http://www.tempointeraktif.com/hg/bandung/2010/05/21/brk,20100521-249552,id.html

Pasangan Muda Ditangkap Jual Keperawanan Gadis Rp 4 Juta   
Jum'at, 21 Mei 2010 | 17:14 WIB


TEMPO Interaktif, Bandung - Sepasang suami istri muda menjadi tersangka kasus 
ekspolitasi seks anak di Kepolisian Resor Kota Bandung Barat. Keduanya, Iq, 19 
tahun, dan Ro, 16 tahun, tertangkap tangan saat transaksi penjualan seorang 
gadis pelajar kelas 1 sekolah menengah atas, senilai Rp 4 juta kepada seorang 
pria hidung belang di Hotel Ahadiat Bandung.

"Peran mereka sebagai perantara dalam penjualan keperawanan korban seharga Rp 4 
juta," kata Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Kepolisian Resor Kota 
Bandung Barat Inspektur Satu Rina Perwitasari di kantornya, Jumat (21/5). 

Kedua tersangka ditangkap Sabtu (15/5) malam. Saat penangkapan, Rina 
melanjutkan, polisi juga menemukan korban bersama seorang tamu pria dewasa di 
kamar nomor 9 Hotel Ahadiat. "Juga menyita uang tunai Rp 4 juta dari tangan 
tersangka." 

Kedua tersangka dikenai Pasal 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang 
perdagangan orang. "Ancaman hukumannya maksimal 15 tahun penjara," kata Rina.

Tersangka Ro menuturkan, awal pekan lalu tiga temannya asal Ciparay, Kabupaten 
Bandung, yakni Am, Oc, dan Ci mendatangi dirinya dan Iq di Bandung. Ketiga 
bekas teman satu SMA di Ciparay itu meminta bantuan Ro yang cukup sering 
bergaul di dunia gemerlap Kota Bandung.

"Mereka (masing-masing) ingin dapet duit cepat Rp 5 juta, katanya untuk 
mengganti biaya keperluan sekolah," kata Ro di kantor polisi. Selain keperluan 
sekolah, duit itu juga untuk keperluan lain. "Kalau Am katanya perlu uang juga 
buat beli handphone dan pasang behel gigi."

Kepada tiga teman yang masih pelajar pelajar kelas 1 SMA itu, Ro mengaku kalau 
sekadar cari duit di diskotek pun tak mungkin mendapatkan uang Rp 5 juta dalam 
waktu sekejap. "Kalau menemani tamu juga paling cuma dapat Rp 100 ribu - Rp 200 
ribu semalam."

Akhirnya tuan rumah dan ketiga tamu belia itupun sepakat mengambil jalan 
pintas. "Mereka juga mau jual diri asalkan dibayar Rp 5 juta sekali main," aku 
Ro.

Malam harinya, kelima anak muda menyambangi diskotek Mansion di Jalan Sukajadi, 
Bandung. Namun di salah satu arena dugem kompleks mal Parisj Van Java itu, 
mereka gagal menjaring konsumen. 

Hanya, di klab malam itu mereka sempat berkenalan dengan seorang pemuda berusia 
20-an tahun beinisial Ar dan saling tukar nomor telepon genggam. 

"Ar menjanjikan akan mengontak Ke, temannya yang sedang ada di Bogor supaya 
datang ke Bandung dan menemui kami," kata Ro.

Selain ke Mansion, Iq menambahkan, mereka juga sempat menyambangi klab Embassy 
di kawasan mal Cihampelas Walk, Jalan Cihampelas dan Amnesia di kawasan Paskal 
Hypersquare, Jalan Pasrkaliki. "Tapi di situ saya hanya berkenalan Ed, yang 
katanya germo di situ."

Sementara itu, Iq melanjutkan, karena tak juga mendapatkan duit, Ci dan Oc 
akhirnya memilih pulang ke Ciparay esok harinya. "Am tetap menginap di tempat 
kos kami di Jalan Sekeloa," kata pekerja sebuah perusahaan event organizer dan 
mahasiswa sebuah universitas swasta di Bandung.

Baru pada Sabtu (15/5) siang, saat Iq hendak mengantarkan Am yang ingin pulang 
ke Ciparay, seorang pria yang mengaku bernama Ke mengontak lewat telepon 
genggam. Pria yang juga mengaku teman Ar itu meminta bertemu di café Starbuck's 
mal Paris.

"Setelah bertemu di café, kami lalu janjian lagi dengan Ke untuk ketemu di 
Hotel Ahadiat," kata Iq. 

Sesaat setelah menerima duit Rp 4 juta itulah di Hotel itulah, Iq dan Oc 
dicokok polisi. Am yang sudah berada di kamar 09 pun belakangan diamankan. 
"Tangan saya tiba-tiba dipegang seseorang yang ternyata itu polisi," aku Iq.

Adapun pria bernama Ke hingga kini tak diketahui keberadaannya. "Kami masih 
mengembangkan kasus ini karena diduga kuat modus tindak pidana serupa banyak 
terjadi di Bandung," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota 
Ajun Komisaris Philemon. 
ERICK P HARDI 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke