Kolom IBRAHIM ISA 
Jum'at, 06 Agustus 2010
-------------------------------------------


HIROSHIMA – NAGASAKI Di Bom Atom
Bukankah Itu 'PEMBUNUHAN MASAL'?
AS Dituntut Minta Maaf Kpd Rakyat Jepang
<Mengenangkan Ultah Ke-65 >


Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman, merasa perlu mengorbankan lebih dari 
240.000 penduduk sipil Hiroshima dan  Nagasaki, memusnahkan dua kota tsb demi,  
m e m p e r c e p a t   berakh irnya Perang Duni II. Demi  'm e n g u r a n g i 
'  korban Perang Pasifik. Begitu pembelaan AS atas penggunaan senjata pemusnah 
masal terhadap penduduk sipil Jepang.

Bom atom yang diledakkan di atas Hirshima yang ironis  –  dijuluki "Little Boy" 
 dan yang di atas kota Nagasaki – dijuluki "Fatman", telah  minta korban kurang 
lebih seperempat juta penduduk sipil (sumber "Wikipedia"). Padat tanggal 15 
Agustus, 1945 pemerintah Kerajaan Jepang menyatakan menyerah pada Sekutu. 

*    *    *

Perkembangan ini menyebabkan  pelbagai analisis dan pandangan. Antara lain 
dikemukakan bahwa Amerika Serikat 'mengejar waktu' dengan menggunakan Bom Atom, 
senjata pemusnah maasl yang dahsyat itu terhadap Jepang, --  supaya  Jepang 
segera menyerah. Karena tentara Sovyet yang sudah menaklukkan kekuatan pokok 
Jepang di daratan Timur Asia,  sedang siap-siap untuk menyerbu dan menaklukkan 
Jepang. AS dan sekutunya bagaimanapun tidak membolehkan Sovyet lebih dahulu 
mengalahkan dan menduduki Jepang.

Degan pelbagai dalih untuk memenangkan strategi pokoknya di Asia dalam 
persaingan  dengan Uni Sovyet, AS tidak segan-segan mengorbankan menjadi mangsa 
sendjata bom atom, sebanyak kurang lebih 240.000 penduduk sipil yang mati. 
Belum lagi sejumlah besar yang masih hidup tetapi menderita seumur hidup 
disebabkan radiasi fatal yang berasal dari peledakan bom atom di Hiroshima dan 
Nagasaki.

Analisis dan komentar lainnya menyimpulkan bahwa kebijakan AS meledakkan bom 
Atom di atas kota Hirohsima dan Nagasaki,  adalah demi memenangkan strategi 
perangnya. Oleh karena itu,  tidak lain tak bukan, tindakan AS itu  adalah 
suatu PEMBUNUHAN MASAL TERHADAP PENDUDUK SIPIL. Dan merupakan kejahatan perang 
yang teramat biadab! Menggunakan cara teror militer terhadap penduduk sipil 
untuk memaksakan lawan bertekuk lutut.

*    *    *

Hari ini, 06 Agustus, 2010,  dengan suatu upacara khusus di  Peace Memorial 
Park di kota Hiroshima,  ribuan rakyat Jepang mengenangkan ulangtahun ke-65 
diledakkannya bom atom  di atas kota Hiroshima. Untuk pertama kalinya 
pemerintah AS mengirimkan utusan resmi untuk ambil bagian dalam peringatan 
korban bom atom Hiroshima dan Nagasaki. Juga wakil-wakil resmi Inggris dan 
Perancis, dua-duanya pemilih senjata nuklir, ikut hadir dalam pertemuan.

Kehadiran utusan resmi AS untuk pertama kalinya dalam peringatan korban bom 
atom Hiroshima dan  Negasaki yang diadakan setiap tahun itu, dikatakan 
merupakan sutu sikap baru AS. Bersamaan dengan itu Menlu AS Hillary Clinton 
menyatakan di Washington bahwa AS berniat untuk  menyingkirkan senjata nuklir 
dari dunia.

Apakah ini benar suatu pertanda akan adanya perubahan pada politik luarnegeri 
dan global AS. Sejak Perang Dunia berakhir AS  menggunakan arsenal senjata 
nuklirnya  sebagai buah catur terpenting dalam dalam strategi Perang Dingin 
versus Blok Timur ketika itu. Sekaligus senjata nuklirnya digunakan untuk 
mengintimidasi negeri-negeri yang tidak tunduk  serta yang berani  menentang 
dominasi AS? 

Hanyalah perkembangan selanjutnya yang bisa membuktikannya.

Sekjen PBB Ban Ki-Moon yang hadir bersama utusan dari 75 negeri lainnya dalam 
upacara peringatan Hiroshima itu, menyatakan bahwa: "Satu-satunya jaminan tidak 
digunakannya  lagi senjata semacam itu adalah dengan megnhapuskannya 
samasekali."

Gerakan Perdamaian Dunia yang sejak berakhirnya |Perang Dunia II muncul dan 
sangat aktif serta betambah besar pengaruhnya di Jepang, sejalan dengan 
pandangan umum di Jepang menuntut agar PEMERINTAH AMERIKA MINTA MAAF KEPADA 
RAKYAT JEPANG, atas peledakan bom atom atas kota Hirshima dan Nagasaki, yang 
telah menimbulkan korban begitu besar pada rakyat sipil.

Setiap pencinta damai dan yang berfikiran sehat, dengan sendirinya menganggap 
tuntutan dihapuskannya samasekali semua senjata nuklir dan senjata pemusnah 
masal lainnya, serta tuntutan masyarakat Jepang, agar AS minta maaf,  adalah  
tuntutan yang pada tempatnya dan adil!


*    *    *

 



Kirim email ke