Islam yang bermuatan: aqidah (pokok keimanan), jalannya hukum dan akhlaq, 
meliputi cakrawala yang luas, yaitu petunjuk untuk mengatur baik kehidupan 
nafsi-nafsi (individu), maupun kehidupan kolektif dengan substansi yang 
bervariasi seperti keimanan, ibadah ritual (spiritualisme), karakter 
perorangan, akhlaq individu dan kolektif, kebiasaan manusiawi, ibadah 
non-ritual seperti: hubungan keluarga, kehidupan sosial politik ekonomi, 
administrasi, teknologi serta pengelolaan lingkungan, hak dan kewajiban 
warga-negara, dan terakhir yang tak kurang pentingnya yaitu sistem hukum yang 
teridiri atas komponen-komponen: substansi aturan-aturan perdata-pidana, 
damai-perang, nasional-internasional, pranata subsistem peradilan dan apresiasi 
hukum serta rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat yang berakhlaq. Semua 
substansi yang disebutkan itu bahasannya ada dalam Serial Wahyu dan Akal - Iman 
dan Ilmu. Maksudnya Wahyu memayungi akal , dan Iman memayungi ilmu. 

one liner Seri 409
insya-Allah akan diposting hingga no.800 
no.terakhir 931
*******************************************************************BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
409. Penghuni Gua

Penghuni Gua adalah sekelompok pemuda Nasrani yang berani menentang Kaisar 
Romawi Gaius Messius Quintus Trajanus Decius (201 - 251) M, yang memerintah 
imperium Romawi selama dua tahun (249 - 251) M. Decius ini terkenal (berucht) 
sangat kejam terhadap orang-orang Nasrani. Ia tewas dalam pertempuran melawan 
bangsa Goth dalam tahun 251 M. Kelompok pemuda Nasrani tersebut diburu oleh 
tentara Romawi dan meluputkan diri bersembunyi ke dalam sebuah gua. Namun jejak 
mereka ketahuan dan atas perintah Decius mulut gua itu ditutup dengan batu. 
Allah SWT  Yang Maha Pemelihara menidurkan mereka selama 309 tahun dalam gua 
itu. Ratusan tahun kemudian batu-batu yang menimbun mulut gua itu diambil orang 
untuk bahan bangunan, tanpa mengetahui bahwa dalam gua itu ada sekelompok orang 
sedang tidur. Beberapa hal yang menarik untuk dibahas dalam hal ini. Namun yang 
akan dibahas hanya tiga hal, pertama orang tidur ratusan tahun, kedua bagaimana 
Al Quran menggambarkan posisi gua dan gaya redaksional Al Quran dalam 
menyebutkan angka 309. 

Pertama, dalam sehari semalam kita sekurang-kurangnya 17 kali membaca kalimah : 
-- ALHMD LLH RB AL'ALMYN (S. ALFATHT, 2) dibaca: alhamdu liLla-hi rabbil 
'a-lami-n (s. alfa-tihah) artinya: 
-- Segala puji bagi Allah Maha Pemelihara semesta alam (S. Pembukaan, 1:2).

Allah Yang Maha Pemelihara, mengatur alam semesta dengan SunnatuLlah (Hukum 
Allah). Ada Hukum yang bersifat umum yang "ditanam" di alam syahadah 
(universum), ini dapat dipelajari dan diungkap oleh manusia yang disebut hukum 
alam dalam istilah sekulernya. Adapula Hukum yang khusus yang tidak "ditanam", 
melainkakn hanya terjadi dalam waktu tertentu seperti Nabi Ibrahim AS tidak 
dimakan api, tongkat Nabi Musa AS membelah laut Merah, Nabi Isa AS dilahirkan 
tanpa ayah dan dapat menghidupkan orang mati, dan Nabi Muhammad SAW 
mengeluarkan air dari sela-sela jari. Karena Hukum yang khusus ini hanya 
berlaku dalam waktu tertentu, tidak sinambung (baca: tidak "ditanam"), maka ia 
tidak dapat dipelajari, karena salah satu syarat untuk dapat dipelajari proses 
itu harus terjadi secara sinambung. Maka termasuklah dalam Hukum yang khusus 
ini adalah para pemuda Nasrani yang ditidurkan Allah SWT dalam gua selama 309 
tahun.(*)

Kedua, Firman Allah menggambarkan posisi gua itu seperti kita sekarang membaca 
peta bumi sistem Mercator, yaitu menghadap ke utara, sebelah kanan timur dan 
sebelah kiri barat: 
-- WTRY ALSYMS ADZATH THL'AT TZA WR'AN KHFHM DZAT ALYMYN WADZA GHRBT TQRDHHM 
DZAT ALSYMAL (S. ALKHS, 17), dibaca: watarasy syamsa iza- thala'at taza- 
waru'an kahfihim za-tal yami-ni waiza- gharabat taqridhuhum za-tasy syima-li 
(s. alkhf), artinya: 
-- Engkau lihat matahari tatkala terbit miring dari gua mereka ke sebelah kanan 
dan ketika terbenam dilampaui gua mereka ke sebelah kiri (S. Gua, 17:17). 

Dengan ungkapan miring itu Al Quran mengisyaratkan bahwa gua itu terletak pada 
belahan bumi sebelah utara khattulistiwa.

