*IBRAHIM ISA* *RABU, 19 MEI 2010*
*--------------------------* *IN MEMORIAM DR HAN HWIE SONG* *Terkejut dan turut berdukacita kami, suami istri, menerima berita meninggalnya Dr Han Hwie Song. Dari lubuk hati kami menyampaikan belasungkawa kepada istri dan seluruh keluarga beliau. Semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan Y.M.E. Mengharapkan serluruh keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi kepergian Dr Han.* *Dr. Han kami kenal baik. Pernah suatu ketika kami diajak makan bersama oleh beliau bersama istri dan mengadkan tukar fikiran yang luas. Dari tulisan-tulisan beliau dan percakapan tulus ikhlas dan bersahabat sesama Indonesia, ketika itu, kami memperoleh kesan mendalam mengenai sikap dan pandangan Dr Han terhadap pembangunan bangsa dan tanah air Indonesia, terhadap suku etnis Tionghoa Indonesia, serta peranan positif yang harus dilakukan oleh etnis Tionghoa di Indonesia dalam pembangunan nasion Indonesia, kemakmuran berama dan kokohnya Republik Indonesia.* *Di satu fihak Dr Han menyadari dan memahami dirinya sebagai bagian dari nasion Indonesia. Di segi lain, sebagai asal etnis Tionghoa, beliau merasa bangga atas hasil-hasil dan kemajuan Republik Rakya Tiongkok dewasa ini.* ** * ** *Ketika mengenangkan Dr Han baik kiranya dalam kesemaptan ini, membaca kembali salah satu tulisan beliau dalam bahasa Belanda, yang berjudul DE CHINEZEN IN INDONESI, 2008.* *Di bawah ini dikutip sebagian kecil dari tulisan beliau itu yang secara bebas diterjemahkan dalam bahasa Indonesai, a.l sbb: * "*. . . . Kita di Indonesia selalu mendengar bahwa kekuasaan (kolonial) Belanda, memberikan hak istimewa, fasilitas dan keuntungan kepada orang-orang Tionghoa. Tetapi sejarah menunjukkan bahwa hal itu tak benar. Orang-orang Tionghoa sangat dibatasi dalam kesempatan dan kebebasan bergerak, mobilitas dan berdagang. . . . . Saya ingin menegaskan kembali bahwa setiap orang Tionghoa yang akan bepergian, yang hendak meninggalkan daerah orang Tionghoa, harus mendapat izin dair penguasa Belanda, dan harus dicatat kemana ia mau pergi, dan bahwa ia harus kembali ke tempatnya pada jam yang ditentukan. Bila ia bepegian tanpa izin penguasa maka ia bisa ditangkap polisi.* *Hal ini merintangi orang-orang Tionghoa melakukan kegiatan dagangnya. Dengan izin perjalanan ini bisa kita analisa betapa sulitnya bagi kaum pedagang untuk menentukan harga barang dagangan mereka dan melakukan pemasaran melakukan kegiatan organisasi mereka. Contoh kedua diskriminasi yang dilakukan oleh penguasa Belanda terhadap orang-orang Tionghoa terletak di bidang pendidikan. Bagi orang-orang Tionghoa kaya dan anak-anak opsir Tionghoa, major, kapitan, letnan, (yaitu orang-orang Tionghoa yang diangkat oleh penguasa Hindia-Belanda untuk mengatur kehidupan orang-orang Tionghoa, mereka diberi pangkat militer tetapi bukan militer) timbullah kemungkinan untuk mengunjungi sekolah-sekolah Barat yang swasta. Pemerintah samasekali tak peduli dengan pendidikan orang-orang Tionghoa, sedangkan bagi anak-anak autochton sejak 1871 diadakan pendidikan khusus.* "*. Demikian a.l tulis Dr Han dalam bukunya.* *Pada akhir karyanya itu Dr Han menutup dengan alinea sbb:* "*Sebagai penutup artikel ini, orang bisa bertanya apakah suatu problim di kalangan masyrakat Tionghoa, apakah itu semata-mata merupakan problim bagi orang-orang Tionghoa saja -- ataukah ia merupakan problim bagi seluruh negara dan bangsa Indonesia? * *Jelas ini adalah masalah bagi seluruh negara dan bangsa Indonesia. Dalam periode reformasi dewasa ini Indonesia akan menuju ke arah suatu negeri yang demokratis, stabil dan makmur. Dan ini hanya mungkin direalisasi bilamana seluruh bangsa, termasuk golongan etnis Tionghoa melakukan kerjasama aktif dan kreatif dengan semua golongan etnis lainnya di Indonesia. Hanyalah dengan kreativitas dan efisiensi ekonomi bisa menjadi dinamis. Kemajuan materiil ekonomi berhubungan erat dengan ketrampilan orang-orangnya. Oleh karena itu saya berharap Indonesia berani memberdayakan orang-orang yang intelegent, tanpa membeda-bedakan asal ras apa mereka itu."* ** * ** *Pemikiran dan saran-saran kongkrit Dr Han dalam rangka pembangunan nasion Indonesia sungguh realis dan mendalam. Juga menunjukkan kepedulian beliau yang selalu --- untuk tercipatanya suatu Indonesia yang demokratis, adil dan makmur.* *Dr Han sudah meninggalkan kita. Tetapi beliau akan selalu dikenang sebagai seorang Indonesia asal etnis Tinghoa yang patriotik . Maka ia merupakan salah satu suri teladan bagi siapapun.* ** * ** [Non-text portions of this message have been removed]