Laa Ikraha Fid-dien, satu ayat yang sangat indah dalam al-quran. 
Tidak ada pemaksaan dalam agama mencerminkan betapa demokratisnya 
Islam. Satu ayat yang bisa menjadi antidot akan upaya segelintir 
orang yang menafsirkan beberapa ayat yang mengisahkan tentang perang 
atau memerintahkan berperang dengan tafsir kekerasan. Ketika ada 
perintah yang menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam agama, 
seharusnya kita bisa berpikir bahwa hatta penghinaan verbal pun 
tidak boleh apalagi sampai membuat sesama umat manusia terluka 
bahkan terbunuh hanya karena beda dalam menafsirkan ayat suci.

Perbedaan dalam menafsirkan ayat suci adalah hal wajar karena orang 
akan menafsirkan ayat sesuai dengan latar belakang dan tabiatnya. 
Apabila satu ayat suci ditafsirkan oleh orang yang bertabiat kasar 
dan keras, maka ayat tersebut pun akan ditafsirkan keras juga. Apa 
yang disebut oleh sebagaian orang sebagai jumhur ulama tidak mejamin 
bahwa tafsirnya terhadap ayat itulah fatwa kebenaran karena sekali 
lagi satu ayat bisa juga ditafsirkan sesuai dengan kepentingan yang 
menafsirkan. Satu lembaga yang menyatakan dirinya sebagai kelompok 
ulama bukanlah jaminan bahwa dia telah mewakili seluruh umat dalam 
satu negara. Buktinya masih banyak ulama lain yang memiliki tafsir 
berbeda dalam satu perkara, hanya saja kebanyakan ulama ini tidak 
memiliki media atau uang untuk mengekspos tafsirnya. 

Ambil contoh ayat yang memerintahkan untuk memerangi kemungkaran. 
Kenapa lantas diambil kesimpulan bahwa memerangi kemungkaran itu 
harus dengan cara bunuh membunuh, bakar membakar, dan mengangkat 
senjata seperti yang selama ini dilakukan FPI. Coba kita analogikan 
dengan perintah memerangi kemiskinan atau memerangi wabah flu 
burung. Apakah kita juga lantas membunuhi orang-orang miskin atau 
membakari orang-orang yang terkena flu burung. Tidak kan ? yang kita 
lakukan adalah membuka lapangan kerja, memperbaiki pendidikan, 
mencari serum anti flu burung. Kenapa ayat yang memerintahkan untuk 
memerangi kemungkaran tidak ditafsirkan sama ? Ketika terjadi 
kemaksiatan, prostitusi menjamur, narkoba merebak, aliran sesat 
mewabah, kenapa tidak membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya 
sehingga para kaum prostitute ini punya pilihan lain ? kenapa tidak 
memberantas jaringan narkoba jangan korbannya yang dipukuli ? Kenapa 
tidak memberikan pendidikan yang benar kepada orang-orang yang 
disinyalir sudah mengikuti ajaran sesat sehingga kembali pada track 
yang benar ?

Selain itu, bukankah ada ayat yang memperingati Nabi dengan jelas 
bahwa Beliau hanyalah Sang Pembawa Pesan bukan yang menentukan 
beriman atau tidaknya seseorang. Diriwatkan Azbabun Nuzul turunya 
ayat ini ketika nabi bersedih paman yang dicintai sampai akhir hayat 
tidak mengucapkan kalimah syahadah. Artinya, tugas kita pun tidak 
lebih hanya sebagai penyampai pesan. Jika kita menganggap seseorang 
atau sekelompok orang telah sesat dan kafir, batas tugas kita hanya 
menyampaikan apa yang kita anggap benar dan jangan mengikuti 
kesesatan itu TITIK. Perkara dia tidak mau mengikuti Anda dan lebih 
mengikuti kelompok yang Anda anggap sesat sudah bukan menjadi 
tanggung jawab kita karena kita sudah mengingatkan. Bukannya malah 
memukuli dan membunuh orang itu, apalagi membakari rumah orang itu 
sampai tempat ibadahnya pun dihancurkan. Itu berarti Anda sudah 
melampau batas, Anda tidak lagi menegakkan Mizan dan Keadilan. Anda 
tentu tidak mengharapkan orang mengikuti Anda karena rasa takut 
dipukuli atau dihancurkan rumahnya sehingga di bibir terpaksa dia 
menyatakan kebenaran Anda tapi di hati dia mengutuki dan menyumpahi 
Anda.

Ada ayat yang memerintahkan kita untuk tidak berbuat kerusakan di 
muka bumi. Apa yang telah dilakukan FPI sungguh bertentangan dengan 
ayat ini. Lagipula coba kita pakai logika, berapa kerugian ekonomi 
karena aksi penghancuran yang sudah dilakukan FPI sejak tahun 2001. 
Satu contoh kasus, ketika mereka membakar rumah ibadah, apakah 
mereka tidak berpikir bahwa tempat yang mereka bakar itu di bangun 
pakai uang ?! Kalau memang rumah ibadat itu dianggap menjadi sarang 
beredarnya aliran sesat, daripada dibakar lebih baik kan 
dialihfungsikan seperti menjadikannya sekolah yang dikelola oleh 
aparat yang berwenang mengingat banyak bangunan sekolah di Indonesia 
sudah tidak layak pakai. Aksi penghancuran fasilitas umum dalam 
bentuk rumah ibadah yang dilakukan FPI ini betul-betul sudah 
merugikan tidak hanya secara mental tapi secara materil. Kelakuan 
mereka membakari dan meruntuhkan banyak bangunan betul-betul tidak 
memakai logika. Lakon FPI ini seolah-olah masyarakat Indonesia sudah 
begitu kaya-nya sehingga gampang saja mengancurkan banyak bangunan 
yang dibangun dengan menggunakan uang yang tentu saja bukan dalam 
jumlah kecil dimana kalau uang itu diberikan pada orang miskin pasti 
jauh lebih berguna.

Saya pribadi menyesali satu partai islam yang cukup besar di 
Indonesia yang dulu mengkader saya, tidak bersuara untuk melawan 
kekerasan dalam dakwah islam. Kenapa petinggi partai ini tidak 
menyorot pada cara dakwah yang menggunakan kekerasan dan pemaksaan. 
Mereka yang dulu mengajari saya nahnu duat qobla kulli sya'I, mereka 
yang memerintahkan saya untuk berdakwah dengan cara yang hasanah 
dengan cara yang baik tanpa paksaan. Tapi ketika terjadi kekerasan 
oleh FPI di berbagai tempat dengan alasan dakwah termasuk pada 
peristiwa Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monas 1 Juni 2008, 
petinggi-petingginya justru mencoba mengalihkan isunya. Apakah orang-
orang ini sudah lupa asasnya dalam berdakwah ? Meskipun mereka diam, 
yang pasti TIDAK ADA ALASAN APAPUN YANG MEMBENARKAN AKSI KEKERASAN 
TERHADAP SESAMA UMAT MANUSIA APALAGI SESAMA ANAK BANGSA YANG DISUSUI 
OLEH IBU YANG SAMA IBU PERTIWI !! ISU KEKERASAN FPI DI MONAS ATAU 
DIMANAPUN MAU DILENCENGKAN SEJAUH APAPUN DARI FAKTANYA YANG PASTI 
MASYARAKAT SUDAH CERDAS MENYIMAK BAHWA KEKERASAN DAN PERILAKU TIDAK 
SOPAN LAINNYA TIDAK AKAN DITERIMA DI INDONESIA !! SILAHKAN PERGI KE 
NEGARA LAIN YANG MENGIJINKAN ANDA MELAKUKAN AKSI KEKERASAN !! DAN, 
SIAPAPUN YANG MENGGUNAKAN CARA-CARA KEKERASAN UNTUK MENG-GOL-KAN 
AGENDANYA, MAKA TUNGGULAH KEBINASAANNYA !!

Love

Ninik

Kirim email ke