.com/2005/06/681-struktur-pemerintahan-negara-islam.html ---------------------------------- (#) Lembaga Mazhalim diperkembang menjadi Mahkamah Mazhalim Seperti telah dijelaskan dalam Negara Islam Madinah, RasuluLlah SAW membentuk Lembaga Mazalim, yang mengawasi praktek kezaliman pejabat. Dikemudian hari dalam Khilafah (Daulah Islamiyah yang dikepalai oleh khalifah) Lembaga Mazalim ini diperkembang menjadi Mahkamah Mazhalim yang berhak mengadili dan memecat penguasa, termamsuk Khalifah sendiri. ----- Original Message ----- From: "Yudi Yuliyadi" <y...@geoindo.com> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Sent: Monday, April 26, 2010 09:10 Subject: [wanita-muslimah] jawaban untuk agen JIL (abdul latiif) Seorang antek JIL yang dulu pernah bikin onar di milis eramuslim , berkata : '' Karena ALLAH tidak pernah memberikan PERINTAH untuk mendirikan sistem negara Agama Islam, krsiten atau yahudi, maka saya menetangnya. ...TITIK. '' ..... disini saya mau coba jawab komentar saudara saudara abdullatif .... karena Komentar dia hanya mencoba menjauhkan kita dari Realita agama kita , bahasanya agar kita hanya tahu islam hanya untuk mengatur ibadah spiritual saja . Padahal tidak sama sekali . Baiknya masyarakat muslim tahu dan harus Bangga pada Islam , karena islam memegang menyeluruh aspeknya , dari spritualnya , ekonominya , sosial , pemerintahanya , khilafahnya .... dll ... dulu kita punya persatuan dalam islam yang kita sebut KHILAFAH .... selama 14 Abad memerintah ... dan Karna Allah kemudian khilafah itu di angkat lewat Mustafa kemal attaruk antek inggris ... Namun di sini yang di bahas Apakah benar Islam tidak mengajarkan pemerintahan .... silahkan semua saudara 2 baca .... SISTEM PEMERINTAHAN Dalam islam Hingga kini , kontroversi seputar pendapat apakah islam mengajarkan dan memerintahkan berdirinya suatu negara yang di atur dengan hukum hukum islam masih terus berlanjut . Bahkan , ketika Rasuullah Saw berada di madinah , apakah posisi sebagai kepala negara atau bukan , juga masih sering jadi perdebatan diantara kaumuslim sendiri , baik masyarakat , para ulama dan ilmuwan muslimmaupun non muslim. Ali abdur raziq - tokoh yang di keluarkan Al-azhar mesir tahun 1925 karena pendapatnya yang kontroversial dan Dr. Toha husein mengatakan bahwa islam tidak mempunyai sistem pemerinthan .Rasulullah hanyalah seorang utusan Allah dan tidak pernah mendirikan apalagi mengepalai suatu negara. Alasanya menurut kedua tokoh tersebut , islam tidak ada hubunganya dengan negara . Islam hanya mengajarkan tentang budi pekerti yang luhur , baik secara individu maupun dalam bernegara . Lebih jauh lagi mereka mengatakan bahwa Madinah setelah hijranya Rosullah hanyalah sebuah komunitas atau tempat berkumpulnya orang orang islam .Jika memang demikian , yang jadi pertanyaan apakah ada sebuah komunitas ,katakanlah suatu kampung ( seperti di katakan Gusdur , peny) yang mempunyai pasukan perang , mengangkat para gubernur di beberapa wilayah kekuasaanya serta mengirimkan duta ( utusan ) ke negara negara sekitar seperti Persia dan Romawi? Apakah ada suatu komunitas yang mempunyai wilayah dengan luas empat kali gabungan Inggris dengan perancis ? Jelas tidak ada , kecuali bahwa yang di sebut dengan kampung itu adalah benar benar sebuah negara . Itulah Madinah zaman Nabi saw.dan beliaulah yang menjadi kepala negaranya . Mengenai keberdaan negara dengan sistem islam ini, seorang sejarahwan non-muslim dari barat bernama Washington irving berkata '' dengan meletakan pondasi kekuatan mereka dalam suatu sistem kebijakan dan hukum hukum persamaan hak , secara perlahan mereka membentuk suatu ke khilafahan tak tertandingi dalam hal kekayaan oleh kekaisaran kristen manapun .... Islam sebagai agama yang telah di sempurnakan Allah jelas mengatur semuanya .Selain mengajarkan untuk sholat yang mencegah perbuatan keji dan munkar , islam juga mengajarkan pemberian hukuman bagi pelaku perbuatan keji dan munkar tersebut , sebagai contoh , islam memerintahkan hukum potong tangan atas pencuri ( QS al maidah 5 : 38 ) ,hukum cambuk atau rajam atas pezina dan meng-qishash pembunuh. Islam mengajrkan perdamaian , namun islam juga mengajarkan jihad untuk meninggikan kalimat Allah dan kewibawaan islam . Dari beberapa hal yang telah allah perintahkan tersebut , apakah boleh seseorang individu atu kelompok memberlakukan hukum potong tangan , cambuk/rajam atau qishas ?apakahmungkin seorang individu tanpa pasukan mampu berjihad menghadapi kafir yang menginjak injak martabat kaum muslim? Dari berbagai pertanyaan dan pernyataan dia ats , jelas sekali akan di dapat kesimpulan bahwa Madinah setelah hijrahnya Rosullah bukanlah suatu komunitas , tetapi sebuah NEGARA . Hal ini di perkuat oleh adanya Baiat Aqabsh dari orang orang muslim Madinah untuk mengangkat Nabi sebagai pemimpin sekaligus Janji setia mereka kepada beliau untuk tidak menyekutukan Allah , tidak mencuri , tidak berzina , tidak berdusta serta tidak menghianati beliau . Hukum hukum islam hanya akan dapat di laksanakan secara keseluruhan hanya dengan adanya negara , karena itulah ada suatu kaidah fikih yang menyatakan : Apakah saudara sudah tahu kesimpulanya ? Ya ... jelas itu sbuah Negara dengan pemimpin Rosullullah SAW sebagai kepala negara , yaitu dengan sistem Khilafah ... [Non-text portions of this message have been removed]