Pak HMNA Yth,

Sebelum saya  memberikan replik terhadap tulisan Anda, baiklah saya kutip  Al 
Maaidah 5:8 : "Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang 
 yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah  menjadi saksi dengan adil. 
Dan janglanlah  sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu 
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada 
takwa. Dan bertakwalah  kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa 
yang kamu kerjakan."

Hebat penjelasan Anda, tetapi apakah tidak berlebihan, teristimewa tentang 
Ambon.  Anda tidak bisa menyebutkan tempat atau mesjid dimana terjadi 
pembunuhan shalat Iyd pada tgl  19 Januari 1999, karena memang tidak terjadi! 
Penduduk Ambon tidak lagi moyoritas Kristen, karena banyak pendatang dari luar 
teristimewa dari Sulawesi.

Apa yang kebetulan terjadi ialah pertengkaran antara sopir minubus yang bernama 
Yopie, beragama Kristen dan penumpang yang bernama Salim. Salim memeras uang 
dari Yopi dan dia pulang ambil parang untuk  kejar si Salim, Salim lari ke 
Batumerah  dengan menyatakan orang kristen babat orang Islam.  Bisa dilihat 
pada prokol pengadilan di Ambon.  Pertanyaannya mengapa  sampai terjadi 
demikian, sekalipun sudah berabat-abad hidup berdampingan dengan damai. 
Barangkali kita tidak akan pernah tau siapa aktor dibalik semua kejadian ini, 
karena pemerintah tidak bersedia melakukan penyelidikan, antara lain seperti 
ini :  http://www.youtube.com/watch?v=jlwaKAycFYY

Selain itu patut diperhatikan bahwa sebelum kejadian  di Ambon pada Januari 
1999  sudah banyak kejadian, teristimewa di pulau Jawa,  diantaranya kasus 
Situbondo,  kasus  Jakarta Mei 1998 dsbnya. Untuk lebih terang baiklah dilihat 
apa yang terjadi di Situbondo:   
http://www.fica.org/persecution/10Oct96/article/25gereja.html

25 Gereja Dibakar 10,000 Massa
Date: Sat, 12 Oct 1996 16:14:41 -0400 (EDT) 
From: indonesi...@igc.apc.org 
To: apaka...@clark.net 
Subject: IN: 25 Gereja Dibakar 10,000 Massa ... 

25 Gereja, 4 Sekolah dan Biara Di Situbondo Dibakar dan Dihancurkan 10.000 Masa 

Bukan hanya 25 Gereja dan sebuah Klenteng yang dirusak, dibakar dan 
dihanguskan, tetapi gedung TK, SD dan SMP serta gedung Pengadilan Negeri 
Situbondo. Beberapa pertokoan China juga turut dijadikan sasaran amukan masa. 
Kantor Kapolres dan kantor Pengadilan Negeri juga dirusak. Beberpa mobil dan 
sepeda motor dibakar. Yang paling memprihatinkan adalah karena kebengisan itu 
mengakibatkan 6 korban jiwa: 

  1.. Pendeta Ishak K (gembala sidang GPPS Situbondo) beserta isteri serta dua 
anak kandung mereka = 4 orang 
  2.. Satu orang karyawan = 1 orang 
  3.. Satu orang Karyawan Rumah Tangga = 1 orang 
Masa yang diperkirakan berjumlah 10.000 orang hingga saat ini telah merusak dan 
membakar: 

  a.. 9 gereja di Situbondo (pertama kali jam 10.30 dan serangan kedua jam 
16.30) 
  b.. 2 gereja di Panarukan (jam 13.00) 3 gereja di Asem Bagus (jam 13.00) 
  c.. 2 gereja di Banyu Putih (11.00) 
  d.. 1 klenteng di Situbondo (jam 11.00) 
  e.. 6 gereja di Wonorejo (jam 13.00) 
  f.. 3 gereja di Besuki (jam 14.00) 
Selain itu masa yang diperkirakan berasal dari daerah Asem Bagus juga merusak, 
membakar dan menghanguskan secara keji: 

  a.. Kantor Kapolres Situbondo (pkl. 10.15) 
  b.. Kantor Pengadilan Negeri (pkl. 10.00) 
  c.. 1 sekolah kristen (jam 11.00) Gedung TK, SD dan SMP Katolik di Situbondo 
(jam 10.30) 
  d.. 1 panti asuhan (jam 11.00) 
  e.. 1 biara suster SPM di daerah Situbondo (sekitar jam 13.00) 
  f.. Beberapa pertokoan (jam 13.00) 
Penyulut Serangan Tujuh Jam Situbondo 

