Pemberontakan yang sama, dengan paradigma konflik yang mirip, bukan konflik
antar kelas tetapi konflik antar nilai (bukankah kelas juga merupakan
refleksi perbedaan nilai?) dilakukan oleh nii, prri/permesta.

On Jul 5, 2010 5:48 AM, "H. M. Nur Abdurahman" <mnur.abdurrah...@yahoo.co.id>
wrote:



"Abdul Muiz" wrote:
Biarlah yang muda berpikir kritis dan logis bahwa yang namanya ide atau
faham pasti ada irisan positifnya dengan faham lain. Biarlah generasi mudah
belajar sendiri memilah dan memilih mengembangkan nalarnya apalagi sudah
memiliki aqidah yang kuat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
########################################################################
HMNA:
Supaya anak muda dapat bernalar harus pula disuguhkan kepada mereka
bahan-bahn untuk dapat berpikir kritis. Bahan-bahan itu antara lain
marxisme, trik-trik neo-marxisme dan aqidah. Dan yang perlu diwaspadai,
ialah tidak semua bahkan kebanyakan generasi muda kontemporer terbius oleh
narkoba "hura-hura".
***********************************

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
418. Pandangan Marxisme Tentang Sejarah dan Negara

Dalam tulisan ini dipakai istilah marxis kalau penekanannya pada buah-
pikiran, sedangkan komunis, kalau penekanannya sebagai kekuatan sosial
politik. Filsafat historische materialisme (buah pikiran Karl Marx yang
materialistik dalam menafsirkan sejarah) merupakan paradigma dari seluruh
sistem pemikiran Marx. Dengan menjiplak metode dialektika dari Hegel (these,
anti-these, synthese), Marx memahamkan proses sejarah sebagai rentetan
konflik (antagonism) dalam wujud revolusi di antara dua kelas yang
berlawanan (these melawan anti-these). Buah dari revolusi itu menghasilkan
kelas baru (synthese), yang ordenya lebih tinggi dari kedua kelas (these dan
anti-these) yang selesai tabrakan itu. Demikianlah proses yang dialektis itu
berjalan terus. Begitu tumbuh orde sosial-ekonomi yang baru (new emerging
force), maka terjadilah pula konflik dengan kelas hasil synthese tadi (old
established force). Maka terjadilah pula revolusi, kekuatan baru
(anti-these) melabrak kekuatan lama (these) yang berupaya mempertahankan
status-quo, oleh karena jika terjadi perubahan sistem-ekonomi tentu saja
akan menghapuskan supremasi kelas yang bertahan itu. Marx sama sekali
menepis mengenai kemungkinan terjadinya konsiliasi ataupun kompromi dari
kedua kelas itu.

Teori pertentangan kelas itu ditimba Marx dari sejarah Abad Pertengahan di
Eropah (rentang waktu antara zaman Klasik dengan Renaissance, dari abad ke-5
M., hingga sekitar tahun 1500 M.). Golongan tukang pada waktu itu bertumbuh
menjadi kelas saudagar dan industriawan, yang kemudian disebut kelas borjuis
lalu menjadi anti-these dari kelas feodal (these) sebagai kelas penguasa.
Benturan kelas borjuis dengan kelas feodal tersebut membuahkan synthese
berupa kelas kapitalis. Selanjutnya tanpa didukung oleh fakta sejarah Marx
berspekulasi menduga bahwa proses dialektis berlanjut terus dengan timbulnya
kelas baru, yaitu kelas proletar, sebagai anti-these dari kelas kapitalis.
Revolusi kelas proletar itu akan menghasilkan masyarakat tanpa kelas, dan
inilah akhir sejarah pertentangan kelas menurut spekulasi Marx. Kemudian
Marx berangan-angan lebih lanjut, yaitu masyarakat tanpa kelas ini nanti
dapat berjalan tanpa negara, semua orang bekerja sesuai dengan kemampuannya
dan mendapatkan sesuai dengan kebutuhannya. Untuk itu diperlukan waktu
antara yang dikendalikan oleh Diktator Proletar. Menurut Marx negara harus
bubar, oleh karena negara itu tidak lain dari alat kelas atas untuk menekan
kelas bawah, yaitu alat kelas feodal menekan kelas borjuis dan alat kelas
kapitalis menekan kelas proletar.

Ada tiga hal yang perlu dikuliti dari pemahaman Marx tersebut.

