Refleksi : Bukankah ada juga puncak Soeharto,  mengapa tidak diikutsertakan?  
Siapa tahu di puncak Soeharto bisa banyak ilham rejeki nomplok.

http://www.antaranews.com/berita/1277774687/peneliti-dukung-pariwisata-ke-puncak-cartensz

Peneliti Dukung Pariwisata Ke Puncak Cartensz
Selasa, 29 Juni 2010 08:24 WIB | Warta Bumi | Pemanasan Global | 
Timika (ANTARA News) - Pemimpin kelompok peneliti pengeboran inti es Papua 
Profesor Lonnie G Thompson mendukung program pariwisata ke Puncak Cartensz 
Papua yang sedang digarap Dinas Pariwisata setempat.

"Kalau lebih banyak orang yang datang untuk mengetahui ada gletser di Papua 
tentu lebih bagus karena saat ini banyak orang tidak mengetahuinya," kata 
Lonnie Thompson kepada ANTARA di Timika, Selasa .

Ia mengatakan, kondisi gletser Papua yang terus berkurang secara ekstrim dewasa 
ini akan memberikan pesan yang kuat bagi siapa pun yang mengunjungi kawasan itu 
akan kondisi bumi yang kian panas.

Meski demikian, Lonnie berharap agar kegiatan kepariwisataan ke Puncak Cartensz 
harus terkontrol secara baik untuk menjaga kondisi gletser dan gunung-gunung 
setempat tetap bersih.

"Itu yang sangat penting, aktivitas pariwisata harus tetap terkontrol," katanya.

Dinas Pariwisata Papua saat ini berencana membangun sejumlah cotage di sekitar 
Puncak Cartensz atau dalam bahasa Amungme disebut Nemangkawi untuk mendongkrak 
arus kunjungan wisatawan terutama para pendaki.

Selama ini para wisatawan memilih jalur dari Ilaga, Kabupaten Puncak untuk 
mendaki ke Puncak Cartensz dan harus menyiapkan tenda sendiri saat tiba di 
salah satu dari puncak tertinggi di dunia itu.

Sebelumnya, Lonnie memperkirakan umur gletser yang ada di Puncak Cartensz Papua 
hanya akan bertahan 20 hingga 30 tahun lagi akibat pemanasan global.

Lonnie mengatakan, proses pencairan gletser hingga pada akhirnya hilang semua 
merupakan suatu fakta yang tidak bisa dibendung dengan teknologi apa pun yang 
dimiliki manusia sepanjang kondisi panas bumi terus mengalami kenaikan.

"Gletser di sini dan di tempat-tempat tropis lainnya yang panas semua akan 
hilang akibat perubahan iklim," jelas Lonnie.

Ia mengatakan, hasil penelitian timnya akan selesai akhir tahun ini dan akan 
dipublikasikan sekitar Juni 2011. 

Penelitian inti es Papua tersebut merupakan kerja sama Badan Meteorologi, 
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia dengan Byrd Polar Research Center 
(BPRC) The Ohio State University dan Lamont Doherty Earth Observatory (LDEO) 
Columbia University, Amerika Serikat .

Penelitian ini melibatkan sejumlah pakar dari Amerika Serikat, Australia, 
Prancis, Italia dan Indonesia. (E015/A011)
COPYRIGHT © 2010


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke