Refleksi : Bagaimana dengan peranan kunci yang dipegang oleh penguasa alam semesta?
http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=20226 2010-06-25 Bidan Kunci Penurunan Angka Kematian Ibu dan Anak Menangani 80% Persalinan www.selasi.net dr Utami Roesli [JAKARTA] Seiring perkembangan dunia medis, bidan sering kali dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan. Dalam menangani persalinan pun, bidan dianggap berada dalam posisi nomor dua dibanding dokter umum, apalagi dokter spesialis. Namun, kenyataannya, keselamatan jiwa seorang ibu hamil dan bayi lebih banyak berada di tangan para bidan. Sebab di Indonesia, sekitar 80% persalinan ditangani oleh bidan. "Peran bidan sungguh luar biasa. Bidan sangat diperlukan dalam menurunkan AKI dan AKB. Dia jugalah yang menentukan bayi diberi ASI eksklusif atau makanan bayi berstandar emas saat baru lahir. Putusan ini sangat penting mempengaruhi perkembangan anak ke depan," ujar Ketua Sentra Laktasi Indonesia, yang juga dokter spesialis anak dr Utami Roesli pada acara peluncuran gerakan kesehatan ibu dan anak di Jakarta, Rabu (23/6). Dikatakan, satu hingga dua jam pertama kelahiran adalah waktu yang masih kritis bagi seorang ibu dan bayi. "Di sinilah peran bidan sangat esensial mencegah terjadi kondisi yang paling berbahaya," katanya. Sebab, bidanlah yang memberikan pertolongan pertama pada ibu saat kelahiran, yang pertama kali menyaksikan serta menggendong bayi setelah lahir. Bidan juga yang memberikan pertolongan pertama ketika terjadi masalah dalam persalinan atau bayi mengalami gangguan kesehatan. Selain itu, bidan juga yang mengidentifikasi apakah ibu berisiko tinggi melahirkan tidak normal. "Di sini sangat dibutuhkan bidan yang punya komitmen kuat untuk menolak promosi produk susu formula di pusat layanan kesehatan, agar tidak memberikannya pada bayi yang baru lahir. Sebab, makanan yang paling baik untuk bayi yang baru lahir dan pada usia enam bulan ke depan adalah ASI. ASI sudah mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi," katanya. Jadi bisa disebut, profesionalisme bidan merupakan salah satu kunci penting dalam upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA). Faktanya, kasus kematian ibu, bayi, dan balita di Indonesia masih tinggi dan memperihatinkan. Menurut Direktur Eksekutif World Vision Indonesia (WVI) Asterina Aritonang, meskipun status kesehatan anak di Indonesia meningkat dalam 10 tahun terakhir, namun tingkat penurunan angka kematian anak cenderung berjalan lambat. "Kematian bayi hingga saat ini masih mencapai 34 per 1.000 kelahiran. Kematian ibu di Indonesia bahkan paling tinggi di Asia Tenggara, yakni 228 per 100.000 kelahiran hidup," katanya. Mencegah Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM UI) Prof Hasbullah Thabrani, yang dihubungi terpisah mengatakan, masih tingginya AKI dan AKA di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah tidak semua bidan di Indonesia melakukan perannya secara optimal. "Salah satu kendalanya adalah sistem pembiayaan yang kurang mendorong bidan untuk meningkatkan perannya tersebut. Sebab, sebagian besar bidan hanya ditempatkan di desa. Mereka kebanyakan menetap di pusat layanan kesehatan masyarakat, tanpa mendatangi langsung ibu hamil untuk mengidentifikasi lebih dahulu risiko saat kelahiran," katanya. Padahal, dengan mengunjungi ibu hamil, intervensi akan lebih cepat dilakukan. "Jika terjadi gangguan berat psikologis misalnya, bisa lebih cepat dirujuk ke dokter atau rumah sakit sehingga penanganannya lebih cepat," katanya. Kendala lain adalah, sebagian besar atau 50%-60% masyarakat pedesaan memilih dukun daripada bidan. "Hal ini disebabkan faktor tradisi turun-menurun tidak berobat ke dokter, kedekatan sosial, dan minimnya kesadaran atas risiko bersalin di dukun," katanya. Biaya persalinan di dukun pun lebih terjangkau, bahkan bisa mengutang, bebeda dengan bidan yang selain bayar tunai, juga lebih mahal. Sebaliknya, ada bidan yang kadang tidak dibayar jasanya. "Kesejahteraan bidan di kota lebih baik karena banyak kelas menengah ke bawah masih pakai, sedangkan di desa banyak orang pilih ngutang di dukun. Ini tantangan bagi bidan kita," katanya. Salah seorang bidan, Anna SY yang buka praktik di Pondok Melati, Bekasi menyatakan, bidan membantu pemahaman ibu dan kesehatan janin, juga pemahaman KB. "Masyarakat pun sudah makin mengerti soal kesehatan. Menurut pengalaman saya, makin hari tingkat kesehatan ibu hamil yang datang memeriksa sangat bagus. Pemahaman KB juga bagus," katanya di Jakarta, Kamis (24/6). [R-15/D-13] [Non-text portions of this message have been removed]