Pertama, pendapatnya yang menepis akan kemungkinan terjadinya kompromi
diantara kelas yang baru tumbuh yang ditekan dengan kelas lama yang menekan.
Pada tahun 1689 di Inggris terjadi kompromi antara golongan feodal sebagai
kelas penguasa dengan kelas borjuis. Tidak seperti rekannya di daratan Eropa
golongan aristokrat di Inggris mempunyai sikap keterbukaan, sehingga dapat
mengakomodasikan diri untuk menerima perubahan-perubahan dalam sistem
sosial-ekonomi. Maka perubahan sistem sosial-ekonomi dapat berlangsung
dengan mulus tanpa tumbangnya dengan sengit kelas penguasa. Di sinilah letak
kesalahan Marx, yaitu mengadakan rampatan (generalisasi) dengan hanya
melihat di daratan Eropa. (Kecerobohan Marx dengan generalisasi ini tampak
pula dalam pandangannya terhadap agama, bahwa agama itu candu bagi rakyat,
yang insya-Allah akan dibahas tersendiri dalam sebuah nomor seri).

Kedua, pertentangan kelas antara kaum feodal sebagai kelas penekan dengan
kaum borjuis sebagai kelas yang ditekan. Apa sesungguhnya yang terjadi pada
Abad Pertengahan di Eropah, kalau disimak dengan teliti, kelas borjuis
bukanlah kelas yang ditekan oleh kelas feodal. Pertikaian antara kelas
feodal dengan kelas borjuis bukanlah pertikaian antara kelas penekan dengan
kelas yang ditekan. Karena sesungguhnya kelas yang ditekan oleh kaum feodal
adalah petani yang terikat pada tanah. Kelas petani inilah kelas yang
tertekan, baik oleh kelas feodal maupun oleh kelas borjuis, ibarat seekor
kelinci yang dijepit dua ekor gajah yang berkelahi. Kedua ekor gajah itu
adalah kelas feodal dan kelas borjuis, sedangkan sang kelinci adalah petani.

Ketiga, apakah mungkin terjadi masyarakat tanpa kelas, tanpa negara, yang
berjalan seperti arloji otomatis. Masyarakat angan-angan (utopia), tanpa
negara, tanpa kelas, orang bekerja sesuai dengan kemampuannya dan
mendapatkan sesuai dengan kebutuhannya yang berjalan seperti arloji otomatis
tidak berhasil diwujudkan oleh Diktator Proletar, dengan hancurnya Uni
Sovyet. (Arloji otomatis adalah ungkapan pengasuh kolom ini saja, bukan dari
Marx). Alhasil konsep Marx yang materialistik dalam menafsirkan sejarah yang
menjadi paradigma dari seluruh sistem pemikiran Marx ditolak oleh kenyataan
sejarah.

Walaupun teori pertentangan kelas yang berwujud pemberontakan adalah hasil
generalisasi yang ceroboh dari Marx, namun kaum komunis sudah menganggapnya
doktrin yang dogmatis. Para marxist telah dua kali memberontak di Indonesia,
yaitu pemberontakan komunis di Madiun yang dikendalikan dari Uni Sovyet dan
pemberontakan Gestapu PKI yang dikendalikan dari RRC. Sungguh kebablasan
jika ada pendapat yang ingin memberi kebebasan para kamerad itu atas nama
demokrasi dan HAM untuk menyebarkan komunisme. Sebab walaupun kekuatan
komunis sukar untuk memberontak kembali, namun sekurang-kurangnya mereka
dapat mengecoh masyarakat miskin, lagi pula mereka akan bergerak bebas
menanamkan antagonisme dalam masyarakat. Kita sudah cukup dipusingi oleh
peristiwa Banyuwangi, Ketapang, Kupang, Sambas, Ambon dan Maluku Utara, yang
boleh jadi dicetuskan oleh orang-orang yang terpikat pada teori pertentangan
kelas dari Marx. Maka pimpinan MPR tidak perlu mengagendakan peninjauan
tentang Tap MPRS No.XXV/MPRS/1966.
Bagi generasi muda Islam tidak perlu terpikat oleh teori "ilmiyah"
pertentangan kelas dari Marx. Ingatlah akan Firman Allah: WTLK ALAYAM
NDAWLHA BYN ALNAS (AL 'AMRAN, 140), dibaca: wa tilkal ayya-mu nuda-wiluha-
baynan na-s (s. ali 'imra-n), artinya: hari-hari itu Kami gulirkan di antara
manusia (3:140). WaLlahu A'lamu bi Al Shawa-b
*** Makassar, 8 April 2000
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2000/04/418-pandangan-marxisme-tentang-sejarah.html

