Date: Thu, 13 Nov 2003 08:46:29 +0700 From: "Koni Nusetyo Ekantono" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [yonsatu] Diskusi dalam milis Yon1 Mahawarman
Saudara-saudaraku yang tercinta. Makin dekat dengan acara Hanata 2004, dalam situasi Ramadhan diskusi masalah agama adalah baik. Tetapi usulan bagaimana menyelamatkan Yon 1, makin jauh panggang dari api, apakah cukup diserahkan kepada panitya aja, tanpa prolog diskusi di milis ini langkah-langkah riil untuk Yon 1 tercinta! Salam dari KNE ****************************** Mas Koni, Diskusi agama baik dan tulisannya bagus2, hal itu banyak membuka wawasan saya. Saya berterimakasih sekali. Tetapi usulan Mas Koni juga bagus, dan untuk itu ada beberapa usulan saya untuk dipikirkan (kalau boleh) yaitu: Pak Syafril, mungkin bagus kalau di setiap akhir listar ini, disisipkan no. account Yon-1, jadi orang yang mau nyumbang, nggak usah nyari2 lagi nomor accountnya, tinggal liat aja no. account yang ada di setiap akhir listar. Soal mau nyumbang atau nggak, dan berapa2 nya, itu sih terserah .. he he he Dulu kan ada usulan untuk ngumpulin Rp. 25,000 perbulan peranggota, (kalau mau dan mampu), .... dengan adanya nomor account yang jelas ini, lewat bank bisa dimintakan untuk secara otomatis ditransferkan sejumlah tsb. dari account kita ke no. account tsb. setiap bulan. Saya pikir yang berat itu adalah being consistent, dan dengan cara ini, hal berat tsb sudah teratasi. Kita nggak usahsetiap bulan pergi ke bank dan ngisi formulir transfer ... betul nggak? Untuk mudahnya di organisasi, pengeluaran2 rutin sebaiknya serahkan saja ke bank, seperti misalnya bea-siswa dsb. Nanti bank tinggal melaporkan pemasukan dan pengeluarannya saja dan ini bisa di attach-kan di email sehingga setiap anggota milist bisa tau. Mudah ... kan? Acara Hanata ini diharapkan tidak hanya untuk kumpul2 terus nanti udahan dan habis begitu saja, tetapi harus ada kelanjutannya dan rencana2 kelanjutan ini mungkin ini bisa di tarik dari floor dalam acara Hanata. Apa sih yang terpikir dan dinginkan oleh khalayak Yon-1 yang kiranya bisa ditindak lanjuti sesudah HANATA ini???? Jadi nanti kalau datang ke acara, mohon hal ini juga bisa diakomodir oleh penyelenggara dan dipikirkan oleh peserta. Salah satunya, dari ratusan alumni Yon 1 ini pasti tidak semuanya kaya, dan rekan2 di PTDI (dan mungkin juga di tempat lain) baru saja kehilangan pekerjaannya. Dengan data yang baik, kita akan bisa mengiventarisir kekuatan kita, menggalang keuangan yang kuat, dan kemudian turut mermbantu rekan2 yang membutuhkan. Saya yakin panitia sudah memasukkan hal ini dalam RENSTRA-nya ke depan, tapi ini sekedar memohonkannya kembali Ini saja dulu ah .... ==================================== From: "edy christiono" <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [yonsatu] Re: Iran (Re: Re: Sekularisme) Date: Wed, 12 Nov 2003 22:37:47 +0700 ......kalau pakai email address kantor untuk berkomunikasi di forum seperti ini bisa disebut "korupsi" apa tidak ? atau yang sangat sederhana, saat jam kerja kita masih sempat baca koran......"korupsi" apa bukan ? bingung euy.......... sukris *********************** Pak Sukris, Betul juga sih yang terpikirkan oleh Pak Sukris. Kalau di kami, memang ada etika-nya (Standards of business conduct) seperti misalnya penggunaan telepon, email dan fasilitas kantor lainnya. Kami tidak dilarang untuk menggunakan telepon untuk kepentingan pribadi sepanjang untuk hal2 yang reasonable. (ini juga bias, tetapi secara ekstreem, nggak masuk akal kalau kita sepanjang hari terus2an nelepon ke rumah ber-lama2 misalnya). Untuk email juga demikian. Tetapi sepanjang kita bisa mempertanggung-jawabkannya, di kami hal ini tidak menjadi masalah. Itu sebanya saya minta kepada Pak Syafril untuk hanya mengirim listar-nya saja .... he he he :-) =================================== To: <[EMAIL PROTECTED]> cc: Subject: [yonsatu] Re: Sekularisme AWW. From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] ........ dgn imbalan dikelilingi bidadari yang cantik2 dengan sungai2 yang dialiri susu (Dalam hati saya bertanya2,kenapa kok imbalannya musti bidadari yang cantik2?, lalu kenapa nggak adabidadara yang tampan2?) ...... *********************** Kalau nggak salah, surga memang di gambarkan secara demikian di AQ, tetapi pengertiannya mungkin tidak secara harfiah bagitu, tetapi perlu penafsiran kembali. Sulitnya, penafsiran akan bergantung kepada orang yang menafsirkan yang kemampuan penafsirannya juga bergantung bagaimana latar belakang pendidikan dia, keluarga/lingkungan dia dibesarkan, pengalaman dsb. Kalau kita mengacu kepada pengertian bahwa surga itu merupakan suatu tempat tujuan kita semua untuk mencapai kebahagiaan, maka terlebih dahulu kita harus mendefinisikan apa yang dimaksud dengan kebahagiaan. Di dunia katanya juga ada kebahagiaan, tetapi sifatnya tidak kekal. Kalau kita amati mungkin memang demikian, seperti misalnya sewaktu mhsw, kita ujian dan sesudah itu menunggu hasilnya deg .. deg ... an. Pas lulus, rasanya bahagia sekali, karena realitasnya sesuai dengan yang kita inginkan. Tetapi selang beberapa lama sesudah itu rasa kebahagiaan kita berkurang, dan kita menginginkan sesuatu yang lain lagi, deg... deg..an lagi, dan bahagia lagi (atau kecewa?) dan demikian seterusnya berulang-ulang selama hidup. Berangkat dari pengamatan ini, maka kita bisa mendefinisikan bahwa kebahagiaan itu secara matematis adalah perbandingan antara realitas yang tercapai dengan hal yang diinginkan dalam selang waktu tertentu. Selama hidup kita mengalami hal2 seperti ini berulang kali, dan mungkin kebahagian kita selama hidup adalah merupakan integral dari fungsi kebahagiaan tadi dari t=waktu lahir sampai dengan t=waktu mati. Dari fungsi tsb, bagaimana cara kita memaksimalkan kebahagiaan adalah hanya dengan memainkan fungsi tsb, yaitu memaksimalkan pembilangnya (realitas) atau meminimumkan penyebutnya (keinginan kita). Memaksimalkan realitas artinya kerja keras agar semua keinginan bisa terealisasikan, dan meminimumkan penyebut adalah mengatur keinginan, apakah keinginannya sedikit2 saja, atau yang pasti2 saja (tidak terlalu berat) agar bisa direalisasikan. Kalau kita liat para biksu, brahmana, pastor, kyai/ulama yang rata2 hidupnya sederhana, mereka sejalan dengan pengertian ini karena keinginan mereka sudah hanya tinggal sedikit. Hanya menginginkan keridhaan Tuhan semata. Juga kalau mengacu kepada rumus di atas, kalau seseorang sudah meninggal, maka keinginannya=0, dan sesuatu dibagi 0 adalah besar sekali, sehingga dari rumus di atas, orang yang sudah meninggal akan berbahagia sekali ...mudah2an he...he :-) Kembali kepada pengertian surga, kalau mengacu kepada rumus/pengertian di atas, maka surga merupakan tempat dimana apa yang diinginkan itu bisa terealisasikan, dan masih mengacu kepada rumus di atas, orang yang masuk surga nampaknya orang yang sudah bisa mengendalikan keinginannya menuju 0 (sederhana), atau dengan kata lain, hanya mengharapkan keridhaan Allah semata. Demikian juga dengan neraka, keterangan2 mengenai hal ini, juga memerlukan penafsiran. Kita diberitahu bahwa Allah itu maha pemurah dan maha penyayang. Kalau mengacu kepada pengertian ini, yang akan menghukum kita atas kesalahan kita mungkin bukan Allah karena kalau demikian, hal itu tidak sejalan dengan pengertian di atas. Jadi kalau begitu siapa yang akan menghukum kita atas kesalahan2 kita? Kalau kita mengamati, kalau kita melakukan kesalahan, kemudian akan timbul rasa sesal, yang tingkatnya juga bermacam-macam, mulai dari termenung sendiri, menangis, dan bisa juga sampai membunuh dirinya sendiri. Rasa penyesalan ini datangnya dari kita sendiri, dan rasa penyesalan ini dapat juga ditafsirkan sebagai hukuman bagi kita, yang tingkatnya bisa bermacam-macam tadi, tergantung dari berapa dalam kita menyesal. Dari pengamatan ini, mungkin yang akan menghukum diri kita atas kesalahan yang kita perbuat adalah diri kita sendiri, dan tempat dimana penyesalan itu dilakukan adalah neraka. Naudzubillahi min dzalik Ini saja dulu. Mohon dikoreksi kalau hal ini salah, hal ini hanyalah merupakan pemikiran untuk bahan diskusi, bukan merupakan suatu kebenaran mutlak. Wassalam, Harry Kusna --[YONSATU - ITB]---------------------------------------------------------- Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net> Moderators : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Unsubscribe : <mailto:[EMAIL PROTECTED]> Vacation : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>