'80% Kartu prabayar wireless hanya jadi kartu panggil' JAKARTA (Bisnis): Praktisi meyakini sedikitnya 80% pengguna kartu prabayar telepon tetap nirkabel (fixed wireless) menggunakan produk tersebut hanya sebagai kartu panggil dan membuka usaha baru melalui warung SMS (short messaging service).
Sutikno Teguh, Dirut PT Emslanindo Prama-perusahaan penjual produk telekomunikasi nirkabel, mengatakan kecenderungan pelanggan menggunakan nomor perdana sebagai kartu panggil akan berdampak signifikan terhadap meningkatkan jumlah kasus nomor hangus (churn rate). Menurut dia, perilaku pelanggan tersebut sulit dihindari karena operator berlomba menawarkan kartu perdana yang lebih murah dibanding nilai pulsanya. "Pelanggan tentu lebih memilih membeli nomor baru daripada mengisi ulang karena harga dan benefit yang ditawarkan lebih menarik. Makanya jumlah nomor yang hangus juga semakin banyak," ujarnya kepada Bisnis kemarin. Dia mengatakan beberapa pelanggan lainnya yang selama ini sudah memiliki usaha warung telekomunikasi (wartel) justru memanfaatkan 'perang harga' antar operator untuk membuka usaha baru berupa warung SMS. Sebelumnya, pengamat telematika Roy Suryo mengatakan pendorong utama pengguna lebih senang melakukan penggantian nomor ketimbang mengisi ulang pulsa adalah harga kartu perdana yang semakin murah dan layanan yang ditawarkan oleh operator. "Kecenderungan untuk terus mengganti nomor ini akan terus berlanjut dan akan stabil pada angka 25%. Untuk menekan nomor hangus sulit dilakukan karena operator juga berebut untuk terus memperbesar basi pelanggannya," ujarnya. Dia memaparkan hasil suatu survai terhadap negara Asean menunjukkan churn rate di Indonesia tertinggi di mana dalam satu tahun terdapat 26% pengguna yang melakukan pergantian nomor dan 17% lainnya merencanakan untuk melakukan hal yang sama. Padahal jika dilihat secara total di seluruh negara Asean, pengguna telekomunikasi bergerak yang melakukan pergantian nomor rata-rata hanya 15% dan yang merencanakan hal yang sama 12%. Perdana murah Teguh memroyeksikan jumlah kasus nomor hangus di Indonesia tahun ini bisa mencapai 80% dari total pengguna kartu prabayar seiring dengan tetap maraknya harga murah kartu perdana yang disertai dengan program bonus. Selama 2004, dia menyebutkan jumlah kasus nomor hangus di Indonesia mencapai sedikitnya 67% dari total kartu perdana prabayar yang terserap pasar akibat maraknya penawaran harga bandrol yang di bawah nilai pulsa. Penawaran harga bandrol di bawah nilai pulsa, menurut Teguh, memang cukup meringankan bagi konsumen, tapi di satu sisi sebetulnya tidak menguntungkan secara bisnis karena biaya untuk setiap kartu perdana mulai dari lisensi, packaging, hingga promosi cukup besar. "Jadi, sah-sah saja operator menawarkan harga kartu perdana murah untuk mengambil ceruk pasar yang lebih rendah, tapi sebaiknya harga bandrol jangan di bawah nilai pulsa agar potensi churn rate bisa ditekan," tandasnya. Roy Suryo mengatakan dengan maraknya kasus nomor hangus maka sulit untuk menentukan angka penetrasi telekomunikasi yang sebenarnya jika hanya berpatokan pada jumlah pelanggan yang dikeluarkan oleh operator. Sebagai contoh, kata dia, data Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) menyebutkan jumlah pengguna telekomunikasi seluler di Indonesia saat ini mencapai 31,2 juta atau 14,1% dari jumlah penduduk tapi jika dilihat dari data churn rate bisa saja angka sebenarnya hanya tiga perempat dari yang dilaporkan itu. Beberapa operator mengklaim data jumlah pelanggan yang dipublikasikan adalah angka sebenarnya karena didasarkan pada nomor yang masih aktif di sistem tanpa memperhitungkan nomor hangus. (jha) --- If you need an office in Surabaya you don't have to invest on furnitures, ac etc. Contact: Office Center, Jl Pucang Anom Timur I/19, Surabaya 60282, Tel. 031 5013570, email: [EMAIL PROTECTED] Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/