Wah, Jon. Boro-boro mau merenung, bacanya aja gua merinding.
Kalo benar analisa Sdr. Luh De Suriyani itu, udah rusak banget negeri ini
!!!
Dan juga kalau memang benar, rupanya konflik militer-islam, yang katanya
terus menerus sejak revolusi kemerdekaan, saat ini sudah mencapai tahap
"siapa make siapa" dan "siapa dipake siapa" !!!
Wah,wah, wah...........udah kaya film hollywood aja !!!

Wass.
----- Original Message -----
From: "Akhmad Bukhari Saleh" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "Yon-I/ITB" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Saturday, March 15, 2003 9:21 PM
Subject: [yonsatu] Dulmatin - Renungan Weekend


> http://www.detik.com/peristiwa/2003/03/15/20030315-133304.shtml
>
> Penyidik Bom Bali Ketahui Tempat Persembunyian Dulmatin Cs
>
> Kontributor : Luh De Suriyani
>
> detikcom - Sabtu, 15/3/2003,
> Sebanyak 10 tersangka bom Bali termasuk Dulmatin hingga kini belum
> tertangkap. Ketua Tim Penyidik Bom Bali Irjen Pol Made Mangku Pastika
> menyatakan Dulmatin yang dikenal sebagai perakit bom itu masih hidup.
Bahkan
> polisi sudah mengetahui tempat persembunyiannya. Di mana?
> "Berdasarkan petunjuk-petunjuk mereka masih di Indonesia. Tapi kita nggak
> nyebut daerahnya dulu. Bisa-bisa nanti bubar mereka," kata Pastika usai
> mengikuti acara Asian-Cina-Japan-and Korea Tourism Minister Retreat, di
> Hotel Ritz Carton, Jimbaran, Badung, Bali, Sabtu (15/3/2003).
>
> ==============================================================
>
> Ini berita menarik.
>
> Dua minggu sebelum Imam Samudra tertangkap, di milis Yon-I ini saya
> meng-quote ucapan Mangku Pastika waktu itu bahwa dia sudah tahu Imam
Samudra
> ada di mana. Yaitu di "tempat yang sensitif", katanya ketika itu.
> Dan quote tersebut saya tambahi penjelasan bahwa mari kita lihat saja,
> sebentar lagi Imam Samudra akan tertangkap, karena pihak yang melindungi
> Imam Samudra sedang 'ditekan' dan akan segera menyerah terhadap tekanan
itu.
>
> Posting saya tentang pasti akan tertangkapnya Imam Samudra itu adalah
untuk
> menjelaskan bahwa bom Bali bukan bikinan luarnegeri seperti yang
> digembar-gemborkan Din Syamsuddin dan Letjen. Maulani dari MUI (Majelis
> Ulama Indonesia lho, bukan Majelis Urusan Inul), tetapi memanglah buatan
> elemen Islam dalam negeri.
> Tetapi juga menjelaskan bahwa mereka itu bukan Islam mainstream, melainkan
> elemen Islam keblinger, yang tidak sadar sedang diperalat oleh (istilah di
> lingkungan Pentagon AS) "rogue elements within the Indonesian army", yang
> mengajari mereka berbagai teknik terorisme (Waktu dengar 'kuliah' kakaknya
> Amrozy tentang cara merakit bom pada waktu rekonstruksi kasus bom Bali,
saya
> jadi teringat gaya CMI-nya Sersan Satriman dari Rindam Siliwang waktu
> mengajar kita para anggota Yon-I di SusPanGuMil dulu, persis banget...
Jadi
> sampai teknik CMI tentara pun ditiru abis oleh elemen Islam sesat
tersebut).
> Dan di belakang rogue elements tersebut adalah elemen mantan penguasa Orba
> yang kekuatan finasialnya tidak terbatas.
>
> Sebab itu tidaklah heran kalau Imam Samudera lalu tertangkapnya di Serang,
> karena di sanalah "tempat sensiitif" itu, salahsatu tangsi kekuatan rogue
> elements tersebut.
> Mangku Pastika menunjukkan pada pihak rogue elements itu bahwa ada unsur
> asing, FBI Amerika dan AFP Australia) yang selalu "ngelongok dari belakang
> pundak" Polri sepanjang pengusutan kasus bom Bali. Sehingga fakta bahwa
Imam
> Samudra itu disembunyikan di Serang juga diketahui pihak asing. Dan kalau
> pihak rogue elements itu ngotot mau menyembunyikan Imam Samudra, akan
> terjadi skandal global.
> Maka terpaksalah pihak rogue elements menyerah, dan 'merelakan' Imam
Samudra
> ditangkap Polri.
>
> Jauh sebelum peristiwa bom Bali, pada berbagai peristiwa pemboman
terdahulu,
> sebetulnya pihak Polri juga sudah tahu siapa yang melakukan pemboman.
Bahkan
> sudah ada beberapa yang berhasil ditangkap.
> Tetapi karena kuatnya backing di belakang para pembom itu, Polri tidak
> berdaya untuk benar-benar mengungkapkannya sampai tuntas.
> Ada misalnya pelaku pemboman yang sudah tertangkap, tetapi karena anggota
> TNI harus diserahkan pada POM (CPM). Eh, tidak berapa lama kemudian lalu
POM
> dengan enteng bilang si tahanan itu melarikan diri...
> Tekanan politik dari para backing yang menyebut dirinya "pembela Muslim",
> juga menyebabkan Polri repot secara politis. Bahkan karena tekanan politik
> agama ini jugalah maka Pengadilan pun takut, pembom Poso yang nyata-nyata
> terbukti meledakan bom dengan banyak korban hanya dihukum 3 bulan penjara!
>
> Akan tetapi karena sudah banyak pengalaman menangani kasus-kasus bom, maka
> kasus bom Bali itu sebetulnya kasus mudah bagi Polri. Melihat zat kimia
yang
> dipakai dalam bom-nya saja, mereka sudah tahu siapa (kelompok mana) yang
> melakukannya dan di mana adanya orang itu.
> Jadi bagi yang mengikuti dan mengerti masalahnya, Mangku Pastika sih
> sebetulnya tidak hebat-hebat amat ilmu reserse-nya. Dia tinggal buka
> file-file yang sudah numpuk itu saja..
> Bedanya, kali ini pada kasus bom Bali ada FBI dan AFP di belakang Polri,
> sehingga kali ini mereka tidak takut pada TNI dan "pembela Muslim". Siapa
> yang mau mereka tangkap, bisa mereka tangkap.
>
> Dan kalau kita lihat catatan kriminal sehari-hari pun, sebetulnya Polri
kita
> itu cukup lumayan. Hampir tiap kasus kriminal, sebetulnya mereka tahu
siapa
> pelakunya.
> Namun apakah pelaku itu akan ditangkap atau tidak, itu soal lain. Banyak
> faktor-faktor lain yang menentukan tertangkap atau tidaknya si pelaku,
walau
> sudah diketahui identitas dan alamatnya.
> Kalau korbannya istri seorang Sekjen departemen, dalam sehari saja
pelakunya
> sudah tertangkap. Tetapi kalau korbannya orang biasa, ya lihat-lihat dulu.
> Kalau korbannya jenderal, maka pelaku yang oknum tentara pasti dalam satu
> hari juga tertangkap. Kalau korbannya orang sipil, maka pelaku yang
tentara
> sulit ditangkap.
> Kalau ada yang memberi biaya untuk mengejar sampai ke daerah, ketika si
> pelaku kabur ke kampungnya, polisi, yang sebetulnya serba tahu, sudah
lebih
> dahulu sampai dan mencegat di rumah si pelaku. Tetapi kalau tidak ada
biaya,
> ya bagaimana lagi, jatah bensin mobil polisi hanya 5 liter per mobil
patroli
> per hari...
>
>
> Belakangan setelah petugas-petugas FBI dan AFP pulang, Polri mulai agak
> repot lagi. Para teroris elemen Islam kini disembunyikan lagi di
> markas-markas tentara tertentu.
> Sehingga beberapa teroris, seperti Dulmatin misalnya, yang Polri
sebetulnya
> sudah tahu dia sembunyi di mana, jadi sulit menangkapnya.
>
> Tapi Polri sekarang sudah lebih pintar. Diungkapkan bahwa Dulmatin itu
> sebetulnya dua tahun lalu terlibat jauh dalam pemboman rumah Duta Besar
> Filipina di Jakarta, berkerjasama dengan elemen Islam di Filipina dan
> Malaysia. Dan bahwa kasus bom rumah Dubes itu identik dengan kasus bom
Bali.
> Jadi mendadak, nggak angin nggak hujan, kasus yang sudah lama mengendap
> dibuka kembali, karena mempunyai nilai internasional
> Polri juga lalu mengungkapkan pada masyarakat bahwa mereka sebetulnya
sudah
> tahu di mana Dulmatin berada. Jadi mengulang teknik menangkap Imam
Samudra,
> yaitu mengungkapkan pada masyarakat bahwa Polri tahu si pembom itu
> sebetulnya ada di mana, dan kalau sekarang belum tertangkap, yah ... ...
...
> masyarakat harap maklum sendiri!
>
> Sehingga fokus internasional dan fokus public opinion kini kembali lagi
> menyorot si Dulmatin ini.
> Dan Polri lalu bisa lagi menekan pihak-pihak yang mem-backing-i Dulmatin.
>
> Mari kita tunggu, berapa hari lagi Dulmatin akan tertangkap.
>
>
> Wasalam.
> ----------
>
> NB: Kalau mencermati yang begini,
> bagaimana kita mau mempercayakan
> Pasal 19 RUU TNI pada tentara ya?
> Dan kita semua tahu imbasnya,
> kalau tentara sudah tidak dipercayai
> masyarakat, bagaimana masyarakat
> mau menerima kehadiran Menwa?
> Puussyiiing.........
>
>
>
> --[YONSATU -
ITB]----------------------------------------------------------
> Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
> Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
>
>



--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>


Kirim email ke