Lima hari setelah ABRI merayakan ulang tahun dan satu bulan menjelang 
peringatan Hari Pahlawan RI, terjadilah serangan tujuh jam di kota Situbondo. 
Serangan terjadi antara jam 10.00 - 17.00. Akhir-akhir ini angka 7 memang lagi 
"go public" pada dataran kancah politik di tanah air Indonesia. Segera setelah 
Majelis Hakim yang terdiri dari M Ridwan, R Sumaryanto dan Suhartono 
menjatuhkan vonis penjara selama 5 tahun bagi Pak Soleh (28 tahun, agama Islam, 
lulusan SMA 1991) yang telah melecehkan agama Islam. Pak Soleh berkata bahwa: 
1. Orang tidak perlu shalat jika sudah sampai ke tingkatan tertentu, karena 
Al-Quran sudah menyatu dalam dirinya. Dia mengaku mendapatkan ilmu itu dari 
almarhum KH Syamsul Arifin melalui Mudarso, guru spiritualnya. 
2. Dengan penuh keyakinan Pak Soleh mengatakan bahwa almarhum KH As'ad Syamsul 
Arifin - ulama Situbondo yang semasa hidupnya amat disegani - juga mempunyai 
ilmu salat itu, namun belum sempurna. Akibatnya, kata Pak Saleh, wafatnya Kyai 
As'ad juga belum sempurna. 

Pernyataan itu menyulut amarah masyarakat Situbondo dan sekitarnya yang dikenal 
amat fanatik kepada Kyai As'ad. Massa menuntut Pak Saleh dihukum mati, 
sedangkan pengadilan memberikan hukuman 5 tahun. Mendengar keputusan itu, masa 
yang berjumlah kurang lebih 10.000 orang segera melampiaskan kekecewaan dengan 
cara merusak gedung Pengadilan Negri serta kantor Kapolres Situbondo. Mobil 
Dandim dibakar. Berjarak sekitar 50 meter dari kantor Pengadilan Negeri 
Situbondo ada gereja Kristen Bethani, gereja Pantekosta dan gereja Kristen 
Jawa. Masa yang menuntut agar Pak Soleh dijatuhi hukuman mati atau 
sekurang-kurangnya hukuman seumur hidup segera membakar gedung-gedung gereja 
yang ada di sekitar kantor Pengadilan Negeri Situbondo. 

Pendeta Ishak K beserta Isteri dan kedua anak mereka tidak dapat melarikan 
diri. Mereka dibakar di dalam gedung gereja GPPS. Hangus dan akhirnya mereka 
sekeluarga meninggal. 

Tenaga Aparat Pemerintah tidak dapat mengatasi amukan masa. Oleh karena itu 
pelampiasan kekecewaan itu langsung disalurkan dengan cara merusak, membakar 
dan menghanguskan gedung peribadatan lainnya (kecuali Mesjid), sekolah dan 
pertokoan orang China. 

Tangisan Di Atas Reruntuhan Gedung Gereja Yang Telah Rata Dengan Tanah 

Hari itu adalah hari Kamis, 10 Oktober 1996 jam 11.00 siang. Para murid SD dan 
SMP sedang khusuk belajar mempersiapkan Ulangan Umum yang tidak lama lagi akan 
mereka hadapi. Namun, kekhusukan itu tiba-tiba dihancurkan oleh adanya masa 
yang diduga berasal dari daerah Situbondo, Bondowoso, Jember, Probolinggo, dan 
Banyuwangi. 

Mereka membawa bom molotop. Melemparkannya ke gedung sekolah. Bisa dibayangkan 
apa yang terjadi dengan para siswa yang sedang belajar. Mereka tercerai berai. 
Teriakan-teriakan dan tangisan histeris anak-anak kecil begitu menyayat. Masa 
semakin mendekati gedung sekolah. Mereka tidak mempedulikan teriakan dan 
tangisan anak-anak tak berdosa itu. Bengis, sadis dan keji. Dalam waktu yang 
sekejap gedung TK, SD dan SMP telah menjadi puing-puing arang. Rata dengan 
tanah. 

Tindakan bengis, sadis dan keji belum pupus. Pada hari itu juga sekitar jam 
13.00, massa melanjutkan kebengisan mereka dengan membakar gedung Gereja 
Katolik di daerah Panarukan dan Asem Bagus. Arsip-arsip penting tidak sempat 
diselamatkan. Hangus terbakar api dan kini juga tinggal puing-puing arang dan 
telah menjadi rata dengan tanah juga. 

Kebengisan dan tindakan keji ternyata belum juga berakhir. Masa yang semakin 
histeris di dalam kebengisan akhirnya mendapatkan sasaran baru, yakni Rumah 
para suster SPM. Mereka masuk ke dalam biara para suster. Mengobrak-abrik 
barang-barang yang ada di situ. Para suster yang sudah diberitahu 10 menit 
sebelumnya telah mengungsi. Beberapa dokumen penting bisa diselamatkan. Namun 
barang-barang lainnya hancur lebur. Rumah biara para suster SPM akhirnya 
dirobohkan, dibakar dan dihanguskan. Kini tinggal puing-puing arang yang telah 
menjadi rata dengan tanah. 

Kini tidak ada tempat ibadat yang tersisa, kecuali umat katolik dan umat 
protestan yang kehilangan tempat berdoa. Tempat menimba kekuatan dari Yang 
Ilahi. Tidak ada yang tersisa, kecuali anak-anak yang kini tidak mempunyai 
tempat untuk menimba ilmu guna mengisi masa depan. Tidak ada yang tersisa 
kecuali para suster SPM yang kini sudah tidak mempunyai tempat lagi untuk 
meletakkan kepalanya. 

Kini masa sedang bergerak menuju daerah Bondowoso. Entah apa lagi yang akan 
diperbuat di daerah itu. 

Dari Meja Peradilan Menuju Gedung Gereja 

Mengapa masa melampiaskan kekecewaan mereka akan keputusan peradilan itu dengan 
cara membakar dan memusnahkan Gedung Gereja, Gedung Sekolah dan Biara? Itulah 
pertanyaan yang mesti kita jawab. Menunjukkan rasa prihatinan dan menyayangkan 
terjadinya peristiwa itu serta mengajak agar tidak terulang lagi adalah 
berguna, tetapi untuk saat ini, itu bukan yang terpenting. Mencari Dalang yang 
ada di balik peristiwa itu, kiranya justru akan menimbulkan masalah baru. 

Di Tanah Air yang kita cintai ini memang belum pernah terjadi tindakan tegas 
dan transparan terhadap dalang kerusuhan pembakaran Gereja. Mungkin hal ini 
tidak pernah akan terjadi. Apabila tindakan tegas itu diberlakukan maka ada 
satu wadah masa mayoritas yang tidak dapat lagi dijadikan sarana untuk 
"mensuseskan" kebijaksanaan politik golongan tertentu. 

Inilah akibatnya kalau kelompok agama sering dilibatkan dalam kegiatan 
berpolitik. Para politikus tertentu pasti akan "bermanis-manis" dengan kelompok 
agama mayoritas. Tindakan bermanis-manis ini tentu juga menguntungkan kelompok 
agama yang bersangkutan. Bahkan para ulama tertentu akan mencarikan dan 
mentafsirkan ayat-ayat Kitab Suci untuk mendukung gagasan bahwa agama harus 
dipolitisir. 

Di dalam agama Kristen ada sebuah pernyataan yang berbunyi: "Berikanlah kepada 
Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak 
Allah". Jadi kolusi antara politikus tertentu dengan ulama tertentu pasti akan 
menghasilkan keberuntungan. Namun, pada saat kepentingan mereka saling 
bertabrakan, maka keduanya akan "cuci tangan" dengan cara mencari KAMBING 
HITAM. Proses mencuci tangan ini biasanya diusahakan dengan: 

