sekali sekali kirim yang bener deh.  masalah perempuan dan kaitannya dengan
keislaman.

-------

Jumat, 23/07/2010 15:56 WIB
Studi di Malaysia: Poligami Membuat Keluarga Tidak Bahagia
Nurul Hidayati - detikNews

Jakarta* - Kaum pria yang berpoligami kesulitan untuk memenuhi semua
kebutuhan para istri dan anak-anaknya sehingga hidup mereka tidak bahagia
dan keluarga mengalami kesulitan keuangan. Demikian hasil studi di Malaysia.

Poligami sah menurut Islam, yang membuat lebih dari 60 persen populasi di
Malaysia, mengizinkan pria Muslim untuk mengambil empat isteri.

Namun sejumlah aktivis dan kelompok perempuan menyatakan poligami telah
keluar dari tujuan aslinya dalam Islam yaitu melindungi para janda dan anak
yatim.

Sebuah studi yang dilakukan Sisters in Islam (SIS) menemukan bahwa mayoritas
isteri pertama dan anak-anaknya dalam keluarga poligami tidak bahagia dengan
situasi poligami itu. Namun para suami dan isteri yang lebih muda punya
pandangan yang lebih positif. Riset itu juga mendukung pandangan aktivis
bahwa istri pertama sering terlupakan setelah pria membentuk keluarga baru.

"Para suami yang paling beruntung dalam hal memenuhi keinginannya dan
kepuasan dalam hidup. Dia memiliki akses ke lebih dari satu pasangan seksual
setiap hari atau malam sedangkan istri mendapatkan giliran," kata studi
tersebut.

Menurut data awal, lebih dari 90% dari 23 anak-anak di keluarga poligami
yang diwawancara
bersumpah untuk tidak mempraktekkan poligami, dan dua pertiga dari istri
pertama menentang praktek tersebut.

"Secara umum, hal ini berkaitan dengan fakta bahwa hak mereka untuk menuntut
(waktu dan uang) dari suami mereka menjadi menurun karena ayah mereka kini
memiliki keluarga lain," kat peneliti SIS Syarifatul Adibah Mohamad Jodi
kepada AFP, Jumat (23/7/2010).

"Meskipun beberapa wanita mengatakan mereka tidak bahagia dalam pernikahan,
mereka harus menerimanya. Mereka berada dalam posisi rentan, finansial atau
emosional," katanya.

Namun, suami tidak sepenuhnya senang dengan situasi ini. Banyak dari mereka
yang disurvei mengatakan mereka  "paling sulit untuk memenuhi kebutuhan dari
istri pertama dan anak-anak mereka".

Penelitian yang melibatkan wawancara ekstensif dengan 1.235 orang dari
keluarga poligami itu secara resmi akan diterbitkan tahun depan.

SIS berharap riset itu akan memicu perubahan UU yang selama ini memungkinkan
poligami berkembang di Malaysia. SIS memperkirakan bahwa sampai dengan lima
persen dari pernikahan di Malaysia adalah poligami.

Adibah mengatakan bahwa reformasi harus mencakup kepastian bahwa istri
pertama tidak dipotong secara finansial dan bahwa persetujuan mereka
diperlukan sebelum suami mereka masuk ke dalam pernikahan kedua.


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke