Operator Seluler Yakin Pendapatan Tak Turun
Jakarta, Kompas - Direktur Utama PT Telkomsel Kiskenda Suriahardja dan Direktur Utama Indosat Hasnul Suhaimi menegaskan, pihaknya belum mengubah target pendapatan perusahaan setelah kenaikan harga bahan bakar minyak. Namun, keduanya optimistis pendapatan dari jasa seluler tak akan turun. Hal itu dikemukakan Kiskenda dan Hasnul yang ditemui terpisah, Senin (3/10). Keduanya mengaku belum mengkaji dampak kenaikan harga BBM terhadap kinerja perusahaan. Daya beli masyarakat pasti terpengaruh, tetapi telepon seluler sudah menjadi salah satu kebutuhan. Jadi, pemakaian mungkin tidak akan turun, ujar Kiskenda. Hasnul mengatakan, terkait dengan kenaikan harga BBM, perseroan belum mengubah target tahun ini, seperti belanja modal (capital expenditure), pelanggan baru, maupun laba. Kami masih menunggu perkembangan inflasi setelah hari raya Lebaran. Setelah itu baru kami bicarakan, apakah akan mengubah target atau bagaimana, katanya. Ia mengatakan, kenaikan harga BBM tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja Indosat. Pengaruhnya, menurut dia, lebih kepada daya konsumsi masyarakat. Sesuai dengan catatan Kompas, Indosat berhasil membukukan pendapatan usaha untuk periode tahun 2004 sebesar Rp 10,55 triliun atau naik 28,1 persen dibandingkan dengan tahun 2003. Laba usaha yang diraup sebesar Rp 3,23 triliun atau tumbuh 37,8 persen dari tahun sebelumnya. Secara terpisah, Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Departemen Komunikasi dan Informatika Basuki Yusuf Iskandar memastikan tender pemberian lisensi frekuensi layanan telekomunikasi generasi ketiga (3G) akan dilakukan pada November 2005. Dalam tender itu, pemerintah hanya akan mengizinkan satu operator dengan pemakaian frekuensi sebesar 10 megahertz (MHz). Kami akan memenangkan satu operator dulu untuk tahap pertama. Idealnya, satu operator mendapat 10 MHz, ujar Basuki. Seleksi alamiah Basuki menambahkan, setelah frekuensi 3G mulai dibersihkan dari operator non-3G, pemerintah berencana mengadakan tender kedua. Perkiraan pemerintah, tender kedua dapat dilaksanakan pada tahun 2007. Setelah semua frekuensi yang ada dibagikan kepada semua operator, mereka akan terseleksi secara alami. Operator yang menggunakan frekuensi 3G dengan baik akan terus beroperasi, sementara yang jelek akan mengembalikan frekuensi yang dikuasai kepada pemerintah. Saat ini izin frekuensi 3G diserahkan kepada Cyber Access Communication (CAC) sebesar 15 MHz dan Natrindo Telepon Seluler (NTS) 10 MHz. Sementara sisanya sebesar 35 MHz akan diperebutkan operator yang sudah eksis, yaitu Telkom, Telkomsel, Indosat, dan XL yang sudah melakukan uji coba layanan 3G. Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan A Djalil juga menegaskan, semua operator yang sudah beroperasi pada saat ini dapat dipastikan mendapat lisensi frekuensi 3G. Hal itu dilakukan karena pengaturan frekuensi memungkinkan semua operator eksis mendapat lisensi. ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get Bzzzy! (real tools to help you find a job). Welcome to the Sweet Life. http://us.click.yahoo.com/A77XvD/vlQLAA/TtwFAA/IHFolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Visit our website at http://www.warnet2000.net Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/warnet2000/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/