  1.. menjungikir-balikan fakta dengan menggunakan bahasa yang ditulis oleh 
wartawan bayaran, 
  2.. mempermainkan angka kematian, 
  3.. mengalihkan perhatian 
  4.. memohon agar masalahnya tidak diteruskan lagi demi kepentingan masyarakat 
yang lebih luas dan demi stabilitas nasional, 
  5.. mem-PKI-kan kelompok tertentu, 
  6.. menangkap orang-orang tertentu dengan pemaksaan atau perekayasaan hukum, 
  7.. menyiksa fisik dan batin orang-orang tertentu agar merka menjadi jera 
atau agar mereka menyetujui pernyataan-pernyataan tertentu yang sudah 
direkayasa demi kepentingan kelompok pemerintah tertentu, 
  8.. apabila sudah kepepet dan tidak dapat berargumentasi lagi, maka mereka 
akan berkata: sangat disayangkan hal itu terjadi, kami turut prihatin, akan 
kami lacak terus otak pelakunya, masyarakat dapat menahan diri dan tidak mudah 
terpancing oleh isu, hasutan dan desas-desus yang menyesatkan, dll. 
Dalam kerusuhan Situbondo tadi, delapan proses pencucian tangan tadi sudah 
dilaksanakan dengan cepat, mulus dan terpadu.

Beberapa masyarakat saat ini sedang sibuk menganalisa mengapa keputusan meja 
peradilan bisa melahirkan keputusan membakar dan memusnahkan Gereja? Beberapa 
umat kristen saat ini sedang takut bicara, takut beribadah, takut berkumpul 
melebihi dua atau tiga orang atas namaNya, takut berdoa di negara Pancasila 
yang mengakui Ketuhanan Yang Maha Esa. Beberapa umat kristen saat ini sedang 
bertanya di dalam hati mengapa umat Islam berbuat demikian? Beberapa umat Islam 
sedang bertanya-tanya mengapa umat kristen demikian? Inilah politik MEMECAH 
BELAH yang merupakan sarana ampuh untuk menyusun sebuah strategi agar 
kepentingan politik tertentu dapat berjalan dengan bebas dan rahasia. Bebas 
dari hambatan. Rahasia di dalam ruang birokrat tertentu. 

Pertanyaan dan pernyataan itu tentu tidak salah. Meskipun demikian tentu ada 
beberapa masyarakat yang saat ini sedang mencari tahu: siapakah Pak Soleh itu? 
Apa motivasinya sehingga ia berbicara seperti itu di daerah Situbondo yang 
terkenal santri itu? Mengapa dalam suasana seperti itu tiba-tiba ada isue yang 
mengatakan bahwa Pak Soleh disembunyikan di Gereja? Mengapa isue itu begitu 
cepat dapat menggerakkan masa untuk menghancurkan gereja? Sarana-sarana apa 
saja yang digunakan sehingga dalam waktu yang sekejap mereka dapat 
menghancurkan, merobohkan, membakar 26 tempat ibadah, 4 sekolahan, kantor 
polisi, kantor Pengadilan Negeri, dll ? Apakah hanya menggunakan sarana-sarana 
yang seadanya atau sarana yang memang sudah dipersiapkan? 

Mengumpulkan masa sejumlah 10.000 orang bukanlah usaha yang gampang. Motivator 
macam apa yang menyampaikan isue kepada mereka sehingga mereka mau bergerak? 
Mengapa aparat keamanan tidak dapat "mencium" perencanaan ini? Kalau toh mereka 
sudah mencium, mengapa tidak ada sikap dan tindakan antisipatif ? Mengapa umat 
Kristen tidak mampu "mencium" terlebih dahulu akan adanya kerusuhan itu? 
Bagaimana sosialisasi mereka terhadap umat beragama lainnya? Berbagai macam 
pertanyaan kini mengalir dari benak dan sanubariku, namun aku tak tahu kemana 
akan bermuara? Ke KOMNAS HAM? Ke aparat Pemerintah? Ke LBH? Ke lembaga iuridis? 
Mungkin hanya kepada rumput yang bergoyang. 



Wassalam,



  ----- Original Message ----- 
  From: H. M. Nur Abdurahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, May 29, 2010 4:32 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] RI minority groups 'still being attacked'


    
  HMNA:
  Kok Amnesty International tidak pernah bicara tentang minoritas Muslim yang 
dibantai di wilayah2 mayoritas Kristen.
  1. di Ambon: 
  pada waktu ummat Islam sedang shalat Iyd pada 19 Januari 1999 
sekonyong-konyong diserbu dan dibantai oleh gerombolan pengacau liar 
non-Muslim, kemudian ummat Islam diusir meninggalkan tempatnya bermukim.
  2. di Maluku Utara
  Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Utara membeberkan pembantaian warga 
Muslim dalam kerusuhan bernuansa SARA akhir Desember lalu di Tobelo, Galela, 
Ibu, Jailolo, Sahu dan Loloda Pulau Halmahera Utara (Maluku Utara)., yang 
mengakibatkan 2.604 jiwa warga Muslim tewas, ratusan lainnya luka-luka," 
  3. di Poso
  Tibo Cs membakar pemukiman dan membunuh masyarakat Muslim di Poso Pesisir 
pada 23 Mei 2000. Pada hari itu Tibo Cs yang setelah menyerang dan merusak 
beberapa kelurahan berlindung dalam kompleks Gereja Santa Maria. Tibo Cs juga 
menyerang dan membunuh warga Muslim di Pesantren Walisongo dan sekitarnya. 
Pesantren Walisongo dibakar habis dan penghuninya dibunuh.

  ----- Original Message ----- 
  From: "sunny" <am...@tele2.se>
  To: <Undisclosed-Recipient:;>
  Sent: Saturday, May 29, 2010 01:04
  Subject: [wanita-muslimah] RI minority groups 'still being attacked'

  Refleksi : Fakta Indonesia merdeka? Lambat laum akan sebih buruk lagi. 
Solusinya?

  
http://www.thejakartapost.com/news/2010/05/27/ri-minority-groups-%E2%80%98still-being-attacked%E2%80%99.html

  RI minority groups 'still being attacked'
  The Jakarta Post, Jakarta | Thu, 05/27/2010 9:58 AM | Headlines 

  Indonesia's minority and religious groups remain vulnerable to violence and 
discrimination, says an Amnesty International report released Wednesday in 
Indonesia.

  The influential group cited the case of Christian students at SETIA 
Theological College (STT) in Jakarta who continued to study and live in 
sub-standard temporary buildings after a violent attack by the Islamic 
Defenders Front (FPI) forced their evacuation in July 2008.

  The FPI is a hard-line Islamic group in Indonesia.

  There are calls from Indonesians and moderate Muslims for the government to 
regulate or ban the FPI, but currently no action has been taken against the 
group.

  The Amnesty International report also said that the Indonesian government has 
been hampering freedom of expression and that at least 114 people were detained 
in 2009 for public statements or demonstrations of dissent.

  "The overwhelming majority [of those detained] were peaceful political 
activists who were sentenced to terms of imprisonment for raising prohibited 
pro-independence flags in Maluku or Papua," said the report.

  As previously reported, separatists from the South Maluku Republic (RMS) 
group tried to wave an RMS flag in front of President Susilo Bambang 
Yudhoyono's entourage during his visit to Maluku in June 2007.

  RMS protesters performed an unscheduled cakalele war dance for a quarter hour 
before one protestor unfurled a large RMS flag during a ceremony to commemorate 
National Family Day.

  The government said that the group's actions were a serious threat to the 
country's unity.

  Authorities detained a number of RMS activists in 2004 and 2005 who were 
later arrested and convicted for involvement in similar incidents.

  Amnesty International also said that the government continued to intimidate 
and harass human rights activists and that at least seven activists were facing 
criminal defamation charges.

  Most alleged human rights violations against human rights defenders, 
including torture, murder and disappearances, have remained unsolved and those 
responsible have not been brought to justice, the report said.

  In the case of Munir Said Thalib, Amnesty International said that those 
responsible for slaying the human rights activist were still at large. 

  There were violent clashes throughout the year in Papua province, said the 
report.

  Police torture was widespread during a series of arrests, interrogations and 
detentions in Papua. Security forces also allegedly committed unlawful killings.

  "In January, at least 75 villagers from Suluk Bongkal village, Riau Islands, 
were charged with illegally claiming land and were arrested after being 
forcefully evicted from the land," said the report.

  The group also criticized the government for a failure to bring to justice 
past human rights violators in Aceh, Papua, East Timor (now Timor Leste) and 
elsewhere in the archipelago.

  Related News >> 
  a.. Intolerant Islamic groups versus religious minorities
  b.. Protect minorities to help peace prevail on earth 
  c.. Protect minorities to help peace prevail on earth 
  d.. Group set up to assist victims of state violence 

  [Non-text portions of this message have been removed]

  ------------------------------------

  =======================
  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

  Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

  [Non-text portions of this message have been removed]



  




  =======
  Wiadomosc przeskanowana przez Spyware Doctor - nie znaleziono wirusów ani 
spyware.
  (Email Guard: 7.0.0.18, baza wirusów/spyware: 6.15100)
  http://www.pctools.com
  ======= 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke