Saya setuju bahwa ada yang salah dari fenomena tawuran tsb yang justru dilakukan setelah menyelesaikan shalat tarawih. Agama rupanya hanya dipahami sebatas ritualitas belaka, esensi atau pesan moral agama ditinggalkan sehingga yang terjadi adalah kemunafikan model STMJ = Shalat Terus Maksiyat Jalan. Dikiranya kalau sudah melakukan ritualitas boleh berbuat maksiyat : boleh korupsi, boleh tawuran, menyiksa orang lain atas nama agama, membunuh, berzina dsb. Seharusnya hablun minallah (hubungan vertikal) bagus maka paralel dengan hablun minan naas (hubungan horizontal) juga bagus.
Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Ming, 15/8/10, kmj...@indosat.net.id <kmj...@indosat.net.id> menulis: Dari: kmj...@indosat.net.id <kmj...@indosat.net.id> Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: Usai Tarawih, Warga Sukmajaya Tawuran......( Mereka mencontoh ulama2nya FPI) Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 15 Agustus, 2010, 1:14 PM Karena mereka rajin mengikuti tarawih maka kita menganggapo bahwa mereka adalah masyarakat yang beragama. Dan umumnya kita bangga dengan banyaknya orang berjamaah di masjid sewaktu sholat jum'at atau tarawih, sebagai indikator bahwa bangsa kita adalah bangsa yang beragama. Mereka pun kemudian mendapat "license" untuk menyatakan apakah orang lain kafir atau tidak, sesat atau tidak. Begitu dangkalnya penafsiran tentang beragama kita. Penafsiran yang dangkal itu pula yang memunculkan perda- perda "agamis" yang berupa kewajiban berpakaian tertentu, kebisaan membaca Qur'an, dsb. Bahwa mereka kemudian korupsi atau "esek-esek", tawuran, atau bahkan membunuh, tidak lagi menjadi indikator keber-agamaan. Begitu kan bapak-bapak ustadz dan ibu-ibu ustadzah? KM ----Original Message---- From: latifabdul...@yahoo.com Date: 15/08/2010 4:53 To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Subj: [wanita-muslimah] Re: Usai Tarawih, Warga Sukmajaya Tawuran......( Mereka mencontoh ulama2nya FPI) Abdul Muiz-----------------Bismilahirrahmanirrahiim RESPOND SAYA UTK MENGOREKSINYA. 1 .Pepatah mengatakan kalau gurunya kencing dijalan,anak2 didik nya kencing berlari.... Kalau ulama2 FPI cs suka berkelahi, menindas, maka anak2 didik juga akan mengikutinya... Makanya jauhi perbuatan2 kekerasan,berkata kata buruk dan kotor kpd orang lain....Bulan puasa adalah bulan utk bertaubat.... 2.Penyabab utama adalah kesalahan2 ulama2.usztad2 dan guru2 agama yang mengajarkan kpd umat seperti mengajarkan burung beooooo Mulutnya membaca bhs arab atau doa2, tapi mereka tdk mengerti sama sekali.Pikiran2 mereka waktu shalat bukan kpd ALLAH tapi melayang2 kepada yang lain.... jadi shalat seperti itu tidak ada manfaatnya,kalau ada sedikit sekali. Mari ajarkan anak2 didik agar mereka mengerti apa yang dibacanya. 3.Begitu juga shalat tarawih itu, tidak membawa manfaat, terbukti sudah mereka hanya ikut2 an saja, tidak mengerti apa2 yang dibacanya selama 1 jam menghadap ALLAH. 4. Shalat tarawih itu tidak diperintah oleh ALLAH, dan tidak dilakukan oleh Rasul, Kenapa dikerjakan.... menambah nambah syariat islam.....hanya ALLAH saja yang berhak membuat Syariat Islam. Mari kita jauhi perbuatan2 yg tdk diperintah oleh ALLAH dan tidak dikerjakan oleh Rasul...agar kita semua selamat dari laknat ALLAH. salam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz <mui...@...> wrote: > > Katanya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar, lha kok usai shalat tarawih terlibat tawuran massal ? penyebabnya sepele saling ejek, lihat tautan ini : http: //id.news.yahoo.com/lptn/20100814/tid-usai-tarawih-warga- sukmajaya-tawuran-e390447.html > > Selamat menikmati sahur, semoga sukses dan bahagia selalu. > > Wassalam > Abdul Mu'iz > [Non-text portions of this message have been removed]