#################################################################

----- Original Message -----
From: "Abdul Muiz" <mui...@yahoo.com <muizof%40yahoo.com>>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com <wanita-muslimah%40yahoogroups.com>>
Sent: Sunday, July 04, 2010 20:42
Subject: Re: mesttinya ranggas <= Re: [wanita-muslimah] FPI Akan Bongkar
Patung Naga di Kota

mbak Mia bisa aja :) ngeles vs konsisten.

menurut hemat saya :

1). Apakah pertemuan itu memang pertemuan pengembangan komunis? ya belum
tentu, memang benar bahwa yang diajak bertemu adalah anggota keluarga ex
PKI, kita harus jujur dan tidak ada salahnya berbaik sangka, bahwa mereka
selama ini diperlakukan lalim oleh pemerintah, dimarginalkan secara sistemik
oleh negara, sudah saatnya untuk menghentikan sikap tidak adil ini. Saya
masih ingat, saat testing masuk PNS atau Pegawai BUMN pada era orde baru
dulu selalu ada yang namanya screening test (bersih lingkungan) kalau Calon
pelamar mengaku ada anggota keluarganya terlibat langsung atau tidak
langsung dengan OT (organisasi terlarang tidak cuma PKI tetapi juga Masyumi)
maka dapat dipastikan tidak akan lulus. Ini jelas tidak fair jauh dari adil
sebagaimana seruan Qur'an. Orang yang bersalah (PKI) tidak boleh ditanggung
oleh anak cucunya yang lahirnya saja setelah peristiwa PKI. Ini jelas
pelanggaran HAM yang amat jelas. Bahwa soal marxism memang meninggalkan
phobi
pada kalangan tua, tetapi apa ya seharusnya kalangan muda dipaksa mewarisi
generasi tua yang memang memiliki pengalaman berbeda. Biarlah yang muda
berpikir kritis dan logis bahwa yang namanya ide atau faham pasti ada irisan
positifnya dengan faham lain. Biarlah generasi mudah belajar sendiri memilah
dan memilih mengembangkan nalarnya apalagi sudah memiliki aqidah yang kuat,
tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kecuali generasi muda ini dianggap domba
yang tersesat. Jadi menurut saya terlalu dini mengangap pertemuan Riebka dan
Rieke (anggota DPR) dengan anggota ex keluarga PKI di Banyuwangi merupakan
pengembangan marxism. Sudah saatnya Pemerintah bersikap adil dengan
mengembalikan hak warga negaranya sendiri yang terampas, diperlakukan lalim.

2). Bandingkan dengan maklumat terang2an dari beberapa pihak, HTI yang
ingin mendirikan khalifah islam, FPI , PKS dll yang ingin menerapkan
syariat Islam. Syariat islam itu adalah mencerahkan dan membebaskan, bukan
membelenggu seperti ide yang diusung oleh HTI (nah di WM ini saya kira
banyak teman-teman kita yang menjadi simpatisan HTI dan PKS, semoga ada
sharing yang bermanfaat). Islam menurut saya adalah jalan hidup yang menjadi
basis moral dalam berperilaku, kalau hanya mengutamakan kulit maka akan
terjebak yang namanya politisasi, yakni akan terjadi kecenderungan agama
akan dijual dengan harga yang sedikit. Kalau ide khalifah ala HTI diterapkan
maka bubarlah NKRI, padahal founding father sudah meletakkan konsensus final
bahwa Indonesia adalah NKRI dengan dasar negara Pancasila. Nah kalau PKS
berjuang dalam wadah NKRI tunduk secara konstitusi adalah sah-sah saja
mengusung ide-ide apapun, toh bukan untuk membubarkan NKRI, kalau ada
ide-ide yang bolong dan kurang pas dari mereka tinggal diteriaki atau
disoraki ramai-ramai, toh PKS sekarang bermetamorfosa menuju partai terbuka.

3). Tindakan FPI bukan hanya melanggar keamanan, tapi sekaligus juga
melanggar agama, anti amar makruf nahyi munkar. Ya, saya setuju penilaian
seperti ini mbak Mia. Media amar makruf nahi mungkar itu banyak, tidak hanya
menjadi parlemen jalanan yang bawa pentungan dan main pukul sambil teriak
takbir segala. Ada dakwah dengan media buku, contoh keteladanan perilaku
akhlaq mulia, ceramah yang isinya menyejukkan, optimalisasi media massa,
jurnal ilmiyah, kampanye damai tanpa merusak, membuat film islami, dll media
dakwah tentu masih banyak yang belum dioptimalkan.

yang no 4 biar mbak Mia saja yang mengulas.

Wassalam
Abdul Mu'iz

[Non-text portions of this message have been removed]

 


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke