Kota Bharu, Kelantan, 30 Agustus 2010 Dirintis, Uni Muslim Asia Untuk mengatasi sekat-sekat geografis artifisial akibat nasionalisme, sejumlah Muslim menginisiasi Asian Muslim Union (Uni Muslim Asia).
Peristiwa peluncuran koin Dinar dan Dirham Kelantan, di Kota Bharu, awal Ramadhan lalu, tak disia-siakan oleh sejumlah Muslim dari berbagai negeri yang berkumpul di sana. Diinspirasi oleh slogan "One Ummah One Currency" timbullah keinginan untuk mewujudkannya dalam kenyataan: persatuan umat Islam yang diikat hanya oleh ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul SAW. Maka, selepas acara peluncuran Dinar Dirham, di Lobi Hotel Grand Riverview, Kota Bharu, Kamis Sore, 2 Agustus 2010 itu, berkumpullah sekitar 20 orang dari tujuh negeri: Indonesia, Malaysia, Sulu (Filipina Selatan), Pakistan, Banglades, Singapura, dan Kazakhstan. Sebelum musyawarah berlangsung berbicara memberikan masukan Rais Abu Bakr Rieger, Presiden European Muslim Union (EMU). Tentu, dalam konteks yang berbeda, Pak Abu Bakr (berkebangsaan Jerman) menjelaskan mengapa keberadaan EMU sangat penting bagi umat Islam di Eropa. "Sebagai kelompok minoritas secara naluriah kami tentu merasa perlu beraliansi," tuturnya. EMU sendiri dirancang sebagai lembaga yang sama sekali tidak berorientasi politik, melainkan sosial dan dakwah (http://www.emunion.eu/). Sebagai institusi Islam, tentu saja, tidak ada sekat ras, etnis, ataupun warna kulit. Meskipun demikian EMU lebih memfokuskan diri kepada konstituen Muslim Eropa "asli", dalam arti bukan kaum imigran, yang berarti kebanyakan adalah muallaf. Kantor pusat EMU sendiri ada di Koln, Jerman, tapi memiliki kantor operasional di Strassbourg, Belgia, yang dikenal sebagai "ibu kota internasional", karena berbagai institusi internasional ada di sana. Keanggotaan EMU adalah Muslim dari berbagai negeri Eropa, mulai dari Macedonia, Bosnia, Albania, sampai negeri-negeri besar seperti Inggris, Jerman, Rusia, dan Turki. Bercermin dari pengalaman EMU itulah para hadirin pertemuan tersebut di atas akhirnya bersepakat untuk mendirikan AMU (Asian Muslim Union). Persisnya seperti apa wujud AMU nantinya masih akan dibahas dan dirumuskan oleh sebuah tim kecil, yang disepakati dikordinir oleh Bpk Zaim Saidi, dari Indonesia. Anggota tim kecil lainnya adalah Hasballah Syafi'iy (Singapura), Abdarahman Rachadi (Indonesia), Abdalghany Aueoskhanov (Kazakhstan), Sareemoro (Kesultanan Sulu), dan Khalidsyah (Malaysia). Yang jelas salah satu agenda pokok AMU nantinya adalah menopang pemberlakuan kembali mata uang syariah, Dinar dan Dirham, di seluruh bumi Muslim, di wilayah Asia khususnya. [Non-text portions of this message have been removed]