> papabonbon <masar...@...> wrote: > ke balinya jangan cuma ke kuta, fero dear. main ke ubud, bedugul, > singaraja, menyusuri desa desa tradisional di bali selatan atau > bali utara, main ke terasering sawah sawah di tabanan. dingin itu > .... :D jilbab perlu banget di pake. kendati di desa desa > tradisional bali basih ada yang masih > buka dada. kalau ada orang asing cepet cepet deh di tutup. :) > jadi gara gara orang asing sih .... tradisi terkikis.
Saya jadi ingat, gara-gara tradisi buka-dada di Bali ini, teman saya jadi sakit flu. Ceritanya di tahun 1981, saya dan teman saya survai di daerah sekitar Negara Bali. Waktu itu musim kemarau, jadi banyak orang mandi di sungai. Tahu saya dan teman terbengong-bengong melihat orang bali mandi, si sopir mobil yang saya carter, mungkin untuk menyenangkan, mengajaknya mandi di Sungai, tidak di penginapan. "Bakal asyik", katanya. Saya sih males, cuma teman saya ini menerima ajakan sang supir yang bali asli ini. Dia pergi dari penginapan sekitar jam setengah 5 sore, dan baru balik lagi ketika hari mulai gelap (waktu itu Bali masih WIB). Dia muncul dengan penuh "penderitaan" bersin terus dan menggigil kedinginan. Cerita punya cerita, ternyata waktu dia mau nyemplung ke sungai dengan memakai celana dalam, orang orang yang mandi disungai yang semuanya telanjang bulat, memandangnya dengan penuh curiga. Si sopir menyarankan itu cd dilepas saja, biar tidak jadi perhatian orang-orang. Menurut, begitu lepas, langsung meloncat ke sungai yang tidak terlalu dalam, terpaksa agak berjongkok berendam disana. karena tidak biasa melihat yang terbuka terbuka, ada bagian badan yang tidak bisa diajak kompromi, langsung bereaksi. Ini yang mengakibatkan dia tidak bisa mengakhiri mandinya. Sedangkan yang mandi gonta-ganti, anggota badan yang susah menurutnya itu, juga terus-terusan bereasksi. Terpaksa dia menunggu hari jadi gelap, baru berani ke pinggir sungai. Akibatnya, keesokan harinya, waktu harus kerja lagi ke lapangan, dia hanya meringkuk saja di tempat tidur, badannya demam .... Salam, WALUYA