[1] Ketagihan Gadget Disebuah acara yang menuntut pesertanya serius, misalnya; seminar, pengajian-ceramah agama, rapat bahkan sidang sering terganggu dengan berbagai macam bunyi dari benda kecil; telepon genggam dan sejenisnya. Ada peserta super cuek bebek, karena kurang menyimak acara hanya sekedar untuk mengetik di telepon pintar menyampaikan hal yang remeh. Tampak sibuk dengan dunianya sendiri. Bahkan sampai tersenyum-senyum.
Ada keluarga yang terdiri dari ayah ibu dan anak-anak tidak tampak hangat, harmonis ketika berada di restoran. Sambil menanti makanan tiba, mereka sibuk dengan gadget masing-masing. Saling diam hanya jari-jari yang sibuk. Ditengah kesibukan bekerja, lalu lintas yang macet; kesempatan berkumpul, silaturahim antar keluarga sebenarnya menjadi peristiwa yang sangat indah. Namun ketika masing-masing sibuk dengan alat komunikasinya, maka mereka tak hanya kehilangan kesempatan untuk bersilaturahim, mengakrabkan diri. Tanpa disadari juga menjauhkan diri satu sama lain secara emosional. Jika situasi ini semakin sering, maka diantara mereka sesama anggota keluarga bisa saling menjauh karena tidak merasa nyaman dalam kebersamaan. Teknologi komunikasi yang mustinya mendekatkan yang jauh ternyata pada saat yang sama juga menjauhkan yang dekat! Penggunaan gadget yang mewabah saat ini ditengarai banyaknya komunikasi antar keluarga yang tidak harmonis. Hubungan komunikasi yang kurang baik inilah menyebabkan masing-masing melarikan diri pada gadgetnya. Mereka lebih pandai berkomunikasi, mencurahkan emosi dan pikirannya di dunia maya. Kiranya bulan puasa ini adalah saat yang tepat untuk mulai menumbuhkan kembali komunikasi yang hangat dan tulus antar keluarga. -[lm-11] [dari berbagai sumber] --------------------------------------------------------------- l.meilany 180810/8ramadhan1431h [Non-text portions of this message have been removed]