Ketiga, gaya redaksional dalam menyebut angka 309: 
-- WLBTSWA FY KHFHM TSLTS MA^T SNYN WAZDADWA TS'AA (S. ALKHF, 25), dibaca:  
walabitsu- fi- kahfihim tsala-tsa miatin sini-na wazda-du- tis'an (s. alkhf) 
artinya: 
-- Mereka diam dalam gua mereka tiga ratus tahun dan bertambah lagi sembilan 
(S. Gua, 17:25). 

Apa rahasianya mengapa secara redaksional dikatakan tiga ratus tahun dan 
bertambah lagi sembilan? Mengapa tidak dikatakan saja tiga ratus sembilan tahun?

Untuk menjawab pertanyaan itu kita bicara dahulu mengenai tahun qamariyah dan 
tahun syamsiyah. Satu tahun qamariyah ialah bulan (qamar, moon) 12 kali 
mengelilingi bumi sedangkan satu tahun syamsiyah ialah bumi satu kali mengedari 
matahari. Dalam satu kali bulan mengedari bumi, bumi berpusing pada sumbunya 
(baca: hari) berselang-seling antara 29 dengan 30 hari, jadi rata-rata (29 + 
30)/2 = 29,5. Jadi satu tahun qamariyah 12 x  29,5 = 354 hari, namun karena ada 
kalanya tidak berselang-seling betul, maka angka 354 itu perlu dikoreksi 
seperti akan dilakukan nanti. RasuluLlah bersabda bahwa berpuasa Ramadhan 
ditambah 6 hari puasa Syawwal (29,5 + 6) = 35,5 hari, nilainya sama dengan 
berpuasa sepanjang tahun. Tatkala RasuluLlah mi'raj, seperti yang diriwayatkan 
oleh Bukhari dari Anis bnu Malik (RB, AM): 
-- FFRDH ALLH ALY AMTY KHMSYN SHLAT, dibaca: fafaradhaLla-hu 'ala- ummati- 
shala-tan, artinya 
-- difardhukan Allah atas ummatku 50 kali shalat (dalam sehari semalam). 
Akhirnya jumlah shalat itu diturunkan: 
-- HY KHMS WHY KHMSWN (RB, AM), dibac: - hiya khamsun wa hiya khamsu-na, 
artinya (shalat) itu 5, namun (nilainya) 50, jadi 1 dinilai 10. Itu berarti 
dikaitkan dengan 35,5 hari yang dinilai seperti sepanjang tahun, maka satu 
tahun sama dengan 35,5 x 10 = 355 sehingga yang 354 hari itu dikoreksi menjadi 
(354+355)/2 = 354,5 hari. Sedangkan satu tahun syamsiyah sudah umum diketahui 
365,2422 hari.

Al Quran menggariskan sistem qamariyah murni. Walaupun telah dijelaskan dalam 
seri 403 mengenai penggarisan Al Quran itu, namun untuk menyegarkan ingatan 
pembaca, kiranya elok diulangi lagi secara singkat. Dalam penanggalan bangsa 
Arab pra-Islam perhitungan bulan berdasar atas penyesuaian sistem qamariyah ke 
sistem syamsiyah. Kelebihan sistem syamsiyah yang (365 - 354,5) = 10,5 hari itu 
ditanggulangi dengan mengumpulkan kelebihan itu setelah tiga tahun. Jadi dalam 
tiga tahun terkumpullah sekitar 3 x 10,5 = 31,5 hari. Ini dijadikan satu bulan. 
Dengan demikian setiap tiga tahun, jumlah bulan dalam tahun tersebut sebanyak 
13. Karena bulan sisipan (bulan ke-13) yang 31,5 itu sesunggguhnya lebih dari 
satu bulan, maka diadakan koreksi, yaitu dalam 19 tahun terdapat sejumlah 7 
tahun yang mempunyai bulan ke-13. Daur 19 tahun itu disebut Metonic Cycle. 
Sistem penanggalan pra-Islam ini masih berlaku dikalangan ummat Islam, hingga 
turun ayat: 
-- AN 'ADT ALSYHWR 'AND ALLH ATSNA 'ASYR SYHRA (S. ALTWT, 36), dibaca: inna 
'iddatasy syuhu-ri 'indaLla-hitsna- 'asyara syahran (s. attawbah), artinya: 
-- sesungguhnya perhitungan bulan disisi Allah adalah 12 bulan (9:36). 

Ayat ini menegaskan bahwa dalam perhitungan bulan tidak dibolehkan melakukan 
penyesuaian sistem qamariyah ke sistem syamsiyah yang mengakibatkan ada tahun 
yang jumlah bulannya 13. Demikianlah ayat (9:36) menggariskkan sistem qamariyah 
murni.

Karena Al Quran menggariskan sistem qamariyah murni maka para pemuda yang 
ditidurkan Allah dalam gua selama 309 tahun adalah dalam tahun qamariyah. Jadi 
lamanya mereka dalam gua yaitu 309 x 354,4 hari = 109540,5 hari. Atau dalam 
tahun syamsiyah = 109540,5/365,2422 = 299,9 tahun syamsiyah dibulatkan menjadi 
300 tahun syamsiyah. Alhasil dalam 300 tahun syamsiyah ada kelebihan 9 tahun 
qamariyah. Walla-hu a'lamu bisshawa-b

*** Makassar, 6 Februari 2000
    [H.Muh.Nur Abdurrahman]
http://waii-hmna.blogspot.com/2000/02/409-penghuni-gua.html
------------------------------------
(*)
Tidur berlama-lama ini mengisyarakatkan tentang hibernasi - hibernation. 
Saintis sekarang sudah mendapatkan genes for hibernation in humans.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke