saya setuju bahwa pemerintah sekular selalu menghindari agama secara ekplisit...... tapi toh kerap hal itu susah dihindari.....bahkan seorang George W Bush pun sampai terpeleset kepada hal tsb waktu dia mencoba menjustifikasi serangannya ke Irak.....itu ketika dia pakai term 'crusade......' soal UU di perancis, kelihatannya antar mereka sendiri masih sering debat...dan uu itu sendiri ditentang oleh hampir semua kalangan agama: kristen, islam maupun yahudi....bahkan orang sigh. memang imam besar mesjid paris pernah ngomong bahwa menurut dia '.....kita harus menghormati peraturan yang berlaku di negeri tempat kita tinggal.....', tapi itu bukan suatu endorsment terhadap uu tsb. kalau disebutkan uu tsb menjadi pelindung supaya tidak terjadi pelecehan agama...pertanyaannya tentu berkembang : kenapa terjadi pelecehan agama di negara sekular yang menerapkan konsep 'freedom to believe'......? soal kapasitas beradaptasi....saya kira orang indonesia di satu sisi punya kapasitas yang cukup besar (walapun kalau jalan-jalan ke luar negeri masih sering bawa rice cooker dan popmie he he he )........ karena apa? kita masih mengidolakan bahwa yang berasal dari negara maju/barat itu pasti lebih 'baik' dan layak ditiru........makan di KFC akan lebih gengsi daripada makan di Ny Suharti....etc...kadang-kadang kita bahkan kehilangan identitas diri karena begitu mudahnya menerima hal baru..... coba kita bandingkan dengan tingkat adaptasi orang bule, mereka sukar sekali khan berlaku seperti kita di negeri kita........itulah kenapa di jakarta ada american club, bristish school, french school dll..... yang mereka inginkan adalah bukan beradaptasi tapi mengubah lingkungan tempat tinggal mereka sesuai dengan budaya mereka sehari-hari.........karena kuatnya identitas diri mereka.... salam, noor syarifuddin/xix ps. saya mahawarman lho bukan mahawarmin.... [EMAIL PROTECTED] wrote: Yah, disinilah repotnya kalau kita dalam membahas sesuatu selalu mengacu kepada agama secara explicit, karena dengan begitu suatu ketika pasti titik singgung itu akan tersentuh juga. Pemerintahan sekular justru ingin menghindari hal itu terjadi, sekalipun mereka tidak menutup kemungkinan bahwa agama dijadikan sebagai sumber inspirasi mereka juga dalam mengambil sikap dan keputusan. Namun, ini tidak eksplisit dilakukan, melainkan lebih bersifat sebagai panduan moral. Masalah pemerintah Perancis yang memberlakukan UU larangan mengenakan atribut keagamaan disekolah2 negeri, justru menurut mereka untuk menghindari timbulnya pelecehan agama2 tertentu yang dapat menimbulkan konflik antar umat. Bahkan organisasi islam terbesar Perancis mendukung UU itu (lupa namanya).
>.....dan seringkali itu tidak mudah, karena menurut orang fisika, kita tahu ada suatu 'kelembaman' yang >harus dilawan.....hal yang kedua, seringkali terjadi ada sifat defensif juga....semakin di'paksa' maka >kelembaman itu akan semakin besar dan semakin besar pula energi yang harus dikeluarkan..... Kalau ini menurut saya tergantung habitat kita bagaimana. Kalau habitat kita memang moment inertianya besar sekali, misalnya terbiasa dengan sikap hidup yang dogmatis, maka yang anda bilang itu memang suatu realita yang tak bisa dihindari. Tapi, kita kan sekarang sedang berada dalam abad dimana konsep 'learning society' sedang tumbuh berkembang, jadi mudah2an tingkat agilitas kita bisa meningkat, responsif dan mudah beradaptasi terhadap kebutuhan jaman demi kedamaian, keadilan dan kesejahteraan seluruh umat manusia. Senang bisa bertukar pikiran dengan anda, mbak Noor. Salam hangat, HermanSyah XIV. noor syarifuddin 04/05/2004 15:16 Please respond to yonsatu To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject: [yonsatu] Re: Freedom to believe saya setuju bahwa mereka akan leluasa tanpa dicap murtad atau menyalahi aturan agama....namun kelihatannya hal ini akan valid selama tidak ada persentuhan kepentingan....namun seperti saya sebut sebelumnya, bahwa konsep agama itu sangat intrisik, jadi perbenturan kepentingan pada suatu titik akan terjadi......... Hal ini terbukti di perancis waktu mereka bermaksud mengeluarkan uu pelarangan simbol-simbol agama bagi anak sekolah atau pegawai pemerintah (dan katanya parlemen belanda juga akan mengikutinya)......... nah di sini bagaimana sebenarnya konsep negara sekuler dan freedom to believe itu diuji.........di satu sisi apa urusannya pemerintah mengeluarkan uu tsb, toh agama bukan 'bisnis' pemerintah.....hal kedua, kalau itu diterapkan, maka konsep freedom to believe jadi gak relevan lagi dong....karena WN tidak lagi bebas untuk 'act as their believe'....... saya setuju, itu soal pilihan.......jadi di situlah sebenarnya kemauan untuk 'accept the difference' itu yang penting........dan kita maupun mereka termasuk saya.....masih punya kelemahan untuk menerapkan hal tsb dalam kehidupan sehari-hari....... kenapa itu terjadi..?..ya karena dalam hidup kita terbiasa dengan point of reference yang selalu menjadi acuan atau orietasi hidup kita, jadi kalau ada point of reference yang beda kita perlu waktu dan energi untuk re-orientasi.....dan seringkali itu tidak mudah, karena menurut orang fisika, kita tahu ada suatu 'kelembaman' yang harus dilawan.....hal yang kedua, seringkali terjadi ada sifat defensif juga....semakin di'paksa' maka kelembaman itu akan semakin besar dan semakin besar pula energi yang harus dikeluarkan..... salam, noor syarifuddin/xix btw, ini mengganggu yang lain gak yauw.....kok jadi keterusan he he he he --[YONSATU - ITB]--------------------------------------------- Arsip : atau News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman Other Info : --------------------------------- Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business $15K Web Design Giveaway - Enter today --[YONSATU - ITB]--------------------------------------------- Arsip : <http://yonsatu.mahawarman.net> atau <http://news.mahawarman.net> News Groups : gmane.org.region.indonesia.mahawarman Other Info : <http://www.mahawarman.net>